Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Bisnis Animasi Cerah Tapi Minim Investor

Industri animasi di Indonesia bisa menggeliat hingga ikut menguasai pasar internasional, bukan sekadar animatornya saja.
Animasi Pasoa/Jibi
Animasi Pasoa/Jibi

Bisnis.com, JAKARTA - Industri animasi terbilang memiliki prospek bisnis yang cerah. Pasalnya di tengah pandemi virus corona, bisnis ini mendapat banyak peluang.

Ketua Asosiasi Industri Animasi & Kreatif Indonesia (AINAKI), Daryl Wilson mengatakan valuasi dari karakter animasi sangat menjanjikan. Mengambil contoh animasi Doraemon, dari sebuah karakter yang diciptakan Fujiko Fujio itu, banyak bisnis yang bisa dikembangkan seperti penjualan boneka, pakaian, tas, souvenir, game, aplikasi, hingga bisa dipakai sebagai brand sebuah produk.

"Nilai bisnisnya besar, lebih dari menjual animasi sekadar penayangan saja. Ini banyak yang tidak disadari pelaku lokal (investor)," ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.

Kendati demikian, dia mengatakan dalam 3 tahun terakhir cukup banyak bermunculan investor yang melirik industri animasi tanah air, entah itu ke layar lebar, serial animasi, maupun konten di YouTube. Kalau semua pihak bergandengan tangan, bukan tidak mungkin industri animasi tanah air bisa menggeliat hingga ikut menguasai pasar internasional, bukan sekadar animatornya saja.

"Kami berharap bisa ditemukan lagi dengan investor lokal hingga internasional supaya potensi industri ini terangkat," harap Daryl.

Senior Animator di Industrial Light & Magic's Singapore, Ronny Gani mengatakan studio animasi Indonesia saat ini sudah mulai dilirik pasar internasional, khususnya dalam konteks penyedia jasa. Hal ini karena nilai jasa produksi animasi di tanah air lebih rendah dan kompetitif dibandingkan negara-negara lain.

Namun memang jumlahnya masih sedikit. Hal ini lantaran penyampaian info tentang peluang produk animasi kepada para pelaku bisnis atau investor belum optimal.

Begitu pula dari segi pendistribusian. Birokrasi penyiaran di TV lokal menurutnya tidak terlalu memberikan kesempatan untuk konten-konten lokal berkembang. "Jadi mungkin harus lewat distribusi alternatif, misalkan youtube, atau TV streaming," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper