Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

10 Negara dengan Pertumbuhan Bisnis Kecil yang Cepat

Berdasarkan dari Mastercard's Recovery Insights, yakni laporan Small Business Reset, sebanyak 32 persen lebih banyak UKM terbentuk pada tahun 2020 secara global.
Bendera Inggris/public domain
Bendera Inggris/public domain

Bisnis.com, JAKARTA - Berbagai inovasi lahir di saat pandemi, termasuk dalam bisnis digital yang baru untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang berkembang dan melihat peluang yang baru.

Hal ini muncul karena adanya krisis kesehatan global yang mengancam bisnis di seluruh dunia. Namun, usaha kecil dan menengah (UKM) tumbuh sebesar 90 persen di seluruh dunia.

Sejumlah bisnis digital asli baru diciptakan untuk memenuhi kebutuhan yang terus berkembang, peluang pasar baru, dan pergeseran global ke lingkungan kerja jarak jauh, yang telah memungkinkan wirausaha untuk berkembang.

Berdasarkan dari Mastercard's Recovery Insights, yakni laporan Small Business Reset, sebanyak 32 persen lebih banyak UKM terbentuk pada tahun 2020 secara global.

Hal ini dikarenakan adanya faktor pasar kerja yang terganggu, tabungan yang terpendam dan perilaku konsumen yang berkembang sehingga mendorong kewirausahaan baru.

Selain itu, diketahui bahwa negara-negara di seluruh dunia mengalami pertumbuhan formasi bisnis baru yang belum pernah terjadi sebelumnya, yakni negara dengan urutan 10 teratas mengalami peningkatan hampir 30 persen atau lebih.

Dalam pengukuran ini, Mastercard menciptakan metodologi dalam pengukuran yang lebih akurat. Laporan ini menggunakan serangkaian indikator berbeda dan algoritma berbasis AI yang komprehensif.

Selain itu, metrik juga termasuk dengan jumlah lokasi, volume penjualan, jumlah transaksi, dan ukuran transaksi rata-rata.

Untuk itu, berikut 10 negara teratas dengan pertumbuhan formasi bisnis baru terbesar dari tahun ke tahun pada tahun 2020 yang dilansir dari Weforum (2/11/21).

1) Inggris (101%)
2) Amerika Serikat (86%)
3) Australia (73%)
4) Jerman (62%)
5) Kanada (58%)
6) Italia (44%)
7) Prancis (40%)
8) Jepang (38%)
9) Brasil (35%)
10) Thailand (29%)
Pandemi COVID-19 memicu ketergantungan pada operasi digital, dan pembelanjaan hampir seluruhnya ditransaksikan melalui e-commerce.

Usaha kecil juga menjadi inovator untuk mempertahankan operasi selama krisis, mengingat biaya yang lebih murah dibandingkan dengan saluran tradisional.

Hal ini menyebabkan tidak hanya meningkatnya persaingan di antara pengecer UKM yang ada yang menjadi digital, tetapi juga persaingan dari gelombang pendatang baru yang lahir dari krisis.

Kemudian, menurut analisis oleh Mastercard Test and Learn®, UKM cenderung menarik lebih banyak pelanggan. UKM yang diaktifkan secara digital juga mengalami peningkatan sebesar 5 persen dalam pembelanjaan dan 4,5 persen dalam transaksi.

Selanjutnya, UKM juga menarik lebih banyak pendapatan dari pelanggan baru dibandingkan dari rekan-rekan mereka. Analisis juga menemukan bahwa 34 persen dari penjualan e-commerce UKM adalah murni tambahan.

Walaupun masih memiliki berbagai tantangan untuk kedepannya, memulai bisnis kecil yang asli secara digital atau mengubah bisnis yang sudah ada secara online menjadi lebih mudah semenjak pandemi, walaupun sempat mengalami krisis kesehatan global yang berdampak pada ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper