Bisnis.com, JAKARTA -- Industri gim lokal memiliki pangsa pasar besar, apalagi akibat pandemi Covid-19 yang diyakini akan mendorong industri ini menggeliat sampai tahun depan.
Meski demikian tak dapat dipungkiri, upaya optimalisasi industri ini masih sangat dibutuhkan untuk mendorong perkembangan ekonomi dalam negeri.
Data yang dikeluarkan oleh Statista, pada Juni 2020 dan dikutip Bisnis.com pada Kamis (17/12/2020) menunjukkan pendapatan sektor video game di Indonesia diproyeksikan mencapai US$1 miliar pada 2020. Proyeksi ini bahkan bisa meningkat 2,5 persen per tahun hingga 2025.
Di pasar global sendiri, baru-baru ini PlayStation meluncur seri kelima, yakni PlayStation5 alias PS5 yang membuat geger para pemain game dunia.
Tak tanggung-tanggung di Indonesia saja, harga game PS5 diberandol dengan harga yang fantastis. Misalnya, Game Demon’s Soul harganya Rp1,02 juta. Lalu game Spider Man: Miles Morales dijual Rp729.000, serta game Sackboy A Big Adventure dipasarkan Rp879.000.
Dilansir dari Telegraph, CEO Sony Jim Ryan pun membeberkan game eksklusif dari PS5 ini sebenarnya sudah terbilang moderat dan layak jika dibandingkan sejumlah video game hiburan lain.
Baca Juga
Dari data yang dikeluarkan Statista pada November 2020 menjelaskan, seiring dengan lahirnya PS5 dari Sony, kompetitor lain yakni Microsoft juga memasarkan Xbox Series X dengan harga yang relatif tak jauh berbeda.
Padahal pada 2013 lalu, dua perusahaan ini juga mengeluarkan produk berbarengan, Sony dengan PS3 dan Microsoft dengan Xbox One namun saat itu PS3 masih jauh lebih murah ketimbang Xbox One. Sejarah historis, Microsoft memang baru merambah ke game online per 2001 di saat PlayStation sudah lebih awal menguasai pasar.
Tak hanya PlayStation dan Xbox, ada pula geliat konsol game yakni Nintendo yang mencatatkan prestasi. Pasalnya, sampai dengan enam bulan mendatang yakni Maret 2021 berdasarkan data dari Nintendo, perusahaan masih akan mendulang cuan yang melambung dengan pendapatan dan profit operasional sebesar 73 persen dan 209 persen.
Sepanjang 2020 saja, semester pertama tahun ini sudah mencatatkan keuntungan berkat pandemi Covid-19. Adapun kontribusi tertinggi disumbang oleh produk game Nintendo Switch sejak 2017 lalu.
Lantas bagaimana pelaku usaha dan pemerintah di Indonesia mengelola potensi industri game saat ini?
Chief Executive Officer Arsanesia Entertainment Adam Ardisasmita dalam live IG dengan Goethe Institut menyatakan pandemi Covid-19 membuat pangsa pasar gim naik signifikan karena banyak orang yang tidak bisa beraktivitas keluarga.
Dia bahkan menyebut, tren naiknya harga gim di pasaran, karena tingginya aktivitas yang dilakukan dari dalam rumah. Kondisi ini diprediksi oleh Adam masih akan berlangsung sampai 2021.
“Pandemi ini membuat kami sedikit merasa ini blessing in disguise. Banyak teman kami terdampak tapi di sisi lain bisnis game naik demandnya, awal Februari saja Nintendo di Tokopedia harganya naik sampai dua kali lipat,” ujar Adam.
Dia juga menyebut, pandemi telah mendorong aktivitas hardcore gamers mengalami kenaikan signifikan yang akhirnya mendorong tren gim melesat.
Pada sisi lain, softcore gamers atau golongan gamers yang bermain pada saat tertentu saja kini mulai naik. Pasalnya semakin banyak pemain baru yang sebelumnya tidak bermain game akhirnya memutuskan main game selama pandemi.
Kondisi ini juga yang diyakini Adam dalam beberapa tahun ke depan membuat pangsa game kian tinggi melampaui pangsa pasar penonton film.