Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARRY SANUSI: Konsisten Ekspansi demi Keberlanjutan Bisnis

Harry membuat langkah berani beda, yaitu tidak memangkas anggaran iklan. Ini dengan pertimbangan kontinuitas komunikasi ke konsumen penting dan tidak boleh berhenti.
Direktur Utama PT Kino Indonesia Tbk, Harry Sanusi (kiri), berbincang dengan Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan PT Bursa Efek Indonesia Hamdi Hassyarbaini, di sela-sela pencatatan saham perdana di Gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Jumat (11/12). /bisnis.com
Direktur Utama PT Kino Indonesia Tbk, Harry Sanusi (kiri), berbincang dengan Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan PT Bursa Efek Indonesia Hamdi Hassyarbaini, di sela-sela pencatatan saham perdana di Gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Jumat (11/12). /bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis fast moving consumer good seperti bisnis lainnya tak lepas dari tantangan, terutama daya beli konsumen. Daya beli menurun, konsumen menahan diri. Sebaliknya, selama daya beli ada, konsumsi selalu tumbuh. Logika ini yang mendorong manajemen PT Kino Indonesia untuk fokus pada area daya beli konsumen.

Sebagai contoh, pada tahun ini, di tengah perlambatan daya beli Kino termasuk korporat yang masih mencatat pertumbuhan meskipun lebih rendah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. “Sampai Juni kami tumbuh 9%, akhir tahun saya belum tahu, tetapi biasanya kami tumbuh di atas 20%,” ujar Harry Sanusi, kepada Bisnis, belum lama ini.

Lantas apa strategi manajemen Kino? Harry membuat langkah berani beda, yaitu tidak memangkas anggaran iklan. Ini dengan pertimbangan kontinuitas komunikasi ke konsumen penting dan tidak boleh berhenti.

“Belanja iklan kami saat ini sekitar 15% dari revenue. Kami percaya ada teori share of voice, kalau kompetitor berhenti beriklan, lalu kami terus beriklan maka share of voice kami meningkat,” tegasnya.

Harry meyakini dengan langkah itu maka pihak yang beriklan akan dapat ‘mencuri’ pangsa. Merebut pangsa pasar dinilainya sebagai suatu upaya yang mahal.

Ke depan, Kino mengandalkan produk personal care yang telah memberi kontribusi besar dan juga memberi ruang bagi pengembangan produk. Ini berangkat dari pemikiran, kebutuhan konsumen pria dan wanita yang berbeda-beda tidak saja dalam perbandingan gender, preferensi selera tetapi juga dalam tingkatan usia. Peluang juga dinilainya besar.

Kino, papar Harry, telah menyiapkan sekitar 150 produk untuk diluncurkan. Sementara setiap tahunnya rata-rata Kino meluncurkan 20—30 produk baru.

Dalam jangka pendek, demi meraih pertumbuhan bisnis, manajemen bertekad beradaptasi terhadap volatilitas dan perlambatan pasar. Di sisi lain, manajemen Kino menegaskan akan konsisten untuk ekspansi demi keberlanjutan bisnisnya.

Sejalan dengan ekspansi, ungkap Harry, manajemen juga siap melakukan efisiensi dan konsolidasi dengan memangkas kebutuhan yang bukan prioritas untuk memastikan biaya-biaya menjadi lebih terukur. 

Cost kami naik karena rupiah, sementara daya beli konsumen turun, sehingga terjadi perlambatan pertumbuhan dan itu yang kami rasakan tahun ini. Kami tetap tumbuh tetapi lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya.”

Adapun dalam jangka panjang, manajemen Kino ingin secara konsisten meluncurkan produk-produk baru dan terus ekspansi. Saat ini bisnis perseroan di dalam negeri didukung 9.000 karyawan dan 100 karyawan di luar negeri. Kino sendiri hadir di 29 kota atau cabang dengan 221 sub-distributor yang melayani bisnis di seluruh Indonesia.

Total 29 cabang yang ada di Jawa, Bali, dan Sulawesi Selatan berkontribusi dengan porsi 44% dari total revenue yang diraih perseroan, sedangkan sisanya dihasilkan dari sub-distributor. “Ke depannya kami akan menambah jaringan distribusi,” tegas Harry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Rabu (16/12/2015)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper