Bisnis.com, JAKARTA – Dampak bencana pandemi virus Corona telah memukul banyak sektor bisnis di Indonesia. Apalagi pemerintah telah menetapkan masa bencana darurat Covid-19 hingga 29 Mei 2020 mendatang.
Chairman TRAS N CO Indonesia, Tri Raharjo mengatakan beberapa sektor bisnis berpotensi mengalami penurunan penjualan antara lain bengkel, restoran, salon, spa, properti, mice, tour & travel, hotel, transportasi, penerbangan, mall, fashion dan beberapa sektor bisnis lainnya.
Kondisi ini mendorong para pelaku usaha harus menyikapinya dengan membuat strategi yang tepat, baik saat masa pandemi berlangsung maupun setelah pandemi berakhir.
Dia mencontohkan untuk produk elektronik misalnya. Pelaku usaha dapat membuka layanan belanja dari rumah. Begitu juga bisnis ritel yang menurut Tri dapat membuka layanan pesan delivery untuk dioptimalkan. Bahkan, ada perusahaan kosmetik yang meluncurkan produk hand sanitizer dan langsung dipasarkan secara nasional melalui jaringan ritel modern dan marketplace.
“Kalau pemain kuliner saat ini mulai beralih membuat produk ready to eat, ready to cook dan ready to drink serta frozen food yang dipasarkan melalui konsep pesan antar, konsep reseller dan penjualan melalui marketplace,” ujarnya, dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Senin (13/4/2020).
Adapun untuk bisnis pendidikan, lanjut Tri, kini telah membuat layanan belajar dari rumah. Di mana siswa diberi akses untuk belajar dari rumah melalui aplikasi yang memudahkan siswa dalam belajar. Begitu juga dengan bisnis bengkel yang mulai mengembangkan layanan bengkel di rumah.
Untuk bisnis training, kini bisa langsung beradaptasi dengan membuat pelatihan atau webinar yang bisa diakses melalui aplikasi video conference. Sementara itu, beberapa brand hotel kini telah merubah fasilitas kamar hotel sebagai tempat istirahat bagi para tenaga medis dan lain sebagainya.
“Di tengah pandemi ini, tentunya para pelaku brand harus bijak dalam mengalokasikan dana campaign-nya. Di mana kreatifitas saat branding itu mutlak harus dilakukan, terlebih disaat work from home seperti ini,” tuturnya.
Kegiatan branding yang dilakukan pun beragam, mulai dari kegiatan CSR terkait pandemik virus corona, campaign belanja dari rumah, branding melalui media online, media sosial, website official, membuat online festival dengan memberikan diskon khusus dan lainnya.
“Untuk mensukseskan program pemasaran di masa corona ini, principal wajib melakukan koordinasi secara intens dengan distributor, agen dan jaringan penjualan ritelnya. Hal ini dilakukan untuk mencapai target yang diharapkan,” pungkasnya.