Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lea Aziz, Percantik Wajah Negeri dengan Karya

Kiprah perempuan di dunia arsitek dan desain interior kian meningkat. Tak sedikit bermunculan perempuan hebat yang sukses menjadi srikandi, salah satunya Lea Aviliani Aziz yang telah malang melintang di dunia desain interior selama 3 dekade.
Lea Azis, Desainer Interior. /Lea Azis
Lea Azis, Desainer Interior. /Lea Azis

Bisnis.com, JAKARTA - Kiprah perempuan di dunia arsitek dan desain interior kian meningkat. Tak sedikit bermunculan perempuan hebat yang sukses menjadi srikandi, salah satunya Lea Aviliani Aziz yang telah malang melintang di dunia desain interior selama 3 dekade.

Mengawali karirnya sebagai seorang desain interior pada 1985, wanita lulusahn Academy of Art College University, San Fransisco ini memilih untuk berfokus pada public area dan public transportation.

Saat itu, banyak pihak yang masih memandang sebelah mata profesi seorang desain interior. Apalagi perempuan yang fokusnya lebih kepada public area atau public transportation. Namun, hal tersebut tidak menjadi halangan bagi Lea untuk tetap berkarir di dunia yang memang menjadi pasionnya.

Justru Lea merasa ketika dirinya ikut mengerjakan proyek public area atau public transportation, dia turut berkontribusi membangun negeri dengan mempercantik “wajah” Indonesia. Misalnya membuat desain interior bandara, pelabuhan, hingga proyek MRT yang lebih modern dan berkelas internasional dengan sentuhan unsur budaya lokal.

“Waktu itu banyak yang mempertanyakan kenapa ke [desain interior] transportasi, tetapi saya meyakini bahwa transportasi sangat dibutuhkan dan bandara, terminal, atau pelabuhan itu adalah wajahnya Indonesia yang harus dipercantik. Dan ternyata kini terbukti bahwa area publik dan transportasi mendapatkan perhatian khusus,” tuturnya.

Kini, hampir setiap public transportation di Indonesia memiliki bentuk desain interior yang modern dan berkelas. Beberapa diantaranya merupakan hasil karyanya. Sebut saja, terminal Executive Port Merak dan Bakauheni, Proyek Revitalisasi Terminal 2 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, serta Terminal Eksisting Bandara Internasional Lombok.

Lea mengatakan dalam setiap pengerjaan proyek interior, dia akan sangat memperhatikan detail dengan memasukkan unsur kebudayaan Indonesia. Biasanya, nilai budaya tersebut dituangkan dalam bentuk logo atau icon yang tersiat sehingga memberi pesan dan kesan tersendiri.

“Indonesia ini sangat kaya akan budaya yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Nilai budaya ini bisa kita angkat untuk detail setiap proyek yang dikerjakan, dan itu yang membuat saya tertarik dengan dunia desain interior,” tutur wanita yang pernah menjabat sebagai Presiden Himpunan Desaigner Interior Indonesia ini.

Menurutnya, detail dalam pengerjaan proyek menjadi salah satu kelebihan desain interior perempuan dibandingkan laki-laki. Sebab, biasanya seorang desainer perempuan akan fokus pada detail-detail yang kadang sering terlewatkan sehingga dapat membuat proyek tersebut menjadi lebih “hidup”.

Diakui olehnya bahwa jumlah desainer interior perempuan masih di bawah laki-laki tetapi perkembangannya saat ini terbilang cukup signifikan terutama dalam 10 tahun terakhir. Bila dibandingkan jumlah perempuan dan laki-laki yang berkecimpung dalam dunia ini sekitar 30 banding 70 persen.

Saat ini banyak pula bermunculan wanita hebat di dunia arsitek dan desain interior terutama di kalangan generasi muda. Bahkan hasil karya mereka pun tidak kalah dibandingkan dengan proyek yang dikerjakan para desain interior dari luar negeri.

“Dari proyek-proyek yang saat ini banyak kita lihat. Di balik itu semua banyak kaum wanita yang berpartisipasi di dalamnya. Mereka juga turut adi memberikan kontribusi yang luas untuk desain dan arsitektur,” ujar Presiden Asia Pacific Space Desaigners Association ini.

Menurutnya, perempuan zaman sekarang juga dapat berkontribusi membangun negara termasuk salah satunya dengan menjadi seorang arsitek atau desain interior. Namun, untuk dapat maju dan berkembang, kunci utama tetap ada pada pendidikan.

“Pendidikan itu nomor satu apalagi kita sudah masuk dalam era globalisasi. Banyak orang asing yang bisa masuk ke Indonesia mengerjakan proyek kita, terlebih dengan adanya rencana Ibu Kota Baru. Maka di sini kita harus menyamakan standardisasi sehingga pembangunan Indonesia dikerjakan oleh orang Indonesia, termasuk oleh para srikandi arsitek dan desain interior,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dewi Andriani
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper