Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mimpi Om William Segera Terwujud di Menara Astra

Di kawasan Central Business Districk (CBD) Sudirman, tepatnya di Jalan Sudirman Kav.5, tengah berdiri kokoh sebuah menara menjulang tinggi seolah hendak menyentuh langit Kota Jakarta.
Menara Astra di kawasan CBD Jalan Sudirman, Jakarta Pusat/Bisnis/Yusran Yunus
Menara Astra di kawasan CBD Jalan Sudirman, Jakarta Pusat/Bisnis/Yusran Yunus

Bisnis.com, JAKARTA - "Itu gedung apa ya, tinggi amat dan mentereng, keren habis dah."

Begitu celetuk beberapa mahasiswi yang sedang menunggu tibanya bus Transjakarta di halte Sudirman, yang akan membawa mereka ke kawasan Monas sana.

Mereka tidak habis-habisnya menggelengkan kepala dan melontarkan kekagumannya dengan sang pendiri perusahaan, Om William, begitu mereka menyebut.

"Semoga Om William berbahagia di sana," begitu kata Nova, salah satu dari mereka, sambil bergegas naik ke bus Transjakarta.

Mimpi Om William Segera Terwujud di Menara Astra

Kantor Pusat Astra saat ini (kiri) dan Menara Astra (kanan)/foto: ist/Bisnis/Yusran Yunus

Di kawasan Central Business Districk (CBD) Sudirman, tepatnya di Jalan Sudirman Kav.5, tengah berdiri kokoh sebuah menara menjulang tinggi seolah hendak menyentuh langit Kota Jakarta.

Menara pencakar langit terbaru berlantai 50 di Jakarta itu kelak menjadi kantor pusat PT.Astra International Tbk (ASII) pada pertengahan tahun 2018.

Di bagian atas Menara Astra tersebut, akan menjadi kantor pusat ASII bersama 208 anak perusahaan di bawah kendali ASII di tujuh lini usaha yakni manufaktur dan jasa otomotif, jasa keuangan, alat berat, pertambangan dan energi, agribisnis, infrastruktur dan logistik, teknologi informasi serta properti.

Keberadaan Menara Astra menjadi tonggak terpenting dari perjalanan dan sumbangsih Astra terhadap negeri ini selama 60 tahun.

Astra didirikan oleh William Soerjadjaja bersama adiknya, Tjia Kian Tie dan sahabatnya, Liem Peng Hong, diawali dengan membeli sebuah perusahaan kecil di Jalan Sabang, Jakarta Pusat.

Perusahaan pemegang izin ekspor dan impor tersebut menjadi cikal bakal berdirinya Astra yang resmi didaftarkan di kantor notaris Sie Khwan Djioe di Jakarta pada 20 Februari 1957.

Nama Astra diambil dari nama Dewi Astrea, dari mitologi Yunani, memiliki makna yang terbang ke langit menjadi bintang. Kelak pada kemudian hari, Astra menjelma menjadi perusahaan publik bluechip di negeri ini.

Manajemen Astra di kantor baru itu akan memulai tantangan barunya, mewujudkan mimpi mulia Om William yakni menjadikan Astra sebagai perusahaan kebanggaan bangsa Indonesia, yang kemudian dirumuskan oleh penerus Om William dengan goals "Astra 2020 Pride of the Nation".

Dalam bukunya "Astra on becoming Pride of the Nation" (2017), Yakub Liman yang kebetulan pernah menjadi eksekutif Astra, menulis goals tersebut berintikan pada empat aspek yakni distinctive achievement, result that makes a difference, others try to emulate, national ambassador of products.

Kebanggaan nasional baru melalui karya-karya Astra, dicita-citakan demi ikut memajukan pembangunan bangsa dan negara serta mensejahterakan rakyat.

Pada berbagai kesempatan, Presiden Direktur Astra International, Prijono Sugiarto berulang kali mengulangi pernyataannya bahwa Astra menjadi salah satu aset nasional dan terus berkontribusi dalam bidang ekonomi dan sosial dalam enam dekade ini serta di dekade-dekade mendatang.

Prijono mengemukakan dalam menjalankan bisnisnya, Astra selalu mengedepankan butir pertama filosofi perusahaan yakni Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara.

"Hal itu kami wujudkan melalui program dan pendekatan yang terintegrasi dari Triple P yaitu Portfolio Roadmap, People Roadmap dan Public Contribution Roadmap".

Filosofi perusahaan Astra (Catur Darma) terdiri dari 4 pilar yakni :

1.Menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara

2. Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan

3. Menghargai individu dan membina kerja sama

4. Senantiasa berusaha mencapai yang terbaik

Catur Darma inilah yang akan memandu Astra menuju goals "Astra 2020 Pride ofe the Nation".

Liman menukil pernyataan mantan Presdir Astra, Michael Dharmawan Ruslim. "Suatu hari, ketika ditanya tentang kunci sukses Astra sehingga dapat bertahan melintasi zaman, beliau menjawab dengan yakin, Catur Dharma!"

Tetap Bertumpu pada Otomotif

Pada acara syukuran HUT ke-60 Astra International akhir Februari 2017, Prijono mengutarakan keyakinannya akan masa depan lini bisnis Astra terutama sektor otomotif dan industri pendukungnya yang saat ini masih menjadi pemimpin pasar (market leader).

"Dalam kesempatan ini kami menegaskan, Astra tidak akan pernah meninggalkan sektor otomotif sebagai bisnis inti dan penopang utama kinerja perusahaan dari awal berdirinya perusahaan hingga saat ini berusia 60 tahun," katanya.

Prijono mengemukakan sektor otomotif masih menjadi penopang utama kinerja perseroan dengan kontribusi terhadap pendapatan perusahaan sekitar 50%, disusul sektor jasa keuangan sekitar 15%, alat berat, pertambangan dan energi 15%, agribisnis 10% dan sektor lainnya 5%.

Di sektor otomotif, Astra memiliki beberapa perusahaan otomotif yakni PT.Toyota Astra Motor (mobil Toyota dan Lexus), PT.Astra Daihatsu Motor (mobil Daihatsu), PT.Isuzu Astra Motor Indonesia (mobil Isuzu), PT.Tjahja sakti Motor (BMW dan Peugeot), PT.Astra Nissan Diesel Indonesia (truk Nissan diesel), UD Trucks, PT.Astra Honda Motor (sepeda motor Honda).

Kemudian, PT.Toyota Auto2000 (dealer mobil Toyota), PT.Astra Otoparts Tbk (industri pembuat komponen/sukucadang), PT.Tunas Mobilindo Perkasa (Daihatsu), PT.Serasi Autoraya (TRAC), PT Serasi Mitra Mobil (Mobil88).

"Di masa-masa mendatang, kami akan terus berkarya dan melakukan inovasi dalam memajukan industri otomotif nasional yang berarti ikut memajukan perekonomian nasional dengan terciptanya lapangan kerja, setoran pajak dan devisa ekspor," ujarnya.

Dari Menara Astra, tujuh sektor bisnis Astra yakni manufaktur dan jasa otomotif, jasa keuangan, alat berat, pertambangan dan energi, agribisnis, infrastruktur dan logistik, teknologi informasi serta properti, kelak akan kita saksikan lahirnya karya-karya besar anak bangsa Indonesia dalam ikut menjadikan Indonesia sebagai bangsa dan negara yang terpandang di dunia, sebagaimana mimpi Om William.




Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yusran Yunus
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper