Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harumnya Rejeki dari Kerajinan Akar Wangi

Perempuan 44 tahun berujar pasar konsumen yang dia incar yakni kalangan menengah atas. Awalnya dia lebih banyak membuka pasar di luar negeri lewat berbagai pameran. Pesanan sempat mengalir dari berbagai negara seperti Perancis, Malaysia, Singapura dan Arab Saudi.
Produk dari akar wangi /Foto: Ropesta Sitorus
Produk dari akar wangi /Foto: Ropesta Sitorus

3. Permintaan Lebih Tinggi dari Pasokan

Perempuan 44 tahun berujar pasar konsumen yang dia incar yakni kalangan menengah atas. Awalnya dia lebih banyak membuka pasar di luar negeri lewat berbagai pameran. Pesanan sempat mengalir dari berbagai negara seperti Perancis, Malaysia, Singapura dan Arab Saudi.

Namun karena alasan tidak terlalu nyaman dengan ekspor karena banyak alasan untuk menekan harga, akhirnya dia memutuskan meladeni pasar lokal yang ternyata permintaannya tidak kalah besar.

Kebanyakan pelangganya saat ini adalah end user seperti dari kalangan perseorangan dan rumah tangga, hotel, serta hotel dan resort. Dia bekerja sama dengan banyak hotel bintang 3-4 di Garut dan menyediakan bed cover, kotak tissue dan lainnya.

Dia juga memasok kebutuhan untuk spa salah satu brand perawatan tubuh Martha Tilaar. Selain itu dia juga biasanya meladeni pesanan Pemda, BUMN, Kepolisian Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesi yang membeli produk akar wangi sebagai souvenir untuk berbagai acara.

Menurutnya permintaan kerajinan akar wangi masih tinggi dan belum semua bisa terpenuhi. Kendati tidak terkendala dalam bahan baku akar wangi yang memang cukup melimpah di Garut, dia kesulitan mendapatkan SDM berupa perajin terampil.

Pasalnya proses produksi kerajinan akar wangi cukup memakan waktu. Seorang penenun yang sudah terampil sekalipun hanya mampu menenun dua meter akar wangi sehari. Saat ini, dia dibantu oleh 32 orang penenun di pabriknya serta 100 orang perajin dan 18 orang karyawan untuk finishing.

Demand dan supply sebetulnya tidak seimbang, apalagi selama ini kami mengcover permintaan dari Sabang sampai Merauke. Misalnya sajadah, permintaannya bisa 1.000 unit sementara kemampuan kami cuma 200,” ujarnya.

Dalam memasarkan produknya, Joanna tidak membuka pemasaran online karena ingin memberikan kesempatan tersebut kepada agen reseller. Joanna fokus pada produksi dan penjualan secara grosir di galeri serta konsinyasi di beberapa toko oleh-oleh di Garut.

“Dari penjualan selama ini omzetnya lumayan tetapi saya tidak bisa ungkapkan. Margin laba yang bisa diambil sekitar 20%,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper