1. Sushi Similikiti
Sushi sudah bukan hal baru di Tanah Air. Dulu kuliner yang satu ini masih diasosiasikan sebagai makanan mahal di restoran. Akan tetapi kini banyak pelaku usaha yang menjajakan sushi dengan konsep gerobakan atau angkringan seperti dilakukan Amanda Yuko.
“Sushi yang kami sajikan mirip dengan sushi yang dikenal secara umum. Bedanya, kami menyediakan isian dengan rasa kuliner Indonesia seperti rendang dan sushi balado,” tuturnya.
Amanda mendirikan Sushi Similikiti di Cibubur, Bogor, Jawa Barat pada 2010. Sejak menawarkan kemitraan pada 2011, Amanda kini memiliki 11 mitra yang tersebar di berbagai kota, seperti Kediri, Pekalongan, Purwokerto, Bali dan Lampung.
Amanda menawarkan dua jenis paket kemitraan, yakni dengan investasi Rp20 juta serta paket Rp25 juta. Perbedaan keduanya yakni pada model booth, yakni ada yang hanya model take away dan satu lagi booth yang mirip angkringan.
Dalam paket tersebut, mitra mendapatkan paket usaha lengkap mulai dari booth, alat masak, rice cooker, kulkas atau cooler box, bahan baku untuk 100-200 porsi awal, alat penyajian, kemasan serta alat promosi.
Selain dana, calon mitra juga diwajibkan memiliki bakal lokasi usaha. Dia menyarankan tempat yang strategis dan ramai seperti food court, kantin sekolah dan kampus. Manajemen pusat menggelar survey langsung sekaligus memberi training kepada owner atau staf mitra.
“Waktu yang diperlukan wulai dari pengajuan kemitraan, survey, training sampai launching sekitar seminggu. Durasi ini juga disesuaikan dengan pengiriman barang impor sebab sekitar 75% bahan baku produk masih impor,” ujarnya.
Sushi Similikiti memiliki produk dalam bentuk sushi goreng dan frozen. Selain dijual per porsi, brand ini juga memiliki perbedaaan dari segi pengemasan dengan adanya model sushi cake atau sushi couple.
Harga yang dipatok mulai dari Rp10.000 hingga Rp35.000 untuk sistem porsi serta mulai Rp85.000 – Rp350.000 untuk sushi model khusus. Akan tetapi, harga tersebut dapat disesuikan dengan daya beli konsumen di daerah mitra.
“Omzetnya berbeda-beda tergantung lokasi usaha dengan range mulai dari Rp5 juta hingga belasan juta rupiah. Margin labanya sekitar 50% dan target BEP sekitar 3-4 bulan,” ucapnya perempuan 21 tahun itu.