Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kelola Bisnis Lapis Legit Usai Pensiun, Linda Sukses Raup Omzet Capai Ratusan Juta

Ketika itu sekitar tahun 2016, Linda Sri Wahyuni dan suaminya baru saja pensiun dari pekerjaan formalnya sehingga dia memiliki banyak waktu luang. Sebagai seseorang yang biasa bekerja dan melakukan berbagai aktifitas, tentu saja Linda merasa tidak betah jika hanya berdiam diri.
Linda dengan produk lapis legitnya
Linda dengan produk lapis legitnya

Bisnis.com, JAKARTA - Di usia yang tak lagi muda, bukan menjadi kendala bagi seseorang untuk memulai usaha. Bahkan siapa sangka, bisnis yang mulanya dijalankan sekadar untuk mengisi waktu luang usai pensiun, justru membuahkan hasil dengan omzet yang begitu menggiurkan.

Ketika itu sekitar tahun 2016, Linda Sri Wahyuni dan suaminya baru saja pensiun dari pekerjaan formalnya sehingga dia memiliki banyak waktu luang. Sebagai seseorang yang biasa bekerja dan melakukan berbagai aktifitas, tentu saja Linda merasa tidak betah jika hanya berdiam diri.

Dia kemudian mencoba mengisi waktu dengan membuat kue, terutama kue yang biasa disajikan pada saat lebaran, salah satunya Lapis Legit. Kue basah klasik khas Indonesia ini memiliki cita rasa manis dengan tekstur yang lembut dan telah menjadi salah satu makanan terlezat nan digemari masyarakat Indonesia.

Linda sebetulnya sama sekali tidak memiliki keahlian dalam membuat kue, tetapi dia terus belajar dan mencoba berbagai resep adonan yang didapatkan dari beberapa sumber terutama dari resep keluarga yang didapatkan secara turun-temurun.

“Saya memang bukan orang yang bisa bikin kue, semua benar-benar belajarsecara otodidak dan berkali-kali mencari komposisi resep sampai menemukan komposisi rasa yang paling optimum dan jadilah kue lapis legit,” ujar wanita berusia 58 tahun ini.

Untuk brandnya sendiri, Linda menggunakan merek Lapis Legit Linda Belinyu, home made lapis legit khas pulau Bangka. Adapun nama Belinyu sendiri diambil dari sebuah kota kecil di pulau Bangka yang juga merupakan tempat kelahian Linda.

“Harapan saya dengan memakai brand Linda Belinyu bisa membuat kuliner di kota kecil kami di pulau Bangka ini makin dikenal masyarakat karena Belinyu memang sangat terkenal dengan kulinernya,” tutur wanita yang hobi traveling ini.

Saat pertama memulai, Linda mengeluarkan modal awal sekitar Rp7,5 juta yang digunakan untuk membeli mixer (second hand) , electric baking pan, packaging serta berbagai bahan untuk pembuatan kue.

Setelah mendapatkan rasa yang paling pas, dia kemudian mulai menawarkan kepada beberapa temannya, termasuk memposting dan menjual melalui media sosial. Tidak lama muncul orderan pertama sebanyak 10 loyang yang dipesan langsung oleh teman-teman dekatnya.

Ternyata banyak yang menyukai kue Lapis Legit Linda Belinyu karena tekstur kuenya yang lembut, renyah di mulut dengan aroma lezat dan rasa manis yang pas. Pasalnya, dalam memproduksi lapis legit ini, Linda selalu menggunakan  bahan premium yaitu wijsman butter tanpa bahan pengawet, tanpa bahan pewarna dan full menggunakan kuning telur. Semua kuenya pun selalu fresh from the oven setiap harinya.

“Dengan respons yang sangat bagus ini kami makin bersemangat dan mulailah memakai oven khusus lapis legit yang bermula dari kapasitas 4 loyang,” ujar wanita kelahiran 1 April 1962 ini.

Selain itu, dari segi harga, lapis legit yang ditawarkannya terbilang cukup terjangkau dibandingkan dengan kue lapis legit yang ada di pasaran. Seperti diketahui bahwa untuk ukuran kue tradisional, lapis legit dikenal memiliki harga yang cukup mahal, rata-rata dibanderol seharga Rp300.000 hingga Rp500.000 per loyang berukuran 20x20 cm, bahkan ada yang mencapai Rp1 juta.

Namun, Linda sendiri menawarkan dengan harga yang lebih terjangkau yakni mulai dari Rp285.000 untuk lapis legit rasa original hingga Rp340.000 untuk varian rasa keju, prunes, serta campuran dua hingga tiga rasa keju, almond, plume/prunes sebagai varian paling favorit.

“Harga kami sangat diusahakan walau dengan bahan premium tetapi harga kami bisa terjangkau dan tetap bersahabat agar masyarakat bisa menikmati kelezatan lapis legit tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam,” tuturnya.

Tak heran bila usaha Lapis Legit Linda Belinyu yang kini telah memasuki tahun keempat, terus berkembang. Linda bahkan telah melayani pesanan dari hampir semua kota besar di Indonesia bahkan ada yang menjadikannya sebagai oleh-oleh untuk dibawa ke luar negeri seperti ke Amerika, China, Hongkong, Australia, Jepang, dan lain sebagainya.

Dalam memasarkan produknya, Linda memang lebih banyak memaksimalkan media sosial instagram @lindabelinyu123termasuk melakukan endorsements, promo discount , group arisan, hingga paket reseller. Semua proses baik produksi maupun pemasaran semua dilakukan sendiri olehnya, dengan dibantu oleh satu asisten.

“Saya tidak punya toko, semua proses produksi dilakukan di rumah dan pemesanan melalui online baik dari media sosial, whatsapp, maupun reseller. Saya juga tidak pernah membuat stok sehingga semua benar-benar fresh. Hari ini dipesan, besok langsung dikirim,” tuturnya.

Diakui olehnya bahwa selama masa pandemi ini penjualan relatif stabil bahkan lebih meningkat dibanding sebelum pandemi karena banyak karyawan yang working from home (WFH).

Apalagi ada kecenderungan para pecinta kuliner untuk menggunakan sosial media, khususnya instagram sehingga ketika Lapis Legit Linda Belinyu telah kuat di media sosial, pelanggan pun akan datang dengan sendirinya.

“Pokoknya untuk di media sosial ini kami usahakan untuk terus update setiap harinya sehingga lebih banyak dikenal oleh masyarakat,” ujarnya.

Saat ini, Lapis Legit Linda Belinyu mampu menjual sekitar 200 hingga 250 loyang per bulan. Jumlah tersebut meningkat signifikan pada hari tertentu seperti lebaran, Imlek, Natal, dan Tahun Baru, yang secara rata-rata bisa mencapai 1.000 hingga 1.200 loyang. Bahkan pada masa Imlek ini pesanan yang masuk lebih dari kapasitas dan masih ada sekitar 300 pesanan yang tak terlayani.

Dengan penjualan yang begitu signifikan, maka dalam sebulan rata-rata Lapis Legit Linda Belinyu bisa membukukan omzet hingga ratusan juta rurpiah dengan keuntungan mencapai hingga 60 persen.

“Dengan pesanan yang terus berdatangan, saat ini kapasitas oven kami dari yang tadinya 4 loyang kini kapasitasnya 12 loyang dengan ukuran20x20, dan kami sendiri memiliki 4 oven. Setiap hari saya bisa membuat sekitar 22 loyang hingga 33 loyang per hari dan kalau Natal,

Imlek, atau Lebaran itu bisa berkali lipat dan saya ada yang membantu 12 orang,” terangnya.
Meski dibantu oleh asisten tetapi Linda memastikan bahwa semua kue tersebut dibuat langsung dengan tangannya sendiri sehingga kualitas tetap terjaga sehingga konsumen yang sudah pernah mencoba akan memesan kembali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dewi Andriani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper