Bisnis.com, JAKARTA -- Industri fesyen dalam negeri menghadapi krisis besar di tengah pandemi Covid-19 dan berbagai regulasi yang membatasi kegiatan bisnis demi menjaga keamanan dan kesehatan masyarakat.
Dampak paling signifikan tentu dirasakan oleh pelaku usaha kecil dan menengah di seluruh sektor, termasuk industri batik yang mengalami penurunan drastis selama 8 bulan terakhir.
Ketua Umum Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI) Komarudin Kudiya bahkan menyampaikan bahwa tidak sedikit pengrajin dan pengusaha batik yang harus beralih profesi.
Di sisi lain, ada pula pengusaha batik yang menemukan pandemi sebagai momentum untuk menguji ketahanan bisnisnya.
Pipiet Noor, founder Nona Rara Batik, sebuah brand lokal fesyen wanita yang menyediakan baju batik kasual, berinovasi dengan mengadaptasi model jahitan yang lebih kekinian dan dengan harga terjangkau.
Baca Juga
Adaptasi juga dilakukan dengan mengubah cepat strategi penjualannya dengan menekan pengeluaran, menutup semua offline store dan mulai fokus memasarkan pakaiannya melalui online dan beberapa marketplace.
“Kami memaksimalkan source material yang sudah kami miliki guna untuk menekan pengeluaran. Dari awal pandemi kami juga mulai berjualan masker kain jauh sebelum ada himbauan dari pemerintah. Ini menyelamatkan cash flow Nona Rara Batik di awal pandemi," ujar Pipiet, seperti dikutip melalui siaran pers yang diterima Bisnis, Kamis (26/11).
Nona Rara Batik, juga mengidentifikasi permintaan pasar yang tinggi untuk kebutuhan masker dan mulai mengembangkan produk masker kain batik.
Tidak hanya menaruh fokus penuh ke kanal online, Nona Rara Batik juga ikut menginisiasi dan berpartisipasi dalam beberapa kampanye belanja online.
Pipiet menuturkan bahwa brandnya mengalami pertumbuhan jumlah transaksi, bahkan di kampanye promo 11.11 kemarin, berhasil mencatat rekor tertinggi sepanjang tahun untuk penjualan dalam 1 hari, dengan kenaikan 15 kali dibandingkan hari biasanya.
Pada Kampanye Festival Belanja Batik yang diadakan 2 Oktober lalu, Nona Rara Batik juga mencatatkan pertumbuhan transaksi sebanyak 12X dibandingkan dengan hari biasanya.
Berbagai koleksinya diproduksi langsung oleh pengrajin daerah serta pemilihan bahan yang cocok digunakan untuk aktivitas dan kegiatan sehari-hari.
“Ini pastinya memotivasi kita pengusaha brand-brand lokal yang menjual produk khas tradisional Indonesia untuk terus berinovasi dan tumbuh, karena ternyata Batik Indonesia itu banyak banget peminatnya, dan dengan berjualan di online ini juga membantu kita untuk memasarkan produk-produk Nona Rara Batik ke berbagai daerah.” tambah Pipiet.
Di bulan Agustus kemarin, Nona Rara Batik juga resmi bermitra dengan Hypefast, sebuah perusahaan rintisan yang didirikan oleh mantan Chief Marketing Office (CMO) Lazada Indonesia, Achmad Alkatiri.
Hypefast bermitra dengan brand online di Indonesia dengan cara memberikan suntikan dana segar sebagai investasi langsung dan membantu pertumbuhan bisnis dengan tim retail lengkap yang dimilikinya.