Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Potensi Bisnis Olahan Ayam Hootz, Omzet Hingga Puluhan Juta Rupiah

Bisnis aneka olahan ayam ini pun kemudian banyak ditawarkan dalam bentuk kemitraan sehingga memberi kesempatan bagi masyarakat yang ingin memulai usaha.
Ayam Hootz
Ayam Hootz

Bisnis.com, JAKARTA -- Aneka olahan ayam seperti ayam goreng, ayam geprek, ayam penyet, dan sejenisnya menjadi salah satu menu favorit masyarakat Indonesia.

Tak heran bila makin banyak pelaku usaha yang terjun dalam bisnis ini karena prospeknya yang cukup menggiurkan.

Bisnis aneka olahan ayam ini pun kemudian banyak ditawarkan dalam bentuk kemitraan sehingga memberi kesempatan bagi masyarakat yang ingin memulai usaha. Salah satu pelaku usaha yang menawarkan paket kemitraan adalah Dovi Toberto, pemilik waralaba Ayam Hootz.

Dovi mengatakan ide awal mengembangkan usaha ini dimulai sejak 2017 ketika itu bisnis makanan yang serba pedas tengah naik daun. Dia pun kemudian menggabungkannya dengan ayam geprek yang pedas dan digoreng secara kriuk dengan paduan sambal mentah yang pedas dan segar.

“Sambal yang kami gunakan beda karena tidak diguyur pake minyak tetapi sambal asli yang fresh sehingga pedasnya lebih terasa. Untuk menambah rasa kami tambahkan garam dan sambal terasi,” tuturnya.

Sementara itu, ayam yang digunakan sudah dimarinasi sehingga tidak perlu dibumbui lagi dan hanya tinggal digoreng dengan minyak panas. Selain itu, Ayam Hootz juga memiliki bahan baku yang diracik sedemikian rupa berdasarkan pengalamannya 10 tahun bekerja di restoran kapal pesiar sehingga menghasilkan rasa yang tak mungkin diduplikasi pihak lain.

Dari sisi higienitas, Dovi memastikan bahwa ayam yang dikirim tetap fresh dengan menjaga kualitas dan kesegaran ayam potong. Adapun menu yang dihadirkan antara lain ayam geprek sebagai varian utama, dengan tambahan topping seperti saus keju, keju cheddar dan mozzarella.

Ayam Hootz juga menawarkan tambahan varian menu seperti tempe, tahu bacam, ceker, ati ampela, usus, burger dan minuman spesial jus serta teh dengan ciri khas sensasi manis sepat namun memberikan rasa yang fresh.

“Untuk harganya kami mulai dari Rp8ribu untuk ayam karena dipotong 9, sedangkan untuk tambahan seperti usus, ceker dan ati ampela mulai dari Rp4ribuan. Modal ayam kita crispy seperti fried chicken kemudian digeprek ngga pakai minyak dan dikasi sambal yang fresh,” tuturnya.

Dua tahun mengembangkan usahanya dan membuat formulasi mengenai bisnis, Dovi akhirnya berani menawarkan paket kemitraan Ayam Hootz pada 2019. Ketika itu dia mulai mengikuti pameran kemitraan dan waralaba, dari sana terjaring beberapa mitra.

“Saat ini kami sudah memiliki 15 mitra, terakhir di Cikarang yang buka pada 20 Juni ini. Saat ini kami terus membuka kemitraan. Ada dua jenis paket yang kami tawarkan paket booth Rp25 juta dan paket mini resto dengan investasi awal Rp90 juta,” tuturnya.

Dovi sendiri memproyeksikan mitra yang bergabung dalam Ayam Hootz ini bisa mendapatkan omzet rata-rata sekitar Rp1,5 juta hingga Rp2,5 juta per hari atau sekitar Rp50 juta per bulan sehingga bisa BEP sekitar 7 bulan hingga 12 bulan.

Dalam mengembangkan sistem kemitraannya, Ayam Hootz memiliki SOP yang dapat diikuti oleh para mitra. Semua proses sangat sederhana sehingga mitra hanya tinggal mengikuti.

Misalnya saja untuk ayam yang digunakan sudah dimarinasi dan dibumbui sehingga hanya tinggal digoreng.

Untuk kontral produk dan sistem laporan keuangan semua sudah dibuat dalam sebuah sistem sehingga mitra lebih nyaman. “Marketing support nya juga sangat kita bantu makanya di kita ada dikenakan biaya franchise fee dan royalty fee yang tujuannya untuk mendukung marketing,” tambahnya.

Pihaknya juga akan membantu para mitra untuk bergabung bersama Grabfood dan Gofood sehingga proses marketingnya akan menjadi lebih mudah. Dovi juga selalu membuat beragam inovasi produk sehingga bisnisnya dapat makin berkembang.

Tipe Mini Resto
Investasi Awal : Rp90 juta
• Joining Fee : Rp25 juta
• Paket Usaha Rp65 juta (bahan-bahan, peralatan, branding tempat, dll)
Sewa tempat dan renovasi : Rp59 juta
Total Modal Awal : Rp149juta
Penjualan rata-rata per hari : Rp1,5 juta hingga Rp2,5 juta
Harga jual : Rp8.000 – Rp15.000
Total omzet per bulan : Rp45 juta – Rp60 juta
Keuntungan Bersih : 25% -- 30%
BEP : 7 – 12 bulan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dewi Andriani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper