Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gelato & Sorbetto Booming, Tukang Es Krim Muncul di Pasar Santa

Tren perkembangan dessert bisa menjadi sumber inspirasi peluang usaha yang menjanjikan. Panganan olahan dingin ini biasa disajikan sebagai pencuci mulut dan sudah tak asing di lidah orang Indonesia.
Mohamad berharap bisa segera mengembangkan pasar dengan skema peluang usaha./tukang es krim
Mohamad berharap bisa segera mengembangkan pasar dengan skema peluang usaha./tukang es krim

Bisnis.com, JAKARTA – Bisnis dessert saat ini sedang booming, mulai dari berbagai bentuk dessert ala Taiwan, frozen yoghurt, es krim, gelato dan sorbettto atau biasa disebut sorbet.

Tren perkembangan dessert bisa menjadi sumber inspirasi peluang usaha yang menjanjikan. Panganan olahan dingin ini biasa disajikan sebagai pencuci mulut dan sudah tak asing di lidah orang Indonesia.

Peluang ini ditangkap dengan baik oleh beberapa pelaku usaha, salah satunya oleh Mohamad yang sudah mulai melakukan riset persiapan usaha sejak Oktober 2014.

Mulai Juni lalu, pria 34 tahun yang biasa disapa Maskot ini akhirnya mulai mendirikan gerainya dengan nama Tukang Es Krim yang beralamat di lantai 2 Pasar Santa, Jakarta.

Meski memakai nama Tukang Es Krim, dia menjelaskan produknya adalah gelato dan sorbet yang diproduksinya sendiri dengan menonjolkan bahan alami.

Gelatonya dibuat dengan menggunakan susu sapi perah, bukan susu cair kemasan. Begitu juga dengan sorbetnya dengan memakai bahan baku buah seperti pisang dan blueberry.

“Saya melihat peluang yang sedang berkembang sekarang adalah kuliner kreatif seperti dessert. Tetapi saya tidak mau hanya dessert dengan tren sesaat sehingga saya pilih gelato dan sorbet yang digemari semua kalangan,” kata dia.

Di sela-sela kesibukannya meladeni pelanggan, Mohamad berujar dia memakai nama es krim sebagai mereknya karena publik masih relative sulit membedakan ketiga produk itu. Memang, jika dilihat sekilas, penampilan ketiganya sangat mirip.

Perbedaan produk ini ada pada bahan baku dan tekstur atau rasanya ketika dimakan. Es krim memakai bahan krim serta bahan lain seperti telur, buah atau penambah rasa.

Daya tahan es krim bisa hitungan bulan bahkan tahun tanpa perubahan rasa sehingga banyak diproduksi massal.

Gelato, dalam bahasa Italia, berarti es krim. Gelato bertekstur lebih padat daripada es krim. Kandungan emaknya juga lebih sedikit, berkisar 7-8%, sementara es krim bsia mengandung lemak hingga 15%.

Pemakaian bahan baku utama berupa susu, bukan krim, serta bahan lain seperti air, gula dan buah-buahan segar membuat produk ini hanya tahan beberapa hari sehingga biasanya disajikan di kafe atau toko.

Adapun, sorbet adalah olahan dari buah-buahan segar tanpa susu atau krim. Bahan utamanya berupa buah sehingga rasanya lebih menonjol dibandingkan dengan es krim maupun gelato.

Saat dicicipi, sorbet buatan Mohamad lebih lumer di mulut, teksturnya lembut serta rasa buahnya sangat menonjol dibandingkan es krim biasa. Begitu pun gelatonya yang manis dan tidak terasa tajam di lidah.

“Perbedaan tekstur itu karena cara pembuatan gelato yang perlu teknik khusus yakni tidak boleh diaduk cepat-cepat supaya teksturnya halus, lembut dan udara di dalamnya sedikit,” terangnya.

Ketika menyeriusi usahanya, Mohamad mengeluarkan modal dengan kisaran sekitar Rp100 juta – Rp200 juta. Modalnya kebanyakan digunakan untuk keperluan beli peralatan pengolahan dan display, bahan baku, riset, sewa lokasi serta kemasan.

“Saya perkirakan bisa balik modal sekitar 6 bulan,” kata dia.

Optimisme itu karena melihat respon pasar terhadap produknya. Dalam sehari, Mohamad bisa menjual rata-rata 50 cup gelato dan sorbet dengan variasi harga Rp20.000 – Rp30.000.

Pada akhir pekan, biasanya angka penjualannya bisa lebih tinggi dibandingkan hari biasa karena kondisi Pasar Santa yang memang lebih dipadati pengunjung tiap akhir pekan.

“Omzet pada Juni bisa mencapai Rp60 juta sementara pada Juli Rp70 juta. Kondisi itu masih belum maksimal karena terpotong saat Puasa. Harapannya bulan ini bisa lebih ramai,” kata dia.

Kepada konsumen, Mohamad menawarkan 5 varian Gelato dan sorbet, yakni rum raisin, chocolate chunks, sweet banana, chocolate nad, serta blueberry. Dia juga menyiapkan varian lain seperti pistachio dan maskot (rasa vanilla coklat).

“Ke depan saya akan luncurkan rasa mangga. Saya juga mau buat pengembangan produk mulai 1 September dengan membuat menu variasi waffle dan cone,” kata dia.

Maskot menuturkan usaha penjualan gelato dan sorbet sebenarnya sangat menjanjikan. Meski enggan menyebutkan margin labanya, dia mengaku dari omzet penjualan dia masih bisa mengantongi laba yang lumayan. “Margin labanya cukup lezat,” katanya.

Kendati demikian, dia mengaku pasar untuk gelato dan sorbet masih perlu diedukasi. Tak jarang ada calon pembeli yang masih menganggap harga produknya terlalu mahal jika dibandingkan dengan es krim merek general yang dijual bebas.

Tetapi proses edukasi ini tidak dianggapnya sebagai hambatan. Dia justru mencari strategi untuk mengedukasi pasar lewat strategi formula harga.

Misalnya harga 1 cup yang hanya satu  rasa (sekitar 80 gram) dibanderol Rp20.000. Sementara harga 1 cup dua rasa (100 gram) dibanderol) Rp25.000 dan harga untuk tiga rasa gelato dan sorbet cukup dengan membayar Rp30.000.

“Jadi dengan hanya menambah Rp5.000 pengunjung sudah bisa menikmati dua rasa, atau menambah Rp10.000 sudah dapat tiga rasa. Strategi saya lainnya dengan pemilihan lokasi usaha sebab Pasar Santa ini marketnya middle up, jadi sudah relative tidak terlalu masalah,” terangnya.

Demi menggenjot penjualan dan memenuhi target BEP selama 6 bulan, Mohamad juga melakukan sejumlah promosi, seperti lewat radio. Tak ketinggalan, beberapa hari lalu dia juga meramaikan media sosial dengan membuat akun Instagram @Tukangeskrim untuk mengenalkan mereknya.

Mohamad berharap bisa segera mengembangkan pasar dengan skema peluang usaha. Dia sedang mengurusnya dengan menyiapkan lisensi yang diperlukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper