Bisnis.com, HONG KONG -- Managing Director Ciputra Property Tbk Harun Hajadi mengungkapkan Ciputra Group berkomitmen untuk melanjutkan dukungan bagi kegiatan pembelajaran dan praktik entrepreneurship bagi para buruh migran Indonesia, mengingat program tersebut mendorong para tenaga kerja wanita tersebut mampu menjadi pengusaha sepulang kembali ke Tanah Air.
Komitmen itu, menurut dia, disampaikan sebagai bentuk apresiasi bagi para tenaga kerja wanita (TKW) di Hong Kong yang tergabung dalam kelompok Buruh Migran Cerdas (BMC) yang sadar bahwa mereka tidak ingin berlama-lama bekerja di negeri orang.
BMC merupakan inisiatif dari para TKW di Hong Kong yang kini beranggotakan sekitar 170 orang. Dari jumlah tersebut, 20 orang di antaranya sudah kembali ke Tanah Air dan memulai kegiatan wira usaha dengan berbagai jenis cabang usaha, umumnya berskala bisnis mikro, kecil, dan menengah.
"Jauh dari rumah menjadikan motivasi yang kuat bagi mereka untuk dapat mandiri dalam menghasilkan uang tanpa harus meninggalkan keluarganya lagi. Setelah diperkenalkan dengan program entrepreneurship, mereka menjadi terbuka dan bertekad untuk meninggalkan majikan di luar negeri guna menjadi majikan di negeri sendiri," ujar Harun di Hong Kong, Minggu (27/12/2015).
Sebagai penguat komitmen Ciputra Group tersebut, Harun yang didampingi sang istri, Yunita Ciputra, kemarin menyerahkan bantuan senilai HK$50.000 kepada kelompok BMC ini. Selain itu, mereka juga menyerahkan hadiah sebesar HK$50.000 kepada 5 orang anggota BMC yang memenangi lomba pembuatan business plan. Kepada 2 orang perintis BMC, Winarti dan Tri Sumaryatik, Ciputra Group juga memberikan penghargaan uang senilai masing-masing HK$10.000.
Menurut Antonius Tanan, Presiden Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC), yang juga pembina aktif program bagi para TKW tersebut, pihaknya sedang menyiapkan penambahan bobot kurikulum pembelajaran bagi para buruh migra itu agar mereka nantinya memiliki pola pikir, karakter, kecakapan, dan pengetahuan entrepreneurship yang benar.
"Indikatornya adalah jika mereka mampu menunjukkan proyek bisnis yang nyata di tempat sekarang bekerja sebelum memulai usaha yang sesungguhnya sepulang ke Tanah Air kelak," ujarnya.
Untuk memantapkan tujuan tersebut, lanjutnya, peserta harus mampu membuat rencana usaha atau business plan yang dapat diimplementasikan serta diwujudkan dalam semacam tanda kelulusan Bukti Sanggup Berentrepreneur seusai mengikuti rangkaian program pembelajaran.
Peserta program BMC itu dibagi berdasarkan peminatan usaha, a.l. bidang kuliner, perawatan tubuh dan kecantikan, kerajinan, dan komputer.
Dalam kesempatan bertemu dengan sekitar 150-an anggota BMC kemarin, tokoh entrepreneurship Ciputra--yang sedianya hadir namun batal karena alasan kesehatan--juga menyampaikan berbagai pesan secara interaktif melalui saluran televideo online agar para TKW tersebut tidak hanya memiliki keinginan berwira usaha, melainkan harus memiliki semangat untuk mewujudkannya, percaya diri, berintegritas, dan konsisten.
Para anggota BMC itu, menurut dia, dapat menambah harapan bagi terbentuknya lapisan entrepreneur di Indonesia yang dapat menciptakan lapangan kerja baru. Indonesia, tuturnya, membutuhkan sedikitnya 20 juta entrepreneur guna mendukung terciptanya tingkat kesejahteraan yang relatif tinggi bagi seluruh rakyat.
"Hal yang paling penting untuk diperhatikan agar sukses menjadi entrepreneur adalah jangan sekali-kali mencurangi orang lain. Ini adalah salah satu kunci kalau kita berbisnis, karena trust [kepercayaan] adalah modal terbesar dalam menjalani peran sebagai entrepreneur," ujarnya yang disambut antusias oleh para anggota BMC tersebut.
Mereka menyatakan kegembiraannya karena dapat berkomunikasi langsung dengan tokoh pendiri Ciputra Group itu meskipun terpaut jarak ribuan kilometer. Para buruh migran tersebut menyampaikan bahwa pengetahuan tentang entrepreneurship yang diberikan oleh Ciputra Group selama ini sangat bermanfaat dan menjadi dorongan agar para anggota BMC itu dapat segera pulang ke Tanah Air dan segera memulai kegiatan usaha masing-masing.