Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Startup Ini Manfaatkan AI Bantu Petani Deteksi Penyakit Tanaman

Teknologi tersebut berperan sebagai dokter virtual yang membantu petani menemukan, menentukan, dan mencari solusi dari berbagai jenis penyakit tanaman yang kerap dialami sehingga membantu petani dari kerugian akibat gagal panen sekaligus meningkatkan produktivitas pertanian.
Uji coba aplikasi Dr. Tania pada tanaman di halaman kantor Lembaga Kemahasiswaan ITB, Gedung Campus Center Barat lantai dasar, Rabu (14/3/2018). /ITB
Uji coba aplikasi Dr. Tania pada tanaman di halaman kantor Lembaga Kemahasiswaan ITB, Gedung Campus Center Barat lantai dasar, Rabu (14/3/2018). /ITB

Bisnis.com, JAKARTA – Hama atau penyakit tanaman menjadi salah satu musuh terbesar petani karena dapat membuat gagal panen. Namun, tidak semua petani mengetahui jenis penyakit yang menjangkiti tanamannya sehingga mereka tidak bisa memberikan penanganan yang tepat.

Hal inilah yang kemudian menginspirasi Febi Ifdillah dan Lintang Kusuma Pratiwi untuk mengembangkan Neurafarm pada 2018, perusahaan rintisan atau startup pertanian yang memanfaatkan teknologi artificial inteligent bernama Dokter Tania.

Teknologi tersebut berperan sebagai dokter virtual yang membantu petani menemukan, menentukan, dan mencari solusi dari berbagai jenis penyakit tanaman yang kerap dialami sehingga membantu petani dari kerugian akibat gagal panen sekaligus meningkatkan produktivitas pertanian.

“Ini sejalan dengan ciri dan misi kami yang ingin membantu mencapai ketahanan pangan global, meningkatkan kesejahteraan petani dan menjadikan dunia tempat yang lebih baik,” tutur Febi.

Lintang, Chief Agriculture & Operations Dokter Tania, mengatakan teknologi yang dipakai ini muncul dari hasil perbincangan mereka dengan para petani mengenai masalah yang kerap dihadapi petani. Salah satunya ketika ada seorang petani yang menceritakan tentang proses menanam cabe.

Pada 2017 awal, petani tersebut bisa memanen hingga 200 kg pada sepetak lahan. Akan tetapi pada 2017 akhir gagal panen akibat tanamannya diserang hama penyakit yang tidak diketahui jenis penyakit apa.

“Karena ketidaktahuan, dia memberi treatment yang justru membuat gagal panen, dan hanya bisa 40 kg dengan kerugian lebih dari 100 persen. Dari situ kami lihat, sebetulnya semudah kita ngasi tahu bahwa ini penyakit A, penanganannya begini, produk obatnya yang ini, dan itu bisa membantu petani lolos dari jeratan gagal panen,” terangnya.

Dari permasalahan tersebut, Febi dan Lintang pun memberi solusi berupa Dokter Tania sebagai teknologi kecerdasan buatan yang bisa mengidentifikasi dan mendeteksi berbagai jenis penyakit tanaman sehingga treatment dan pengobatannya bisa sesuai yang membuat petani dapat menyembuhkan penyakit tanaman tesebut.

Cara penggunaannya, petani tinggal memfoto tanaman yang terserang hama kemudian masuk ke aplikasi Dokter Tania untuk kemudian dideteksi penyakitnya. Saat ini, Dokter Tania dapat mendeteksi sekitar 30 jenis penyakit dari 14 komoditas tanaman.

“Secara kasat mata penyakit tanaman ini mirip-mirip apa dari jamur, bakteri, atau virus, itu hampir sama, maka gunakan kecerdasan buatan yang bisa mengkurasi at least 80 persen bisa tahu jenis penyakitnya dan obatnya apa saja,” terang Lintang.

Febi menambahkan bahwa kecerdasaran buatan ini juga lebih efisian karena bisa menghandel 10 atau 100 petani sekaligus, bisa lebih cepat dan lebih banyak jika harus menunggu datangnya penyuluh ke lokasi pertanian.

Saat ini Dokter Tania sendiri telah digunakan lebih dai 12.000 petani yang berada di 200 kota di Indonesia.

Berkat ide bisnis mereka yang sangat membantu bagi para petani ini, Neurafarm menjadi salah satu dari enam pemenang program Global Young Social Entrepreneurs yang digelar Singapore International Foundation (SIF). Dengan kemenangannya itu, mereka mendapatkan pendanaan 20.000 dolar Singapura

“Pendanaan ini akan kamu gunakan untuk meningkatkan akurasi sehingga menambah komoditas pertanian yang bisa diselesaikan masalahnya melalui aplikasi kami,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dewi Andriani
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper