Bisnis.com, JAKARTA -- Gina Rinehart adalah orang terkaya di Australia dan ke-85 di dunia.
Dia adalah seorang taipan pertambangan yang menghasilkan satu miliar dolar setahun dari proyek bijih besi dan batu bara melalui perusahaan yang dia warisi dari ayahnya.
Rinehart memiliki sedikit drama keluarga selama bertahun-tahun. Pada tahun 1992, seorang raja pertambangan Australia bernama Lang Hancock meninggal mendadak pada usia 82 tahun.
Seperti dilansir melalui Celebrity Net Worth, surat wasiat Hancock menyatakan bahwa seluruh kerajaan bisnisnya diserahkan dan dikendalikan oleh putri satu-satunya, seorang ibu tunggal dari empat anak bernama Gina Rinehart.
Ini berarti Gina akan mewarisi kerajaan pertambangan yang pada dasarnya sudah bangkrut.
Berkat inovasi Gina dan ledakan harga komoditas, selama 28 tahun berikutnya, kekayaan pribadi Gina meningkat menjadi US$15,9 miliar, menurut Forbes. Tapi jalannya tidak selalu mudah.
Selama 28 tahun itu, Gina digugat oleh ibu tirinya, penulis biografi pribadi, dan beberapa anaknya sendiri.
Gina lahir pada tanggal 9 Februari 1954 di Perth. Dia adalah anak tunggal dari Hope dan Lang Hancock. Dia bersekolah di Sekolah Anglikan St. Hilda untuk Anak Perempuan di Perth. Dia keluar dari Universitas Sydney untuk bekerja dengan ayahnya.
Saat itu, bisnis keluarga nyaris bangkrut. Gina-lah yang membangun kembali Hancock Prospecting dan mengubahnya menjadi salah satu perusahaan yang paling mengungtungkan dan berharga di Australia.
Hanya beberapa hari sebelum kematian Lang Hancock, istri ketiganya, Rose Porteous, berusaha menekannya untuk mengubah wasiatnya dan Hancock akhirnya mengeluarkan perintah penahanan terhadap Rose.
Menurut surat wasiatnya, sebagian besar kepentingan bisnis Lang diserahkan kepada putrinya Gina dan anak-anaknya. Dengan melakukan ini, Lang secara khusus mengeluarkan istri ketiganya, Rose, dari kerajaan pertambangan.
Rose sangat marah mengetahui bahwa dia disingkirkan dari wasiat suaminya. Kebencian timbal balik antara anak tunggal Lang, Gina, dan istri ketiganya, Rose, memicu pertarungan hukum yang sengit yang berlangsung selama 14 tahun dan menelan biaya puluhan juta dolar.
Sayangnya, ini bukan satu-satunya perseteruan pahit di keluarga Gina.
Dia telah beberapa kali dituntut oleh anak-anaknya sendiri atas kendali Hancock Prospecting. Pada tahun 2003, Rinehart berselisih dengan putranya, John, dan dia mengubah nama keluarganya menjadi Hancock.
Pada 2013, putri Rinehart, Hope Welker, menggugat ibunya atas keputusannya untuk memperpanjang kepemilikan dan kendali atas kepercayaan keluarga selama 57 tahun, hingga 2068.
Menurut anak-anaknya, Gina telah mengatur taktik termasuk meyakinkan akuntan mereka untuk memberikan informasi palsu kepada anak-anaknya tentang perusahaan gabungan yang diwariskan oleh Lang Hancock.
Anak-anak tersebut menyatakan diberitahu bahwa mereka harus bertanggung jawab atas pajak capital gain jika mereka mengambil kendali atas perusahaan gabungan dari ibu mereka.
Kantor akuntan memberi tahu Bianca bahwa dia harus membayar US$142 juta dalam bentuk pajak capital gain. Itu tidak benar. Itu semua adalah upaya Gina untuk mencegah anak-anaknya mengambil kendali atas kepercayaan keluarga.
Di samping drama keluarga yang panjang, menyakitkan, dan mahal, Gina tetap dinilai berhasil menghidupkan kembali perusahaan yang gagal berkembang.
Sekarang, Gina menjalani gaya hidup yang bergelimang harta lengkap dengan rumah-rumah mewah di beberapa kota Australia.
Rumah besarnya di Perth bernilai US$25 juta. Dia memiliki puluhan mobil dan berkeliling dunia dengan jet pribadinya yang dibuat khusus.
Secara filantropis, Rinehart sangat tertarik dengan berbagai program untuk perempuan.
Dia diketahui bergerak sendiri mendanai pembangunan panti asuhan di Kamboja dan mensponsori pendidikan banyak gadis miskin di seluruh dunia.