Bisnis.com, JAKARTA -- Berita buruk dapat membuat seseorang merasa cemas dan pandemi yang kita hadapi saat ini hanya menambah beban pkiran akibat stress.
Sudah lebih dari dua bulan sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar diberlakukan dan dengan kehidupan yang melambat, ruang gerak menjadi semakin terbatas, tidak jarang kita dihadapi dalam keadaan stress.
Lebih lanjut, ketika bisnis di seluruh dunia terhenti, pandemi ini telah meningkatkan tekanan pada semua pengusaha berskala kecil dan besar tanpa rencana rencana cadangan.
Selain mengkhawatirkan keselamatan keluarga dan orang-orang terkasih mereka, para wirausahawan dan pemimpin bisnis memiliki tekanan tambahan mengenai kelangsungan hidup perusahaan dan staf di saat tidak ada pendapatan. Semua ini dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka.
Para pemimpin dan pendiri usaha memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk dipikul karena mereka adalah jembatan antara bisnis dan orang-orang yang bekerja di organisasi mereka.
"Dari memastikan stabilitas keuangan karyawan mereka di antara banyak hal lain, seorang pemimpin memang memiliki banyak peran penting” ujar Sarvesh Shashi, pendiri perusahaan kebugaran Sarva, seperti dikutip melalui ET Digital, Rabu (24/6).
Shashi mengatakan bahwa dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, keputusan dapat dengan mudah dipengaruhi oleh keyakinan dan bias dan oleh karena itu, orang-orang dengan peran kepemimpinan, terlepas dari apa yang mereka rasakan, harus menganalisis dan fokus pada apa yang relevan.
“Jadi, apa pun yang kami putuskan, harus diputuskan baik secara pragmatis dan sensitif dengan memperhitungkan semua kemungkinan. Selain itu, keputusan yang kami ambil perlu mempertimbangkan apa yang terbaik untuk bisnis sambil memastikan kesejahteraan tim adalah prioritas," tambahnya.
Sementara kebiasaan bekerja dari rumah mulai mendapatkan momentum di beberapa perusahaan, sistem kerja ini juga memicu kesepian bagi banyak orang. Perubahan total gaya hidup kerja yang melibatkan jarak sosial dan isolasi diri memiliki kecenderungan untuk membawa perasaan kesepian.
Divya Kannan, Psikolog Klinis, Mind.fit, percaya bahwa ada kebutuhan untuk membingkai ulang pemikiran dan perspektif, terutama memahami bahwa seseorang tidak sendirian dalam pengalaman ini.
Dia menggarisbawahi bahwa untuk mengatasi kesepian, orang perlu memahami perspektif bahwa akan ada akhir dari cara hidup saat ini meskipun mungkin tidak terasa sama.
"Semakin kita bisa terlibat dalam kehidupan di masa sekarang, semakin sedikit kecenderungan kita memikirkan ketidakpastian masa depan," katanya.
Sementara itu, co-founder of Indian Angel Network Saurabh Srivastava mengatakan bahwa saat ini langkah yang paling tepat untuk dilakukan adalah adaptasi bukan melalui isolasi sosial, cukup dengan menjaga jarak aman secara fisik.
Melihat melalui kacamata bisnis, investor malaikat Rajan Anandan berkata, "Jika Anda seorang pendiri usaha, Anda tahu bahwa krisis keuangan ini lebih besar daripada krisis lainnya, bahkan lebih besar daripada krisis keuangan global 2008."
Dia juga menambahkan bahwa bahwa di tengah-tengah berita yang menyedihkan, para pengusaha tetap harus mengambil keputusan berani untuk masa depan bisnis dan tidak ada waktu untuk menunggu.
"Susun rencana untuk skenario terburuk, siapkan rencana cadangan," ujarnya.