Bisnis.com, JAKARTA - MarkPlus memberi penghargaan Marketeer of The Year (MOTY) 2015 diberikan kepada Jahja Setiaatmadja, Presdir PT Bank Central Asia (BCA) Tbk.
Penganugerahaan Marketeer of The Year (MOTY) yang telah dilakukan sejak 2006 ini diberikan kepada individu yang dilihat dari kacamata pemasaran dianggap berhasil membuat perubahan.
Ini merupakan pengakuan kepada pemasar di Indonesia yang tidak hanya sukses memimpin perusahaan dan juga memberi efek positif bagi masyarakat banyak.
Para peraih MOTY dinilai memiliki kreativitas dan juga produktivitas sehingga berhasil menciptakan perubahan yang lebih baik di berbagai sektor industri.
Hal menarik dari penentuan MOTY 2015 ialah pertama kalinya hadir dua juri pemenang MOTY yang kini menjabat sebagai menteri di kabinet kerja Presiden Jokowi, yaitu Arief Yahya Menteri Pariwisata Republik Indonesia dan Ignasius Jonan sebagai Menteri Perhubungan Republik Indonesia.
Selain dua menteri tersebut ada pula deretan juri lain yang pernah menjadi pemenang MOTY, di antaranya Chairman MatahariMall.com Emirsyah Satar dan Executive Vice President Director PT Astra Honda Motor (AHM) Johannes Loman.
Selain para juri yang juga pemenang MOTY, juga terdapat kelompok juri lain dari pengurus Indonesia Marketing Association (IMA) yang diwakili oleh Ketua Senat YW Junardy dan Sekjen Andrianto Widjaja.
Terakhir kelompok juri dari MarkPlus, Inc. yang diwakili Founder dan CEO Hermawan Kartajaya, Deputy CEO Michael Hermawan, serta Co-Chief Operating Officer Jacky Mussry dan Taufik.
Tahun ini predikat Marketeer of The Year diberikan kepada Jahja Setiaatmadja yang dinilai telah berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan BCA di masa perekonomian yang lambat seperti terlihat pada sebagian kinerja perbankan Indonesia.
Pada kuartal III/2015, BCA mencatatkan pendapatan operasional Rp34,4 triliun atau naik 13,9%.
Laba bersih BCA pun mencapai Rp13,37 triliun atau tumbuh 9,6% dibandingkan tahun 2014 lalu, sedangkan rasio kredit macet atau non-performing-loan (NPL) BCA bertengger di 0,7%.
Semua prestasi BCA tersebut tak lepas dari peran Jahja sebagai nahkoda kapal yang menentukan apakah BCA yang dipimpinnya harus melaju kencang atau perlahan.