Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi Covid-19 telah memicu lonjakan global dalam pertumbuhan penjualan e-commerce di seluruh dunia. Kini pengusaha memperkuat bisnis online.
Di Amerika Serikat, penjualan e-commerce naik lebih dari 30 persen antara kuartal pertama dan kedua tahun 2020, menurut angka kuartalan Departemen Perdagangan AS yang dirilis awal tahun ini.
Bisnis e-commerce Asia Tenggara mengalami perkembangan besar-besaran hampir 600 persen, naik dari US$5,5 miliar menjadi US$38 miliar pada 2015 dan 2019.
Sementara itu, Hong Kong telah memiliki sekitar 4,5 juta pembeli online atau menjadi salah satu yang tertinggi di Asia. Perusahaan analisis data Statista melaporkan bahwa warga Hong Kong cenderung memiliki lebih dari satu perangkat saat melakukan transaksi.
Menurut Statista, tingkat penetrasi e-commerce Hongkong, yang sekarang mencapai 73,1 persen, diperkirakan akan mencapai 83,8 persen pada tahun 2025.
Direktur Pemasaran GoDaddy Asia, Tina Shieh mengatakan pihaknya telah melihat adanya kebutuhan digital untuk mengubah model bisnis online. GoDaddy telah memiliki 1,4 juta pelanggan baru di seluruh dunia pada tahun 2020.
“Ketika orang mencari produk atau layanan yang mereka butuhkan, hal pertama yang mereka lakukan hari ini adalah mencarinya secara online.”
Shieh mengatakan pengaruh media sosial yang berkembang juga membantu mendorong pertumbuhan dan memberikan peluang baru bagi bisnis untuk terlibat dengan dan mempromosikan bisnis.