Usaha Grosir Kaos Promosi
Selain fungsi utamanya sebagai pelindung dari panas dan hujan, tenda juga kini menjadi salah satu produk yang sering dimanfaatkan pelaku usaha untuk berpromosi.
Hal ini memunculkan inspirasi bisnis bagi Muhamad Arifin, yang bersama-sama dengan kakaknya mulai menggeluti bisnis tenda promosi sejak empat tahun lalu. Muhamad mengurus produksi dan kakaknya pada bagian lain seperti pemasaran.
Pria 26 tahun ini berujar dia melihat peluang bisnis tenda promosi yang sangat prospektif ketika masih bekerja di perusahaan telekomonikasi yang sering menggunakan payung besar saat promosi. Lama kelamaan payung diganti menjadi tenda berbahan parasut yang bagian atasnya bisa disablon.
“Sekarang trennya perusahaan lebih memilih memakai tenda saat pameran, keuntungannya karena bentuknya lebih ringkas, bisa dibongkas pasang dan bisa sekaligus untuk berpromosi,” kata dia.
Penggunaan tenda promosi kebanyakan untuk event pameran, promosi besar-besaran, launching produk baru atau sosialisasi program.
Ketika memulai usahanya, keduanya menggelontorkan modal usaha sekitar 50 juta untuk mendirikan membeli bahan baku dan alat produksi serta biaya pengiriman.
Semua proses produksi dilakukan di workshop-nya yang beralamat di Jalan Jeruk nomor 217 di Sidoarjo, Jawa Timur.
Total ada sekitar 8-10 jenis tenda yang mampu diproduksi Muhamad per bulan, masing-masing kuantitasnya sekitar 20 unit.
Permintaan dari Indonesia Timur Cukup Tinggi
Tenda yang paling diminati untuk promosi adalah yang berbentuk limas dan kerucut. Namun selain itu mereka juga memproduksi aneka tenda lainnya seperti tenda terup, tenda komando untuk pramuka dan marinir, tenda payung untuk taman dan kanopi.
Tiap unit tenda dibanderol dengan harga yang berbeda, tergantung ukuran, jenis bahan serta luas permukaan tenda yang disablon / print. Semakin besar bagian tenda yang di-print, tarifnya akan semakin tinggi.
Misalnya, untuk tenda berbentuk limas atau kerucut ukuran 3x3 meter, dibanderol harga Rp8 juta. Tenda terup ukuran 4x6 meter dibanderol Rp7 juta, sementara kanopi dipatok harga Rp500.000 per meter. Jumlah itu belum termasuk ongkos kirim.
Segmen pasar yang dibidik Muhamad yakni kalangan instansi seperti pemerintah daerah, kepolisian, serta kalangan perusahaan swasta. Dia juga sering mendapat pesanan dari paguyuban UMKM serta pedagang kaki lima yang memerlukan tenda untuk event tertentu.
“Mereka sudah lebih aware dengan pentingnya branding dan menampilkan logonya saat ada kegiatan. Misalnya sering kita lihat tenda kepolisian di tepi jalan, atau tenda instansi dan pemkab dalam program-program pemerintah seperti puskesmas kelilung,” kata dia mencontohkan.
Dia lebih banyak mengincar pelanggan di daerah Indonesia Timur seperti Papua, Ternate, Maluku, Makassar dan Pare-pare. Alasannya, belum banyak pemain di daerah tersebut sementara kebutuhan akan tenda promosi sangat tinggi.
Rata-rata satu perusahaan bisa memesan 10-20 unit tenda sekaligus, kendati dia tidak menerapkan minimal order. Pesanan paling banyak yang pernah dia terima yakni 60 tenda dari pemerintah daerah di Sulawesi Tenggara.
Dalam memasarkan produknya, Muhamad memanfaatkan media online seperti situs website www.tendaqu.com dan media sosial Instagram lewat akun @tenda_branding. Karena itu sebanyak 80% pemesanan tenda dilakukan secara online.
Biasanya sebelum mulai produksi, Muhamad akan meminta desain dan logo yang ingin dicetak serta DP 50%. Pelunasan dilakukan jika barang sudah selesai dibikin dan siap dikirim, yang biasanya memakan waktu sekitar empat hari.
“Dalam sebulan pesanan yang masuk dan omzetnya bervariasi, rata-rata sekitar Rp120 juta dengan margin laba sekitar 20%,” tuturnya.