Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kala Tenun Ikat Jadi Sajadah yang Eco Friendly

Didiet Maulana, designer pemilik jenama Ikat Indonesia salah satunya. Mengambil peluang di tengah pandemi, dia berkolaborasi dengan Lasouk, brand dari Kanada dan Singapura
Tenun Ikat
Tenun Ikat

Bisnis.com, JAKARTA - Industri fashion mulai mengatur strategi untuk menghadapi era reopening ekonomi. Turunnya omset penjualan saat pembatasan sosial akibat virus corona, lantas disiasati dengan fleksibilitas dan inovasi menyambut dibukanya kembali aktivitas bisnis nanti. 

Didiet Maulana, designer pemilik jenama Ikat Indonesia salah satunya. Mengambil peluang di tengah pandemi, dia berkolaborasi dengan Lasouk, brand dari Kanada dan Singapura, memproduksi sajadah premium dengan motif tenun ikat Indonesia. Memang, pada masa sekarang sajadah menjadi salah satu barang yang sebaiknya dimiliki secara personal dan tidak dipakai bersama dengan orang lain guna menghindari penularan virus corona.

"Ini salah satu strategi. Penurunan angka sales yang kita sikapi berusaha fleksibel, kita buat beberapa produk yang menyesuaikan, salah satunya sajadah," ujarnya.

Kala Tenun Ikat Jadi Sajadah yang Eco Friendly

Didiet menyebut awalnya sajadah Ikat Indonesia hasil kolaborasi dengan Lasouk akan diluncurkan saat Ramadhan. Akan tetapi produksinya terhambat karena adanya pandemi Covid-19. Mendengar sinyal pemerintah akan melakukan reopening, Didiet pun menilai ini waktu yang tepat.

Diakuinya, ini kali pertama Ikat Indonesia meluncurkan koleksi sajadah. Pilihannya jatuh kepada sajadah karena melihat peluang pasar yang cukup besar di Indonesia. "Karena kita lihat marketnya besar sekali di Indonesia untuk pasar modest muslim," sebut Didiet.

Ditambah lagi market Lasouk yang sudah bisa menembus pasar internasional. Lasouk diketahui telah sukses memikat banyak orang dengan konsep sajadahnya yang unik. Deretan koleksi sajadah mereka sukses diterima di berbagai negara dari Singapura, Malaysia, UAE, dan tentunya Indonesia. 

Sajadah Lasouk dianggap sebagai produk yang cantik dan inovatif. Lasouk mampu mengubah sajadah klasik menjadi sajadah kosmopolitan, memadukan tampilan visual yang apik dengan kenyamanan, fungsi, serta produk yang conscious, juga eco friendly. 

Dengan begitu kata Didiet, secara tidak langsung koleksi sajadah tenun ikat bukan hanya cantik secara visual namun turut membantu mengenalkan budaya Indonesia di mata internasional.

Kala Tenun Ikat Jadi Sajadah yang Eco Friendly

Dalam koleksi sajadah kolaborasi Ikat Indonesia by Didiet Maulana X Lasouk, menampilkan keindahan motif geometris nusantara, dengan harmoni warna natural, mengangkat kekayaan alam Indonesia yang penuh keberagaman. 

"Visi kita menghadirkan keceriaan dan optimisme di tengah suasana seperti ini karena secara desain, kami sampaikan cerita yang positif lewat sebuah sajadah," jelasnya.

Terdapat tiga desain dalam koleksi kali ini. Desain pertama yakni Andjani Prayer Mat yang menggambarkan kesuburan tanah Indonesia dengan warna terakota yang membawa kehangatan. Andjani mengangkat motif tenun ikat dengan aksen yang menyatu melambangkan persatuan.  Aksen ragam hias menyerupai tumpal di bagian tengah, adalah titik pusat yang menggambarkan keseimbangan dan harapan baik.

Desain kedua yakni Ghalia Prayer Mat yang mengilustrasikan keindahan negara kepulauan Indonesia dengan warna hijau kebiruan yang harmonis untuk membawa rasa sejuk. Aksen warna coklat yang berpadu dengan garis biru menggambarkan pesona bahari, dan motif ikat yang saling berkesinambungan melambangkan kepercayaan yang tulus.

Kala Tenun Ikat Jadi Sajadah yang Eco Friendly

Terakhir, Shabira Prayer Mat. Desain ini melukiskan langit senja Indonesia yang dilintasi garis khatulistiwa dengan sentuhan warna biru dan merah yang syahdu. Aksen menjalar yang saling bertautan dalam bentuk motif ikat melambangkan keharmonisan dan persatuan dibawah cakrawala Indonesia.

Sajadah Ikat Indonesia X Lasouk terbuat dari suede yang empuk di bagian atas dan karet anti-slip di bagian bawah, tampil istimewa dengan print ikat yang dicetak dengan tinta berbahan dasar air. 

Nadja Felgenheierz, founder Lasouk mengatakan dalam kolaborasi ini, sajadah yang dihasilkan memang dibuat menggunakan material yang ramah lingkungan atau eco friendly. Jadi sajadah tersebut bisa terurai dan menyatu kembali dengan alam tidak seperti plastik yang memerlukan proses 50-100 tahun.

"Kita juga tidak menggunakan bahan plastik dan tentunya tidak beracun," tutur Nadja.

Dia menambahkan bahwa sajadah ini nantinya akan dipasarkan ke pasar internasional baik secara offline maupun online melalui website resmu Ikat Indonesia dan Lasouk, serta market place seharga Rp529.000. Dalam waktu dekat pun Lasouk akan membuka pasar ke Eropa. Biasanya sajadah keluaran Lasouk bukan hanya dipakai untuk ibadah, namun juga pelengkap meditasi dan dekorasi bagi pelanggan non muslim.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper