Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah perusahaan masih memiliki keyakinan iklim bisnis akan membaik sehingga tak menjadikan pandemi Covid-19 sebagai alasan untuk menunda ekspansi.
Pandemi Covid-19 sempat membuat kinerja emiten memburuk. Kondisi itu dialani nyaris pada semua sektor. Apalagi pandemi yang menonaktifkan semua aktivitas ini memberi pengaruh besar pada siklus keuangan perusahaan konstruksi dan transportasi.
Salah satu pemain saham pada emiten infrastruktur, F. Praska mengakui kondisi pandemi membuat kantong tergerus. "Saya sebagai investor yang pegang dari 2019 pasti ikut terkena dampak penurunan, minus jadinya," ungkapnya kepada Bisnis, Senin (8/6/2020).
Meski begitu di tengah buruknya situasi, Praska menilai ada setitik harapan ketika harga saham melemah. Pasalnya, investor masih punya peluang mendapat cuan.
"Kalau yang masuk lagi atau dapat pada harga terbawah kemarin [saat pandemi] sekarang sudah bisa dapat cuan lagi," sambungnya.
Praska yang ikut menanam saham pada emiten infrastruktur pelat merah ini berharap masa normal baru seharusnya bisa membuat kebijakan pembangunan prioritas dilanjutkan.
Baca Juga
Apalagi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah wajah dan kondisi ekonomi Indonesia. Sehingga dia berharap agar sesegera mungki wajah tersebut harus kembali molek di kancah pasar global.
"Sebab emiten BUMN ini membantu pemulihan ekonomi nasional, bisa memeratakan ekonomi skala luas lagi nantinya," pungkas Praska.
Menanggapi hal itu Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Mahendra Vijaya tak memungkiri pandemi membuat sebagian proyek perusahaan berkode saham WIKA ini mengalami perlambatan. Akibat pembatasan mobilisasi pekerja selama nyaris 3 bulan, banyak target proyek pembangunan yang terkoreksi.
Oleh sebab itu dia berharap penerapan pola hidup normal baru bisa mengembalikan lagi denyut produksi yang sempat melemah.
"Maka perseroan sudah membuat analisa terkait dampak ekonomi dari Covid-19 ini dalam rangka mempertahankan kelangsungan bisnis perusahaan," kata dia.
Dia membeberkan langkah solutif yang sudah dilakukan antara lain; merevisi dan melakukan efisiensi terhadap sejumlah proyek.
Selain itu perseroan juga mengevaluasi ekspansi usaha yang sudah dan akan dijalani agar tidak membebani kinerja keuangan.
Selain itu perusahaan juga sudah memaksimalkan pemakaian teknologi informasi dan engineering alias teknologi mesin berkualitas sebagai solusi mengurangi mobilitas pegawai dengan tetap menjaga output yang diharapkan. Sehingga kelangsungan operasional perusahaan bisa terjaga.