Bisnis.com, JAKARTA - Perkumpulan Petani Sarang Walet Nusantara (PPSWN) berharap ekspor sarang burung walet bisa dimudahkan.
Indonesia sendiri merupakan sentra komoditas sarang burung wallet dunia karena mampu memproduksi tidak kurang dari 80% sarang burung walet dunia.
Dewan Pembina Perkumpulan Petani Sarang Walet Nusantara (PPSWN) Benny Hutapea dalam keterangan tertulisnya menyebutkan salah satu kesulitan pelaku usaha di dalam mengekspor SBW adalah adanya kewajiban dimana eksportir SBW harus teregistrasi dengan teknis otoritas karantina china ’General Administration Of Customs China (GACC) dan memiliki sertifikat ekspor sebagai eksportir terdaftar (ET-SBW).
Dia mengatakan sebagai eksportir baru yang sudah mendaftar dan menjalankan teknis persyaratan dari Barantan sejak 2018-sampai 2021, belum ada satupun izin yang lolos guna merelisasikan ekspor SBW Ke China.
Dia menambahkan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah berasal dari sumber kekayaan alam dan perdagangan sehingga demi menyelamatkan perdagangan Indonesia.
Sarang burung walet atau disebut juga Edible’s Bird Nest adalah sarang yang diciptakan dari air liur burung walet yang terpadatkan tanpa tambahan bahan lain. Sarang burung walet terkenal dengan beberapa manfaatnya antara lain melancarkan metabolisme tubuh, menjaga kesehatan kulit, mempercepat proses regenerasi sel, menjaga sistem pencernaan, sebagai booster dalam sistem tubuh.
Kandungan Asam Sialat dalam sarang burung walet teruji 11,6 x lebih tinggi dibanding Asam Sialat dalam ASI kolostrum yang dapat mengoptimalkan perkembangan otak pada janin. Namun untuk menikmati khasiat sarang burung walet pun tak mudah, dibutuhkan proses hampir 6 jam untuk mengolah sarang burung walet dari mulai pembersihan sarang, pencucian hingga perebusan. Tak ayal sarang burung walet termasuk ke dalam komoditas produk hewani yang dijual dengan harga tinggi hingga mencapai $2.000 - $3.000/kg.