Bisnis.com, JAKARTA -- Istilah viral muncul, saat konten yang dibagikan melampaui target audiens. Saat ini, muncul konten viral yang ditayangkan di berita pagi, media sosial, dan, jika penyebarannya kontennya cukup jauh, mungkin orang tua dan kakek nenek Anda juga sudah melihatnya.
Menyaksikan konten viral memang menyenangkan, terutama untuk mereka yang terdampak langsung dengan efek viral yang datang.
Namun, menjadi viral bukanlah solusi jangka panjang, apalagi jika Anda mengharapkan kesuksesan dari konten tersebut. Dibutuhkan banyak usaha bagi sebuah brand untuk menganalisis konten dan menempatkan strategi di belakangnya.
Dilansir melalui Entrepreneur, tidak biasanya suatu brand menjadi viral.
Di belakang layar, ada langkah-langkah cermat yang dilakukan untuk memastikan konten tersebut diarahkan pada audiens yang tepat dan mereka akan belajar dari sana untuk memahami audiens.
"Internet memilih apa yang menjadi viral, dan internet dapat membedakan antara konten yang otentik versus yang diproduksi dengan sengaja," tulis Lindsay Patton seperti dikutip melalui Entrepreneur, Jumat (17/7/2020).
Menjadi viral juga berarti sebuah brand harus mengambil risiko agar menonjol. Pikirkan tentang merek-merek terbaru yang telah menjadi viral.
Restoran Wendy's terkenal dengan kehadirannya di Twitter karena rantai makanan cepat saji ini mengambil pendekatan yang tidak ortodoks dalam pemasaran konten: bersikap galak. Atau Netflix dengan karakter administrator yang hangat seperti seorang teman.
Jika menjadi viral penting bagi suatu brand, strateginya harus spesifik dan terperinci.
Salah satu tantangan terbesar bagi orang yang memiliki kesuksesan berkat konten viral adalah menciptakan konten terbaik berikutnya.
Netizen selalu mencari hal terbaik berikutnya dari sebuah akun viral, dan jika mereka tidak dapat membawa konten ke level yang lebih tinggi, orang-orang akan menjadi tidak tertarik dan engagement akan berkurang.
Untuk menghindari penurunan besar, susun strategi dan target media sosial Anda terkait engagement yang konsisten. Untungnya, kesuksesan jangka panjang dan kesuksesan viral memiliki beberapa kesamaan: yakni konten yang baik.
Perbedaannya adalah bahwa dengan strategi, ada sedikit tekanan untuk mengungguli konten terdahulu.
Alih-alih, Anda bisa meningkatkan dan membangun keterampilan konten Anda seiring waktu.
"Dengan pertumbuhan jangka panjang, engagement yang konsisten antara pengguna dan brand membantu membangun hubungan dan kepercayaan seiring waktu," kata Patton.
Mempekerjakan pakar media sosial dapat membantu merampingkan strategi Anda dan memastikan produk Anda berfokus pada branding yang kuat dan konten menarik yang membuat pengguna tidak menekan tombol "unfollow".
Seorang pakar juga dapat mengetahui bagaimana menerjemahkan analisis media sosial menjadi perubahan yang dapat ditindaklanjuti yang akan mendorong pertumbuhan.