Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu daya tarik makanan, termasuk cake, bukan lagi melulu soal rasa. Selain memiliki cita rasa yang enak, sebuah cake juga harus berpenampilan menarik.
Itu sebabnya keberadaan kue yang dihiasi dengan berbagai model dekorasi semakin banyak dicari kalangan pembeli, terutama kelas menengah ke atas. Kondisi ini membuat semakin banyak pelaku usaha yang memperdalam ilmu cake decorating, seni mendekorasi kue untuk membuat penampilannya lebih menarik.
Mereka melakukannya demi merespons permintaan konsumen yang kian mampu mengapresiasi nilai seni yang terkandung di balik kue tar itu. Kian prospektifnya bisnis dekorasi kue diakui beberapa pelaku usaha, salah satunya Hawati, cakepreneur yang berbasis di Semarang.
Di bawah bendera usaha Fortune Cake Semarang, dia telah menggeluti bisnis cake decorating sejak 25 tahun lalu bersama kakaknya. Hawati tidak menerima pesanan jenis kue yang sudah umum, seperti tiramisu, blackforest, red velvet, atau cake populer lainnya.
Dia lebih fokus dalam pembuatan kue dekoratif dengan sistem kustomisasi untuk keperluan ulang tahun dan lain-lain. “Tren cake decorating kini sudah semakin menyebar. Dulu hanya di kota-kota besar tetapi sekarang penyebarannya bahkan sudah sampai ke pelosok Nusantara. Adanya Internet membuat booming kue dekoratif menjadi lebih cepat,” kata Hawati yang selain membuat kue, juga mengajar cake decorating.
Lazimnya, dekorasi kue terdiri dari dua bagian besar, yakni fondant dan buttercream. Namun, layaknya tren dalam bidang fesyen, tren cake decorating pun biasanya berputar. Namun, sekalipun temanya berbeda-beda, garis besarnya tetap berkaitan dengan dua bahan utama tersebut.
Saat ini, dekorasi yang sedang booming adalah Korean Buttercream, yakni hiasan kue berbentuk bunga-bunga cantik dari bahan royal icing. “Bedanya dengan tren buttercream yang dulu booming, Korean Buttercream ini lebih semarak dan berwarna-warni. Jenis bunga yang ditumpuk-tumpukkan di atas kue juga lebih bervariasi,” kata Retno Dyah, pelaku usaha cake yang berbasis di Bekasi, Jawa Barat.
Bicara soal pangsa pasar untuk cake, rasanya tidak perlu dipertanyakan lagi. Penganan yang satu ini kerap hadir dalam berbagai acara istimewa seperti ulang tahun, anniversary, acara tujuh bulanan, atau hari kelahiran.
Permintaan dapat mengalir sepanjang tahun. Sementara itu, momen khusus, seperti Imlek, Valentine, Natal dan Tahun Baru pun sering di rayakan dengan menikmati kue tar yang manis.
Masa-masa khusus ini menjadi peak season bagi pelaku bisnis cake decorating. Bahkan tak jarang, sesama pelaku usaha saling melempar pesanan karena tak sanggup memenuhi order yang masuk.
Normalnya, dalam sehari rata-rata pembuat kue mampu membuat dua hingga tiga kue dekoratif. Namun, jika memiliki tenaga kerja yang cukup dan dapat mengatur jadwal produksi kue, pelaku usaha dapat memaksimalkan potensinya dengan membuat lima hingga enam cake dalam sehari.
“Dulu pesanan yang masuk bisa sekitar lima hingga 10 kue dalam sehari. Akan tetapi, karena saya seka-rang mengajar dan hanya mem-produksi by order, saya lebih selektif,” tutur Windy Rachmawati, pemilik Rumahkueica.com dan Cake Studio Indonesia di Surabaya, Jawa Timur.
Dia membatasi pesanan yang diterima maksimal dua kue dalam sehari dengan sistem preorder minimal seminggu di toko Rumahkueica. Jumlah tersebut belum termasuk pesanan via Cake Studio Indonesia yang dikelola bersama rekannya.
Soal promosi, kebanyakan pelaku usaha masih menggabungkan sistem offline dan online. Mereka memanfaatkan berbagai aplikasi chatting, seperti BBM, membuat fanpage di Facebook, serta lewat Instagram.()