Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Covid-19 Sedang Hajar AS, Sedang Apa Warren Buffett?

Teleponnya mungkin berderingan sekarang karena banyak perusahaan besar mencari uang tunai dan secercah harapan dari 'sapaan' yang dilontarkan Buffett.
Orang terkaya ketiga dunia Warren Buffet/memolition.com
Orang terkaya ketiga dunia Warren Buffet/memolition.com

Bisnis.com, JAKARTA – Wabah virus corona (Covid-19) yang tengah mengguncang Amerika Serikat menggelitik rasa penasaran pelaku pasar. Sedang apa Warren Buffett?

Banyak yang meyakini mahaguru saham sekaligus investor kenamaan asal AS tersebut dapat menggunakan insting positifnya dalam kondisi pasar saat ini. Namun, di manakah sang Oracle of Omaha berada?

Buffett hampir-hampir tak terdengar suaranya sejak jumlah kasus Covid-19, yang disebabkan virus corona jenis baru, meledak di AS dan mengantarkan tanah airnya ini ke jurang resesi.

Penyebaran virus mematikan tersebut memang berpusat di New York. Namun tak berarti, negara bagian Nebraska, tempat kelahiran Buffett, lolos dari cengkeraman corona. Data terakhir menunjukkan jumlah penduduk yang terinfeksi di wilayah ini mendekati 200 orang.

Usia Buffett, yang akan menginjak 90 tahun pada Agustus mendatang, menempatkannya di antara kalangan yang paling berisiko mengalami komplikasi parah akibat virus corona.

Mungkin pemilik Berkshire Hathaway ini menghindari banyak wawancara secara langsung karena alasan keselamatan, seperti yang memang seharusnya menjadi pertimbangan.

Dengan begitu banyaknya kepanikan soal dampak kerusakan yang mungkin ditimbulkan pandemi corona terhadap perekonomian, investor dapat mengingat keyakinan Buffett yang tak tergoyahkan pada kemakmuran Amerika.

Pada tahun 2008, kala resesi melanda, dan 2010, Buffett mengakhiri kalimat dalam surat tahunannya kepada para pemegang saham dengan mengatakan bahwa ia dan Charlie Munger, sahabat sekaligus Vice Chairman Berkshire, beruntung karena dilahirkan di AS.

Investasi Berkshire sendiri adalah bagian dari ekonomi AS. Andil perusahaan tersebar di banyak sektor mulai dari maskapai penerbangan, bank, produsen barang-barang konsumen hingga teknologi. Berkshire terkenal memiliki saham di Amazon.com dan Apple.

Konglomerat ini juga memiliki kepemilikan atas salah satu sistem kereta api barang yang paling ekspansif dan jaringan utilitas raksasa, serta bisnis yang menjual segala sesuatu mulai dari furnitur hingga berbagai jenis asuransi.

Seperti banyak saham lainnya, saham-saham yang dimiliki Berkshire melorot 18 persen menuju tahun terburuknya sejak 2008.

“Jika kalian bertahan cukup lama, kalian akan melihat semuanya di pasar, dan mungkin perlu waktu selama 89 tahun bagi saya untuk menyertakan ini ke dalam pengalaman,” ungkap Buffett kepada Yahoo Finance, dalam suatu sesi wawancara terakhirnya yang ditayangkan di televisi.

Wawancara itu dilakukan pada 10 Maret, sebelum perkembangan Covid-19 menjadi begitu mengerikan di AS. Sejumlah negara bagian mulai dari California hingga Massachusetts mulai mengeluarkan perintah kepada warga untuk tidak keluar dari rumah mereka demi membendung penyebaran virus corona.

Tiga hari kemudian, Buffett mengumumkan bahwa ia membatalkan acara-acara terkait dengan pertemuan tahunan Berkshire yang sedianya diadakan di Omaha pada bulan Mei.

Tidak ada investor yang diperbolehkan hadir kecuali dilakukan secara daring. Ini artinya, tak pula akan ada penampakan Buffett yang rutin setiap tahun bertatap muka dengan puluhan ribu penggemarnya.

Namun, tokoh satu ini memang sarat akan asam garam. Ia mampu bersikap wajar kala berbagai peristiwa tampak mengagetkan bagi kita.

Dalam suatu rapat pemegang saham Berkshire pada 2018, Buffett menceritakan pelajaran yang telah dipelajari sepanjang hidupnya.

“Bayangkan diri kalian kembali ke 11 Maret 1942 [masa Perang Dunia II]. Saya ingin kalian membayangkan bahwa pada waktu itu telah menginvestasikan US$10.000, memiliki bisnis dan tidak pernah melihat penawaran saham lainnya,” tutur Buffett, seperti dilansir dari Bloomberg.

“Kalian [sekarang] memiliki US$51 juta dan tidak perlu melakukan apa pun. Yang harus kalian lakukan hanyalah membayangkan bahwa Amerika akan berjalan dengan baik dari waktu ke waktu, bahwa kita akan mengatasi kesulitan saat ini. Adalah hal yang sangat luar biasa bagi saya bahwa kita telah beroperasi di negara ini dengan tekanan di belakang kita,” lanjutnya.

JADI PELUANG

Dalam beberapa hal, inilah kondisi pasar yang ia nanti-nantikan. Peluang untuk akhirnya meraup bisnis yang tahan lama, meskipun untuk sementara menurun, dengan harga murah dan menjalankan tumpukan uang yang dimiliki Berkshire terus mengalir.

Mengutip sumber yang identitasnya dirahasiakan, pada Selasa (31/3/2020) Wall Street Journal melaporkan bahwa bisnis private equity, termasuk Berkshire, sudah mengincar target dalam industri travel, penginapan, dan hiburan.

“Akan lebih menyenangkan jika [mendengar] telepon berdering," kata Buffett pada tahun 2017 pada awal masa-masa 'kering' baginya untuk melakukan aksi merger dan akuisisi.

Teleponnya mungkin berderingan sekarang karena banyak perusahaan besar mencari uang tunai dan secercah harapan dari 'sapaan' yang dilontarkan Buffett.

Tahun lalu, Berkshire memainkan perannya dengan memberikan pembiayaan senilai US$10 miliar kepada Occidental Petroleum Corp. sebagai imbalan atas saham preferen dengan imbal hasil tinggi.

Meski mungkin bukanlah misteri bagaimana Buffett memandang kemampuan Amerika untuk melewati krisis kali ini, boleh ditebak ke mana ia akan menempatkan pundi-pundinya. Apa pun itu, ia harus melancarkan strategi dan mencari targetnya dari dalam rumah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper