Bisnis.com, JAKARTA – Guna mendorong perubahan sosial atau social impact pada masyarakat, Go-Jek mendirikan Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB) dengan mengandalkan urunan sosial dari setiap pegawai struktural untuk mendanai yayasan yang akan fokus dalam pemberdayaan manusia bidang teknologi dan entrepreneurship.
Chairwoman Yayasan Anak Bangsa Baik (YABB), Monica Oudang menyatakan yayasan ini didirikan Go-Jek dengan tujuan untuk mendorong perubahan sosial dengan membantu ekosistem yang merupakan mitra Go-Jek, mitra UMKM, sampai masyarakat secara luas.
Berkaca dari dampak positif dari sisi ekonomi dari Go-Jek mendorong UMKM, Monica menilai yayasan ini menjadi salah satu cara Go-Jek mendukung pekerja harian dari sektor informal.
“Awalnya YABB mau kami rilis akhir tahun ini, sampai sungguh matang program dan timeline kerja. Namun karena kondisi pandemi ini, kami mempercepat peluncuran YABB pada April 2020 lalu, karena sangat banyak mitra kami khususnya dari sektor informal seperti UMKM, pedagang, driver yang terkena dampak Covid-19,” ujar Monica kepada Bisnis melalui webinar, Selasa (30/6/2020).
Berdasarkan data internal Go-Jek, Monica membeberkan selama pandemi berlangsung dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar, pemasukan mitra driver Go-Jek tergerus 80%. Hal ini sangat berdampak pada siklus kehidupan mereka sehari-hari.
Pengumpulan dana awal bagi yayasan ini diakui Monica dengan cara mengambil sekitar 25% dari penghasilan pejabat atau pegawai senior di perusahaan tersebut sebagai donasi untuk YABB. Selanjutnya, gerakan itu pun melibatkan karyawan lainya untuk mendonasikan sebagian dari pendapatan bulanan ke kas YABB. Penggalangan dana yang berlangsung ini berhasil meraup modal awal untuk YABB sekitar Rp10 miliar.
Respon positif ini yang diyakini Monica akan meluas dan membuka peluang baru kerjasama kemitraan dengan lembaga lain dalam visi dan misi yang sama.
Sebagai tahap awal, sejumlah kegiatan yang dilakukan YABB masih bersifat karitatif. Misalnya saja; program membagikan sembako, program makanan gratis, program makanan gratis untuk tenaga kesehatan, maupun program sumbang suara. Namun sampai akhir 2020, Monica menargetkan agar YABB bisa menjadi jembatan pekerja informal ini untuk melek teknologi dan siap memasuki era financial inclusion.
“Yayasan kami tetap memakai DNA dari Go-Jek yaitu speed innovation deeply, kami akan memperkenalkan kepada mitra dan masyarakat digital literacy, financial inclusion, sampai tren pekerjaan di masa depan. Semoga dengan yayasan ini kami bisa memberika efek yang kolektif,” sambunganya.
Dalam jangka panjang, Monica menargetkan kehadiran YABB tidak hanya membantu mitra Go-Jek tetap juga menyentuh sektor dan skala yang lebih luas. Beberapa target yang hendak dicapai YABB pun mengusung empat pilar. Pertama, peningkatan pendidikan untuk mendorong SDM berkualitas di Indonesia. Pilar kedua, kewirausahaan atau entrepreneurship agar dari mulai mitra Go-Jek ataupun non mitra mulai masuk dalam ekosistem usaha kecil untuk mendorong ekonomi.
Pilar ketiga, teknologi dimana YABB akan mendorong pemanfaatan teknologi mendorong target perbaikan SDM. Pilar keempat adalah data driven approach, dimana YABB akan mengandalkan data dalam menyusun program dan perumusan target untuk perbaikan masalah sosial dan ekonomi di Indonesia.