3. Siomay Baraya Kang Kabaya
Tawaran kemitraan kuliner lain datang dari bidang makanan siomay dan batagor. Zainal Arifin, pendiri Siomay Baraya Kang Kabayan, mulai menawarkan peluang kerjasama sejak 2015, yakni tiga tahun setelah usahanya berjalan.
Pada awalnya bisnis yang ini berdiri di Bandung. Namun saat Zainal pindah ke Magelang, usahanya lebih dulu berkembang di Jawa Tengah. Saat ini ada 6 mitra Siomay Baraya Kang Kabayan yang sudah beroperasi, yakni empat di Magelang dua dua di Yogyakarta.
“Saat ini kami sedang menjajaki ekspansi ke Bogor. Sudah ada calon mitra yang berminat. Saya targetkan ada tiga gerai milik mitra yang akan diluncurkan dalam dua bulan ini di Bogor,” katanya.
Investasi untuk kemitraan Siomay Baraya Kang Kabayan tidak terlalu besar, yakni dengan sekitar Rp5 juta – Rp6 juta. Dengan nilai tersebut, mitra mendapat peralatan yang lengkap mulai dari booth hingga bahan baku awal yakni 100 pieces untuk 20 porsi siomay.
Bagi pelaku usaha yang sudah memiliki warung atau café, juga dapat menjadi mitra dengan memilih investasi tanpa booth.
Durasi waktu yang dibutuhkan mulai dari persiapan, survey hingga launching gerai baru milik mitra biasanya memakan waktu paling lama sebulan.
Estimasi omzet tiap gerai sekitar Rp15 juta per bulan. Jumlah itu dengan asumsi satu gerai dapat mencapai target penjualan, yakni 50 porsi per hari. Margin laba yang didapat mitra bisa berkisar mulai dari 50% -75%.
Zainal tidak membebankan mitra dengan biaya-biaya lainnya. Mitra hanya wajib memasok bahan baku berupa bakso tahu, siomay dan bumbu dari pusat sepanjang masih menggunakan merek usaha Siomay Baraya Kang Kabayan.
Adapun bahan baku lainnya seperti kentang, telur, pare, kecap, dan saos dapat dibeli di daerah mitra.
“Agar rasanya standar, penggunaan saos dan kecap tidak bisa sembarangan, hanya merek tertentu yang sudah kami tentukan, tetapi tidak wajib dibeli dari kami,” jelas Zainal.