Bisnis.com, JAKARTA -- Hanya dalam waktu lima tahun, Colin Zheng Huang telah berkembang dari posisi pemimpin teknologi di Google, menjadi bos e-commerce.
Kekayaannya bertambah hampir dua kali lipat selama pandemi.
Dilansir melalui Asia Times, setelah bekerja di Google sebagai pemimpin teknologi, pada 2015 Huang memutuskan untuk memulai usahanya sendiri.
Huang, pendiri raksasa e-commerce China, Pinduoduo (PDD), dan orang terkaya kedua di Tiongkok, kini memiliki kekayaan senilai US$44,2 miliar dolar, menurut Peringkat Billionaires Real-Time Forbes.
Itu artinya dia telah berhasil menyalip posisi pendiri Alibaba, Jack Ma, dan menjadi orang terkaya kedua di China, disusul oleh Pony Ma yang merupakan pendiri dan CEO Tencent.
Caixin Global melaporkan bahwa dalam kurun waktu lima tahun sejak didirikan, Pinduoduo telah menyusul saingannya JD.com untuk menjadi pengecer online terbesar kedua di China setelah Alibaba.
Berkat meningkatnya kegiatan pengguna karena orang-orang beralih ke platform online di tengah pandemi Covid-19, saham perusahaan yang terdaftar di Nasdaq ini telah berlipat dua nilainya sejak awal tahun.
"Setelah pertumbuhan cepat pada kuartal pertama 2020, nilai pasar Pinduoduo naik tajam pada Juni, dipicu oleh penjualan yang kuat selama promosi belanja nasional tahunan pada 18 Juni," Caixin Global melaporkan, seperti dikutip pada Senin (29/6).
Selama festival belanja tersebut, jumlah pesanan di Pinduoduo melebihi 1,1 miliar. Perusahaan ini sekarang memiliki kapitalisasi pasar lebih dari US$104 miliar dengan lebih dari 628 juta pembeli aktif.
Huang diketahui memiliki 45% saham di Pinduoduo dan dengan cepat naik ke peringkat teratas orang terkaya China. Namun, perusahaan ini jauh dari menguntungkan dengna laporan kerugian bersih sebesar 4 miliar yuan atau USS$581,8 juta) pada kuartal pertama 2020.
Di sisi lain, peningkatan kekayaan bersih Huang yang mengejutkan telah memicu perasaan campur aduk di antara para pengguna internet. Seorang pengguna menganggap Pinduoduo sebagai platform online yang kebanyakan menjual produk palsu.
Beberapa pengguna lain menggemakan sentimen ini, mengatakan mereka tidak pernah menyangka perusahaan akan begitu sukses.
Netizen lain terkesan dengan kekayaan Huang dan optimis tentang perusahaan.
“Ini baru lima tahun sejak Pinduoduo didirikan. Perusahaan memiliki masa depan yang cerah,” tulis seorang pengguna.
Menurut NextShark, pendiri berusia 37 tahun ini mengambil ketajaman bisnisnya dari pengalaman hidup, salah satunya adalah ketika bekerja dengan Google.
Pada 2004, dia memilih untuk bergabung dengan perusahaan mesin pencari yang belum berhasil dan mengesampingkan posisi di Microsoft. Huang bekerja magang selama dua tahun dengan segala ketidakpastian di Google.
NetShark melaporkan, ketika mengamati dinamika antara Alibaba dan Tencent, dua perusahaan internet teratas China, Huang kemudian menemukan peluang untuk menciptakan layanan yang lintas sektor yakni e-commerce dan game.
Pada Mei 2015, dia berhasil mengumpulkan US$8 juta dan meluncurkan PDD beberapa bulan kemudian. Sebagai inti bisnisnya, DD berupaya menghadirkan pengalaman layaknya pusat perbelanjaan tepat di ujung jari pelanggan.
Idenya adalah untuk membiarkan sekelompok orang berbelanja bersama sehingga mereka bisa mendapatkan diskon.
Saat berbelanja, pengguna dapat berbagi ide, berkonsultasi pendapat, dan bahkan bergosip. Ini membuat PDD menjadi situs belanja dengan fitur sosial, yang menurut Huang menguntungkan.
“Beberapa perusahaan telah mencoba ini sebelumnya, tetapi tidak ada yang benar-benar dapat melakukannya. Kami merasa memiliki keunggulan kompetitif, ”katanya.