Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ken Langone Hidup dari Pekerjaan Serabutan Hingga Jadi Miliarder

Perjalanan Langone dari masa kanak-kanak yang sulit menjadi miliarder, yang dirinci dalam bukunya 'I Love Capitalism!,' juga mengajarinya pentingnya keberuntungan.
Ken Langone salah satu pendiri Home Depot./Bussines Insider
Ken Langone salah satu pendiri Home Depot./Bussines Insider

Bisnis.com -- Ken Langone adalah salah satu dari empat pendiri Home Depot dan, pada usia 85 tahun, Forbes mencatat harta kekayaannya mencapai US$4,8 miliar.

Tapi kekayaan Langone saat ini berbanding terbalik awal mula karirnya yang sederhana. Tumbuh di Long Island, New York, orang tua Langone hidup dari dari pekerjaan serabutan, living paycheck-to-paycheck.

Dengan kondisi finansial yang terbatas dan berbagai pekerjaan yang dia lakukan saat muda memberi Langone keterampilan dan perspektif yang digunakan pengusaha itu di kemudian hari untuk menjadi sukses.

“Saya mulai bekerja ketika saya berusia 11 atau 12,” kata Langone kepada CNBC Make It. “Salah satu hal pertama yang saya lakukan adalah menjual beberapa karangan bunga Natal. Dan juga mengumpulkan karton bekas karena saya tahu itu bernilai uang. ”

Pada saat dia berusia 14 atau 15 tahun dia beralih ke berbagai bidang seperti mengirim surat kabar, bekerja di toko daging, memotong rumput, menjadi caddy, dan kemudian mulai bekerja di konstruksi pada usia 16 dan 17.

Motivasi Langone untuk bekerja sangat sederhana.

"Saya ingin menghasilkan uang! Ayah saya adalah seorang tukang ledeng, ibu saya bekerja di kantin sekolah. Uang tidak banyak. Orang tua saya hidup dari gaji ke gaji,” kata pria yang saat ini seorang multi-miliuner.

Orangtuanya dapat memenuhi kebutuhan penting untuk keluarga Langone, tetapi tidak banyak yang bisa mereka nikmati.

"... Kami punya banyak makanan enak. Tapi saya baru saja memutuskan bahwa saya ingin punya uang tambahan, dan saya bersedia bekerja, dan saya bersedia bekerja keras," kata Langone.

langone home depot
langone home depot

Langone mengembangkan etos kerja yang menurutnya akan menguntungkannya di masa depan. Baginya menghasilkan uang bermanfaat dan memberikan otonomi.

Dia menabung sebagian dari penghasilannya dan membelanjakan sebagian. Dia kadang pergi ke bioskop dan membeli pakaian modis. Saat bekerja di toko daging, dia akan membawa pulang daging untuk keluarganya dan biayanya dipotong dari gajinya.

Selain mengembangkan etos kerja, Langone mengaku belajar membaca sifat orang terutama saat bekerja sebagai caddy.

Dia belajar sejak awal untuk mencoba menilai orang, melihat tingkah laku mereka, mendengarkan cara mereka berbicara. Dan itu sangat, sangat membantu bagi Langone ketika banyak dari apa yang dia lakukan bergantung pada penilaiannya pada orang lain.

Langone lulus dari Universitas Bucknell dan memperoleh gelar MBA dari Sekolah Bisnis Stern Universitas New York. Langone bekerja di Wall Street, sebagai pemodal, serta pengusaha sebelum dia bergabung dengan Bernie Marcus, Arthur Blank, dan Pat Farrah untuk mendirikan Home Depot.

Toko Home Depot pertama dibuka pada Mei 1979 di Atlanta.

Meskipun diiringi dengan awal yang lambat - para pendiri tidak mampu membeli barang dagangan yang cukup untuk mengisi toko sehingga mereka harus mengisi rak dengan kotak-kotak kosong untuk memberikan ilusi - tidak butuh waktu lama bagi Home Depot untuk menjadi sukses.

Rantai toko perkakas ini go public pada tahun 1981.

Sekarang, ada lebih dari 2.200 toko Home Depot di seluruh dunia dan kapitalisasi pasar Home Depot lebih dari US$230 miliar.

Perjalanan Langone dari masa kanak-kanak yang sulit menjadi miliarder, yang dirinci dalam bukunya "I Love Capitalism!", juga mengajarinya pentingnya keberuntungan.

“Anda tahu saya sering berkata, jika saya memiliki kesempatan untuk memilih antara pintar dan beruntung, saya pilih beruntung setiap saat. Bukan berarti bahwa pintar tidak membantu - itu membantu - tetapi sering kali dalam hidup Anda mengalami peristiwa kebetulan yang terjadi dan itu mengubah hidup Anda," kata Langone.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper