Bisnis.com JAKARTA - Untuk menjadi karyawan yang dapat bersaing secara global, harus didukung oleh tiga aspek, yakni keahlian, pengetahuan, dan sikap. Namun, ternyata kepercayaan diri dan keahlian komunikasi masih menjadi kekurangan bagi tenaga kerja Indonesia.
Ketua Perhimpunan Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia Pambudi Sunarsihanto mengatakan tenaga kerja Indonesia sebenarnya sudah memiliki bekal yang mapan untuk bersaing. Kompetensi yang memadai dan kesadaran pemerintah dalam membentuk standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI) juga akan menjadi kunci daya saing tenaga kerja Indonesia.
"Namun, tantangan tenaga kerja Indonesia berkarir di dunia global adalah kompetisi. Ada dua aspek dari kompetisi yang kurang dimiliki tenaga kerja Indonesia, yaitu kepercayaan diri dan keahlian komunikasi. Padahal pegawai di Indonesia sudah pintar-pintar," katanya pada Selasa (20/6/2017).
Menurutnya, banyak nilai budaya Indonesia yang mengajarkan orang untuk diam dibandingkan dengan bicara di depan umum.
Contohnya, banyak peribahasa dan kata mutiara yang menganjurkan orang untuk dia ketimbang melakukan kebodohan di depan umum, seperti tong kosong berbunyi nyaring, air beriak tanda tak dalam, dan masih banyak lagi.
"Sudah waktunya orang Indonesia mendobrak nilai-nilai ini dan beralih kepada nilai budaya yang relevan," katanya.
Selain aspek tersebut, tenaga kerja perlu memiliki sertifikasi dan kompetensi kerja untuk bersaing dengan pekerja dari negara lain dalam era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Sertifikasi kompetensi penting dilakukan agar SDM mempunyai acuan untuk meningkatkan kompetensi dan memiliki standar yang diakui oleh lembaga-lembaga terkait.
"Sertifikasi kompetensi juga mempermudah perusahaan dalam proses seleksi karyawan sehingga mempercepat rekrutmen calon tenaga kerja yang sudah kompeten serta menghemat tenaga, waktu, dan biaya perusahaan secara signifikan. Sedangkan bagi pelanggan, sertifikasi kompetensi juga memberikan nilai tambah dengan memberikan keyakinan bahwa pelanggan dilayani oleh para profesional yang kompeten di bidangnya masing-masing," tuturnya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Hery Sudarmanto mengatakan Indonesia diprediksi menjadi negara dengan ekonomi terbesar ketujuh dengan syarat harus memiliki 113 juta pekerja berkeahlian. Saat ini Indonesia baru memiliki sekitar 50 juta pekerja berkeahlian. Oleh karena itu, pelatihan kerja dan sertifikasi kompetensi kerja merupakan bagian penting dari investasi SDM Indonesia yang berkualitas.
"Kami berharap sektor-sektor usaha termasuk BUMN dan swasta, bekerja sama semakin erat dalam upaya peningkatan kompetensi pekerja dan pemenuhan kebutuhan industri di Indonesia.”