Bisnis.com, JAKARTA - Maraknya kasus kekerasan pada anak yang terjadi akhir-akhir ini membuat para orang tua semakin waspada akan keselamatan anaknya. Semua kegiatan anak sebisa mungkin dipantau termasuk saat berangkat dan pulang sekolah.
Namun, banyak orangtua yang tidak bisa mengantar dan menjemput anaknya ke sekolah disebabkan kesibukan di kantor yang menyita waktu mereka, atau karena jalur yang dilewati ke kantor tidak sama dengan jalur ke sekolah.
Berbagai upaya dilakukan demi menjamin keselamatan anak dari rumah ke sekolah, dan kembali ke rumah, serta supaya si anak bisa sampai tepat waktu. Salah satunya dengan menggunakan jasa antar-jemput sekolah yang bisa memberika rasa aman.
Bisnis antar-jemput anak sekolah ini sebenarnya sudah ada sejak lama dan pengguna jasanya seakan tidak pernah berkurang, bahkan cenderung terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Melihat peluang yang terbuka lebar dengan prospek bisnis yang cukup cerah, membuat bisnis jasa ini bisa dijadikan sebagai salah satu peluang usaha yang cukup menguntungkan.
Untuk memulai usahanya pun relatif cukup mudah, yakni tinggal menyediakan armada yang memadai, dan bisa mencari konsumen diawali dari lingkungan sekitar. Bisnis ini juga dianggap cocok bagi ibu rumah tangga yang setiap hari mengantarkan anaknya pergi ke sekolah.
Meskipun terlihat sebagai bisnis yang sederhana, ternyata jasa antar-jemput sekolah ini bisa menghasilkan omzet hingga puluhan juta rupiah.
Salah satu pelaku usaha yang sudah membuktikan hal tersebut adalah Muhammad Royhan, pemilik jasa antar jemput sekolah dengan nama BSA School.
Royhan memulai bisnisnya sejak awal 2011 dengan modal satu unit kendaraan roda empat. Dia mendapatkan ide untuk menjalani bisnis ini karena kegiatannya yang sering mengantar dan menjemput keponakannya sendiri.
Melihat banyak teman-teman dari keponakannya yang sering diantar driver ke sekolah, membuatnya melihat celah dalam bisnis ini, apalagi banyak orangtua siswa yang mengeluh sulit mencari supir yang bisa antar-jemput anaknya.
Ide tersebut kemudian didukung oleh keluarga Royhan, bahkan kakaknya mendorong dan menyarankan dirinya untuk menyeriusi bisnis ini.
“Saya lihat prospeknya cukup bagus juga, karena dari dulu sampai sekarang bisnis ini tetap ada, berarti pasarnya memang terus tumbuh,” katanya.
Karena sadar persaingan dalam bisnis ini cukup ketat terutama dengan pemain lama, membuat Royhan mengambil pangsa pasar yang berbeda.
Kala itu, mayoritas penyedia jasa antar-jemput sekolah menggunakan mobil bertipe minibus yang mengangkut banyak anak sekaligus, membuat penumpangnya tidak nyaman. Dia pun berinisiatif menggunakan mobil keluarga demi memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jasanya.
“Banyak orangtua mencari yang terbaik untuk anaknya, termasuk dalam urusan kenyamanan saat antar-jemput sekolah,” katanya.
Saat bulan pertama menjalankan bisnis ini, Royhan bisa mendapatkan lima anak yang menggunakan jasanya. Angka tersebut sesuai dengan jumlah sabuk pengaman yang tersedia di mobil.
Seiring berjalannya waktu, penggunaka jasanya semakin bertambah, bahkan dia harus menambah armada demi mengakomodasi semua konsumennya.
Dalam waktu sekitar 4 tahun ini, Royhan sudah mengoperasikan 11 armada untuk melayani sekitar 50 pengguna jasa antar-jemput sekolah. Mayoritas penggunanya adalah anak-anak mulai dari tingkat playgroup hingga SMP.
Adapun, wilayah operasi BSA School berada di sekitaran Tangerang Selatan dan Jakarta Selatan.
Untuk menggunakan jasa BSA School, setiap anak akan ditarif mulai dari Rp700.000 hingga Rp1,2 juta per bulan, tergantung dari wilayah penjemputan dan lokasi sekolah yang dituju.
Nilai tersebut juga akan bertambah jika ada tambahan permintaan, misalnya untuk antar-jemput dari sekolah ke tempat les atau kursus, hingga kembali ke rumah.
“Kami juga memberikan harga promo bagi pendaftar yang memiliki lokasi penjemputan yang sama dengan jumlah minimal tertentu dan bersekolah di kawasan Bintaro,” katanya.
Royhan mengatakan dari bisnisnya tersebut, dia bisa mengantongi keuntungan bersih sebesar Rp2 juta dari setiap armada yang dioperasikan. Angka tersebut belum termasuk dengan pendapatan sampingan seperti persewaan mobil tiap akhir pekan.
“Selain menyediakan jasa antar-jemput anak sekolah, kami juga melayani jasa antar-jemput karyawan dan persewaan mobil setiap Sabtu-Minggu atau pada saat libur sekolah,” imbuhnya.
Untuk memperluas pasarnya, selama ini Royhan melakukan berbagai macam strategi. Mulai dari memasarkan jasanya secara online melalui websitenya hingga bekerjasama dengan pihak sekolah.
“Dari 11 armada, lima di antaranya bekerja sama dengan pihak sekolah dan sisanya konsumen umum. Sekolah mengontrak kami minimal enam bulan untuk antar-jemput siswanya,” katanya.
Selama menjalani bisnis ini, Royhan mengaku tidak mendapati kendala yang berarti, kecuali urusan pengaturan jadwal. Menurutnya, tak jarang ada anak yang jadwal sekolahnya tiba-tiba berubah, hal tersebut bisa membuat jadwal penjemputan menjadi berantakan.
“Kalau ada perubahan seperti itu, kami selalu meminta kepada orangtua untuk mengomunikasikan dan memberitahukannya, supaya semuanya bisa diatur dengan baik,” ujarnya.
Royhan menambahkan, meskipun persaingan dalam bisnis ini semakin ketat karena banyak sekolah yang juga menyediakan jasa antar-jemput untuk siswanya, tetapi peluangnya masih terbuka lebar.
Dia yakin, bisnis ini tidak akan surut selama masih ada sekolah yang beroperasi dan semakin banyak orangtua yang bekerja di luar rumah.