Bisnis.com, JAKARTA – Dampak pandemi Corona atau Covid-19 menjalar hingga ke hubungan kerja. Perusahaan bisa saja dengan terpaksa melakukan pemangkasan karyawan.
Jika usaha tidak berjalan normal, pendapatan anjlok sementara beban tetap atau fixed cost harus tetap dilunasi, perusahaan biasanya akan melakukan langkah rasional. Salah satunya, perusahaan melakukan penghematan termasuk pengeluaran dari sisi gaji karyawan.
Kondisi semacam ini mendorong perusahaan merumahkan hingga memutus hubungan kerja dengan karyawan. Terdengar pahit, tapi itu satu-satunya jalan yang bisa dilakukan perusahaan daripada seluruh aktivitas usaha ditutup gara-gara tak bisa survive diempas "badai" Corona.
Lantas, bagaimana para korban PHK bisa mencari pekerjaan lagi?
Dampak wabah Corona selain menyebabkan kegetiran juga melahirkan langkah-langkah inovasi. Selain muncul istilah work from home, dunia digital pun menjadi jalan untuk transaksi dan interaksi, termasuk mencari peluang kerja.
Merespons dampak wabah Corona di atas, Glints.com menggelar program #BraceTogether.
“#BraceTogether adalah inisiatif untuk membantu perusahaan dan pencari kerja yang terkena dampak pandemi dengan menyediakan sumber daya yang mereka butuhkan untuk bangkit kembali,” demikian tertulis di laman glints.com.
Melalui program #BraceTogether, Glints menawarkan peluang kepada perusahaan untuk “mencarikan” perusahaan baru bagi karyawan yang terpaksa harus diberhentikan terkait dampak wabah Corona.
Dengan begitu, karyawan yang terpaksa mengalami PHK masih punya harapan untuk mendapatkan perusahaan lain yang sesuai dengan keahliannya.
Lantas seperti apa Glints?
Dikutip dari wikipedia, Glints merupakan platform rekrutmen bakat dan karier online. Berkantor pusat di Singapura, Glints menjadi platform bagi talenta muda membangun kesiapan karir mereka melalui magang dan pekerjaan pascasarjana; mengembangkan keahlian yang dibutuhkan dalam berbagai karir.
Glints didirikan pada Agustus 2013 oleh Oswald Yeo, Looi Qin En, Seah Ying Cong, Wong Yong Jie, dan Steve Anderson Sutanto.
Di belakang Glints terdapat startup yang motori tiga anak muda. Mereka adalah Oswald Yeo dan Looi Qin En, keduanya warga Singapura, serta Oliver Yiu dari Indonesia.
Sementara kepada Bisnis, Brand Communication Lead Glints Marissa Saraswati menyebutkan bahwa Glints bukan sekadar headhunter service atau pun situs pencarian kerja.
“Yang kami lakukan adalah menciptakan sebuah ekosistem yang bertujuan untuk membuat para pencari kerja dan pemberi kerja mampu menyadari penuh kemampuan mereka,” ujar Marissa.
Glints, lanjut Marissa, menawarkan bantuan kepada perusahaan-perusahaan untuk membangun tim yang sukses berisi talenta muda melalui proses rekrutmen yang efektif.
“Proses rekrutmen kami adalah rekrutmen aktif berbasis teknologi yang didukung penuh oleh recruiter yang ahli. Dengan kemampuan ini, kami dapat membantu perusahaan untuk mengisi posisi yang kosong jauh lebih cepat dibanding standar industri,” ujar Marissa berpromosi.
Selain menjadi “matchmaker” yang menjodohkan karyawan dan perusahaan atau pencari kerja dengan pemberi kerja yang tepat, Marissa menyebutkan sejumlah produk Glints.
Di antaranya Marissa menyebut Glints Academy, Glints ExpertClass dan Glints Community. Di Asia, Glints juga menyelenggarakan kelas pelatihan intensif, seminar serta komunitas karier untuk pengkayaan SDM.
Berminat mencoba bagaimana Glints menghubungkan pencari kerja dengan pemberi kerja?
“Di job portal atau Glints Marketplace, pencari kerja bisa mendaftarkan diri dan menaruh profil mereka,” ujar Marissa.
Disebutkan Marissa, para kandidat akan diseleksi, kemudian dipertemukan dengan pemberi kerja atau perusahaan-perusahaan yang menjadi klien Glints.
“Kandidat yang memiliki profil lengkap dan kualitas baik akan kami hubungi secara langsung dan kami tawarkan pekerjaan dari klien kami,” ujar Marissa.
Dengan cara itu, lanjut Marissa, pencari kerja dapat fokus pada karir dan pengembangan kemampuannya.
“Kami yang secara aktif menawarkan pekerjaan yang tepat,” tambah Marissa.
Selain melalui job portal Glints Marketplace, pencari kerja juga bisa berasal dari Glints Academy yakni pelatihan intensif untuk software engineer.
Terkait kasus pandemi Corona, untuk job-matching, pencari kerja bisa mendaftarkan diri dengan menaruh profil mereka di landing page program #BraceTogether.
“Kami juga menyediakan resources lain untuk pencari kerja melalui upskilling programs seperti kursus bahasa asing, kelas online seputar pengembangan karir, dan layanan kesehatan mental,” tambah Marissa.
Tak hanya membantu pencari kerja, Glints juga menawarkan jasa kepada perusahaan yang terpaksa merumahkan karyawannya.
“Perusahaan yang terpaksa merumahkan karyawannya bisa menaruh daftar karyawan tersebut dan kami akan membantu menemukan pekerjaan baru untuk mereka,” urai Marissa.
Marissa membenarkan bahwa Glints berperan sebagai hub yang aktif mempertemukan pencari kerja dengan pemberi kerja, tidak sebatas menyediakan data di platform yang ada.
“Kami tidak hanya sebagai situs pencarian kerja. Kami juga akan secara aktif menjangkau perusahaan pemberi kerja kami yang masih mencari karyawan melalui recruiter kami yang ahli. Kami memiliki dua produk utama bagi klien kami yang membantu pencari kerja menemukan pekerjaan di perusahaan terkemuka di Indonesia (Glints TalentHunt) dan di luar negeri secara remote (Glints TalentHub)," ujar Marissa.
Saat ini, lanjut Marissa, Glints mempertemukan pencari kerja dan pemberi kerja di Indonesia serta pencari kerja dan pemberi kerja di Vietnam.
“Selain itu, Glints juga memiliki program Glints TalentHub yang berpusat di Batam. Para pencari kerja akan diberi pelatihan untuk menjadi profesional muda di bidang teknologi untuk kemudian mendapatkan kesempatan bekerja di perusahaan-perusahaan di Singapura,” tambah Marissa.