1. Ahmad Tessario: Beras Organik Beromset Rp1,7 Miliar
Pada 2012, lahan yang digarap seluas 11 Ha meliputi 3 kecamatan dan dikelola oleh 24 orang petani di mana hasil produksi rata-rata sebanyak 4,4 ton/Ha. Untuk tahun 2015, program ini sudah berjalan secara swadaya dan berkembang di 7 kecamatan di Banyuwangi.
Produk beras organik yang dihasilkan adalah beras merah organik, beras putih organik, beras coklat organik, beras merah putih organik dan beras hitam organik. Omset penjualan yang dicapai ketika memulai program ini sebesar Rp127,5 juta/tahun dan kini melesat menjadi Rp1,75 miliar.
Keuntungan yang didapatkan oleh petani yaitu peningkatan pendapatan dari hasil jual panen yang lebih tinggi dan pasti, ilmu pengetahuan yang didapat dari bincang tani yang mengundang pihak universitas dan juga produktivitas lahan yang meningkat seiring pemakaian pupuk organik.
Banyaknya mitra yang kini mendapatkan dampak penjualan sudah ada 36 mitra penjualan di seluruh Indonesia. Program ini merupakan program jangka panjang yang memiliki masa depan sangat menjanjikan.
Produk organik sekarang sudah bukan menjadi barang sekunder di masyarakat akan tetapi sudah menjadi produk primer bagi kalangan masyarakat kelas menengah ke atas. Dalam perencanaan ke depan, program ini dibagi menjadi 2 aspek, yaitu aspek produksi dan aspek pemasaran.
Dari aspek produksi program ini menargetkan untuk bekerja sama dengan pemilik 300 ha lahan organik dengan masa panen yang diatur untuk mencukupi permintaan pasar pada tahun 2016.
Dari segi pemasaran, program ini menargetkan untuk mendistribusikan produk beras organik ke seluruh indonesia pada tahun 2016 dan menginisiasi eksport pada pertengahan tahun 2016.