Bisnis.com, JAKARTA - Gelombang kewirausahaan dalam beberapa tahun terakhir terus menguat. Banyak orang yang mulai tertarik untuk membuat usaha sendiri, mulai dari produksi barang, penjualan, hingga pelayanan dan jasa.
Berbagai cara dilakukan untuk menarik minat konsumen demi berjalannya usaha tersebut. Misalnya, dengan membuat tampilan produk yang akan dijual tampak indah dan tertata rapi.
Untuk memajang produk tersebut, dibutuhkan sebuah perlengkapan usaha yang bisa melindungi produk, tetapi tetap bisa dilihat oleh konsumen, dan etalase kaca dan gerobak aluminium menjadi salah satu media yang paling banyak digunakan.
Tak heran, para pelaku usaha pemula, khususnya yang bergerak dalam penjualan barang membutuhkan etalase kaca untuk memamerkan produknya, dan gerobak alumunium untuk menjajakan produk.
Dari fenomena tersebut, munculah sebuah peluang usaha baru yang cukup diuntungkan, yakni jasa pembuatan etalase kaca dan gerobak aluminium.
Salah satu pelaku usaha memanfaatkan peluang tersebut adalah Davin. Pria asal Bangka Belitung yang saat ini menetap di Tegal itu memulai bisnisnya sejak 2009.
Davin bercerita sejak dahulu dirinya telah akrab dengan bisnis ini, karena orangtua dan saudara-saudaranya sudah terlebih dulu terjun dalam pembuatan peralatan perlengkapan usaha tersebut.
Sebelum memulai bisnisnya sendiri, dia sudah bekerja membantu saudara-saudaranya dalam memproduksi berbagai macam etalase kaca dan gerobak aluminium. Dia lakoni hal tersebut sambil mengumpulkan uang untuk modal membuka usaha sendiri.
Setelah uang terkumpul sekitar Rp3 juta, dia pun memberanikan diri untuk menjalankan bisnis secara mandiri. Modal awal tersebut dia belanjakan untuk membeli berbagai peralatan produksi dan bahan baku.
Kala itu, dia memulai bisnisnya di daerah Bandung. Pesanan yang datang kepadanya pun bisa dibilang lumayan. Namun, bisnisnya dinilai tidak berjalan sesuai dengan ekspektasinya.
Akhirnya, sejak dua tahun yang lalu Davin mulai hijrah ke daerah Tegal. Dia menilai di daerah baru tersebut peluangnya terbuka lebih luas, meskipun sudah banyak pemain lain yang lebih dulu membuka usaha.
“Semua orang tahu di Tegal banyak orang yang berjualan makanan, bahkan masyarakat di sini membuka usahanya di berbagai daerah,” katanya.
Karena itu, pemesanan etalase kaca sebagai tempat menyimpanan makanan jadi di warung-warung makanan selalu datang dengan jumlah yang lumayan besar.
Dalam sebulan, dia bisa menerima pemesanan pembuatan etalase kaca hingga 30 unit, ditambah pemesanan gerobak aluminium untuk berjualan berbagai macam makanan hingga 20 unit.
Davin biasanya memproduksi masing-masing tiga macam etalase dan gerobak aluminium dengan ukuran standard. Yakni etalase kaca dengan panjang 1 meter seharga Rp775.000, etalase ukuran 1,5 meter seharga Rp1,1 juta, dan etalase ukuran 2 meter dibanderol Rp1,35 juta.
Sementera itu, gerobak aluminium dibanderol mulai dari harga Rp2 juta untuk ukuran panjang 1 meter, sedangkan untuk gerobak dengan lebar 1,5 meter diharga Rp2,6 juta, dan Rp3,1 juta bagi gerobak dengan lebar 2 meter.
“Omzet per bulan bisa mencapai Rp30 juta, dari setiap produk yang terjual untungnya bisa mencapai 40%,” paparnya.
Di sisi lain, Davin juga melayani pembuatan etalase kaca dan gerobak aluminium dengan desain sesuai keingin konsumen. Harga yang dipatok untuk model produk seperti ini akan disesuaikan dengan ukuran dan kebutuhan bahan baku.
“Konsumen bisa menunjukkan terlebih dulu desain keinginan mereka, nanti kami hitung kira-kira berapa biaya yang dibutuhkan. Jika harganya sesuai, maka segera kami produksi,” paparnya.
Adapun, proses pembuatan etalase kaca dan gerobak aluminium cenderung cepat. Davin dan seorang pegawainya hanya membutuhkan waktu beberapa jam untuk pembuatan satu unit etalase, dan sekitar satu hari untuk sebuah gerobak.
Selama ini, konsumen yang memesan produk kepadanya tak hanya datang dari daerah Tegal, tapi dari daerah lain di kawasan Jawa Tengah. Jumlahnya pun terus meningkat, apalagi saat menjelang puasa dan Lebaran.
“Banyak orang yang ingin mencoba berjualan saat bulan puasa dan Lebaran, pesanan gerobak dan etalase jadi meningkat sekitar 30%,” imbuhnya.
Melihat tren yang terus positif karena semakin bertambahnya orang yang mencoba berwirausaha, membuat bisnis yang digelutinya saat ini juga berprospek cerah ke depannya.
Dia bercita-cita bisa membuka workshop dan showroom yang lebih luas, sehingga kapasitas produksinya juga bisa terus meningkat. Pasalnya, saat ini semua proses produksi masih dilakukan di rumahnya.
“Sekarang kendalanya masih pada modal, saya belum pernah diterima jika mengajukan pinjaman ke bank,” katanya.
Meskipun demikian, dia tidak patah arang dan akan terus menjalankan bisnis keluarga ini sebisa mungkin menggunakan modal pribadinya, kendati perputaran dan perkembangan bisnisnya tidak bisa secepat yang diharapkan.