BENGTATU: Strategi Menjaga Kualitas.
Salah satu pelaku usaha yang menggeluti bisnis ini adalah Ahmad Taufik. Selain tas, Ahmad fokus mereparasi sepatu. Dia mendirikan bengkel tas dan sepatu yang disingkat Bengtatu.
Usaha yang bergerak di bidang jasa reparasi, restorasi, dan custom untuk produk tas dan sepatu ini mulai dirintis sejak awal 2014. Awalnya, dia bergerak di usaha produksi tas dan sepatu kustomisasi. Namun, karena usaha produksi tersebut kalah bersaing dengan usaha yang sudah besar, Taufik pun mulai mencari akal dengan masuk ke bidang usaha jasa.
“Untuk menutup biaya operasional, kami iseng-iseng menawarkan jasa reparasi tas dan sepatu, ternyata responsnya sangat luar biasa. Orang jauh lebih cenderung tertarik kepada reparasi. Satu orang bisa mempunyai lebih dari lima produk yang rusak,” katanya.
Melihat respons konsumen yang sangat baik, dia pun mulai menyeriusi bidang tersebut. Dengan modal sekitar Rp5 juta, dia membeli mesin jahit biasa seharga Rp1,5 juta dan mesin jahit cangklong (khusus untuk menjahit bahan kulit dan bahan-bahan berat lainnya) seharga Rp2,5 juta, serta bahan pelengkap seperti aksesori, kulit sintetis, kanvas, lem, dan benang.
Selama enam bulan pertama, Ahmad hanya menawarkan jasanya kepada teman-temannya, sambil terus menambah pengetahuan mengenai produk tas dan sepatu. Pasalnya, mirip seperti bengkel mobil, setiap pelanggan datang dengan jenis, tipe, dan merek produk yang berbeda-beda.
Setelah mulai percaya diri, dia mulai berpromosi kepada publik baik secara offline maupun online lewat website bengtatu.com dan media sosial. Dia juga mengontrak dua lokasi usaha, yakni di daerah Cisaranten, Guruminda, Bandung Timur untuk jenis reparasi berat dan di Jalan Salak nomor 2 Kavaleri–Turangga, Bandung untuk jenis reparasi ringan.
Layanan utama yang diberikan Bengtatu, yakni reparasi ringan berupa penggantian resleting, aksesoris yang patah atau rusak, tali tas yang putus atau rusak, jahitan yang lepas, atau bahan tas yang sobek.
Selain itu, ada juga layanan jasa restorasi yang biasanya ditawarkan bagi tas berbahan kulit yang mengalami pengelupasan. Pada restorasi, bahan utama akan diganti dengan model yang sama tanpa menghilangkan brand dan aksesorisnya.
Harga yang dipatok untuk tiap layanan tersebut berbeda-beda tergantung tingkat kesulitan dan bahan. Misalnya, reparasi ringan dipatok Rp60.000 untuk level standar dan selanjutnya kelipatan Rp25.000 untuk level menengah dan sulit.
Adapun, untuk jasa restorasi dipatok mulai Rp250.000—Rp500.000 dengan masa pengerjaan sekitar dua hari. Mayoritas klien Bengtatu selama ini lebih menyukai jasa reparasi daripada restorasi. Dalam mereparasi tasnya adalah brand, harga tas, ataupun kenangan terhadap tas itu.
Setiap bulannya, Taufik yang dibantu enam orang karyawan mampu menangani 100—200 produk tas. “Omzet dari jasa reparasi dan restorasi ini lumayan besar, sekitar Rp15 juta—Rp25 juta per bulan dengan laba bersih sekitar 40%. Di luar itu, kami juga menjual aksesori dan produk pembersih, yang rata-rata omzetnya sekitar Rp3 juta—Rp5 juta,” katanya.
Tak bisa dipungkiri, bisnis reparasi tas terbilang usaha yang sangat menjanjikan. Namun, usaha ini termasuk jasa yang berisiko karena menyangkut perawatan barang dan produk kesayangan pelanggan, apalagi jika barang tersebut memiliki brand ternama dengan harga jutaan rupiah.
Oleh karena itu, keseriusan dan komitmen dalam menjaga mutu dan kualitas sangat diperlukan. Taufik sendiri menerapkan sejumlah strategi untuk menjaga kualitas. Pertama, satu orang satu produk. Lewat mekanisme kerja ini, proses pembongkaran hingga pemasangan kembali dilakukan oleh orang yang sama.
Kedua, kreativitas. Dia selalu mendorong para karyawan mempelajari konsep dan teknik do it yourself (DIY). “Tentu saja ada hal-hal yang tidak bisa kami perbaiki kalau kerusakannya terlalu parah. Akan tetapi, selalu ada solusi dari kami, mulai dari restorasi, make over, variasi, modifikasi dan banyak hal kreatif lainnya untuk menutupi kerusakan pada produk yang memang tidak bisa diperbaiki lagi,” tambahnya.
Ketiga, aspek hospitality. Pria 30 tahun yang masih menjadi karyawan salah satu hotel besar di Bandung itu menyadari hospitality adalah aspek penting dalam usaha jasa. Pelanggan dapat mengetahui setiap proses perbaikan yang dilakukan dan mereka dapat menyumbangkan ide-idenya. Terakhir, garansi. Konsumen juga diberikan garansi selama dua minggu setelah perbaikan.
Jasa yang ditawarkan Bengtatu diyakini Taufik bisa masuk ke semua kalangan. Pelanggannya tidak hanya berasal dari Bandung, tetapi mulai meluas ke luar kota. Melihat respons pasar terhadap jasa reparasi tas yang datang dari luar kota sejauh ini, Taufik berniat membuka cabang Bengtatu di kota lain, serta mengembangkan layanan lain, berupa pewarnaan dan laundry.
Taufik optimistis jasa reparasi tas masih bisa berkembang karena persaingan juga belum terlalu ketat. Apalagi, modal usaha yang diperlukan juga tidak besar, hanya perlu keterampilan dan pengetahuan terhadap produk yang ditangani.