Bisnis.com, JAKARTA – Meningkatnya tren gaya hidup sehat di masyarakat, terutama pada masa pandemi Covid-19 ini, ikut mendongkrak pertumbuhan bisnis makanan dan minuman sehat.
Tak heran bila makin banyak pelaku usaha kuliner yang terjun ke dalam bisnis ini. Salah satunya adalah Mikky Rahardja pemilik brand makanan sehat Vegano.
Bisnis yang dimulai pada masa awal pandemi di 2020 ini mulanya bernama Mini’s Kitchen dengan menjual berbagai menu makanan katering baik untuk vegetarian dan nonvegetarian. Seiring berjalannya usaha, ternyata permintaan produk vegetarian cukup tinggi apalagi persaingannya belum terlalu ketat.
Akhirnya, Mikky yang mengembangkan usahanya bersama sang istri ini pun mulai fokus menyajikan berbagai kuliner olahan vegetarian. Tingginya permintaan juga didukung oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat di masa pandemi ini.
Pria kelahiran 18 Maret 1989 ini mengaku tidak kesulitan dalam mengolah berbagai kuliner vegetarian karena ibunya juga seorang vegetarian. Alhasil, dia sudah terbiasa dengan teknik pengolahan masakan berbahan protein nabati.
Uniknya lagi, berbagai menu vegetarian tersebut dikreasikan menjadi aneka jenis kuliner yang sudah akrab di lidah masyarakat Indonesia. Hanya saja daging yang biasanya berasal dari hewani diubah menjadi bahan-bahan alami yang lebih sehat.
Baca Juga
Misalnya dengan membuat sate veggie yang dagingnya diganti dengan olahan jamur, kacang kedelai, dan tahu tetapi memiliki cita rasa yang tidak jauh berbeda dibandingkan dengan rasa sate daging ayam pada umumnya. Bahkan dari sisi tekstur dan seratnya pun bisa menyerupai daging yang sebenarnya.
Selain itu, ada pula tumis pangsit tram yang berisi daging vegetarian diolah dari bahan-bahan nabati. Ada pula menu soto betawi yang dagingnya diolah dari jamur dan kedelai dengan rasa yang tak kalah nikmatnya dibandingkan dengan daging sapi asli. Termasuk iga bakar veggie, dan rendang veggie yang juga menggunakan olahan vegetarian seperti kedelai dan jamur.
Dengan cita rasa makanan yang nikmat dan menu-menu rumahan, tak heran bila produk kuliner yang ditawarkannya justru banyak diminati oleh konsumen yang bukan vegetarian. Apalagi harga yang dibanderol juga terbilang cukup terjangkau mulai dari Rp30.000-an hingga Rp100.000-an yang bisa dinikmati untuk 2 hingga 3 orang.
“Saat ini sekitar 50 persen konsumen kami adalah mereka yang nonvegan. Awalnya ingin coba mencicipi makanan catering dengan daging vegetarian, ternyata cocok dan akhirnya mereka repeat order lagi,” tutur pria yang saat ini berdomisili di Cibubur.
Rebranding
Seiring berjalannya waktu, brand Mini’s Kitchen melakukan rebranding dengan mengganti logo dan nama menjadi Vegano pada April 2021. Mulanya Mikky menggunakan nama usaha Mini’s Kitchen dengan menggunakan logo tulisan berwarna hitam dengan tambahan topi koki di atas huruf M. Jika dilihat sekilas, konsumen tidak mengetahui secara jelas spesifikasi usaha tersebut.
“Pertama kali pakai nama Mini’s Kitchen karena sederhana saja tapi itu logonya memang kuno. Kemudian saya konsul dengan mentor saya dan mendapatkan input untuk perbaikan,” ujarnya.
Dari situ dia kemudian mengubah namanya menjadi Vegano sehingga lebih mudah diingat dan secara spesifik langsung mengarah pada berbagai hal terkait hal-hal vegan. Nama tersebut kemudian diperkuat dengan tagline “Plant Based Food” dengan logo tulisan berwarna putih dan ada daun kecil di atas huruf O dengan background tulisan berwarna hijau.
Desi Trisnawati, Pemenang Master Chef sesi 2 yang juga pemilik akun @inspirationalchef mengatakan apa yang dilakukan Mikky merupakan hal yang tepat. Pasalnya, tak sedikit pelaku usaha kuliner, khususnya bisnis rumahan yang membuat nama dan logo secara asal-asalan. Padahal, logo itu merupakan identitas satu nama brand.
Dalam kasus yang dialami Mikky, ketika dia mengganti logo dan nama ke bentuk yang lebih simpel dan mudah diingat, masyarakat akan langsung mengetahui bahwa brand ini menjual makanan vegan meskipun belum melihat produknya sama sekali.
Karena itu, dia berpesan kepada para pelaku usaha kuliner yang saat ini masih bingung membuat logo dan mencari nama yang pas untuk mencoba mencari 3 nama yang disukai dan bisa merepresentasikan bisnis mereka.
Kemudian tambahkan tagline atau subtitle di bawahnya untuk lebih mempertegas. Dari ketiga logo tersebut bisa dielaborasi hingga menemukan bentuk dan nama yang tepat.
“Buatlah logo yang mudah diingat dan menarik sehingga muncul di benak konsumen. Logo juga harus merepresetasikan produk yang dijual. Kalau bisa tanpa mereka melihat produk, sudah tahu apa yang dijual. Sebab, ketika memiliki logo yang tidak tepat maka akan sulit untuk menaikan brand ke depan,” jelasnya.
Hal ini diamini oleh Mikky yang mengakui bahwa sejak nama dan logo usahanya berubah menjadi Vegano, bisnisnya makin berkembang. Dia pun lebih mudah meningkatkan branding usaha. Hal ini bahkan disebutnya terjadi ketika nama dari Mini’s Kitchen diubah ke Vegano. Penjualannya naik signifikan.
“Pemesanan ketika mengganti nama jadi Vegano naik sampai 50 persen hingga 60 persen karena mereka lebih kenal dan namanya juga gampang diingat dan saat mencari makanan vegan langsung teringat Vegano. Saya merasakan benefit ini,” ungkapnya.
Untuk penjualannya, saat ini Vegano tidak hanya melayani pemesanan di sekitar Jabodetabek saja tetapi juga telah tersebar di berbagai wilayah di Indonesia seperti Yogyakarta, Solo, Semarang, dan lain sebagainya. Apalagi produknya juga bukan hanya fresh food tetapi sudah ada yang frozen food dengan menggunakan kemasan vakum sehingga lebih tahan lama dan bisa dikirim hingga ke luar daerah.
Adapun untuk proses logistik, Vegano memanfaatkan Paxel sehingga proses pengiriman bisa lebih cepat. Bahkan per Agustus ini, Vegano telah menjadi priority customer karena mampu mengirim sekitar 80 hingga 100 paket per bulan.