Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan kuliner Multi-brand, Hangry memiliki target strategis pad 2025. Mereka ingin mendirikan 1.000 outlet di Indonesia hingga 2025. Hingga Januari 2022, Hangry tercatat memiliki 64 outlet yang tersebar di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
“Kita mau jadi perusahaan F&B (food&beverage) dominan di Indonesia,” ujar COO Hangry Andreas Resha saat dihubungi Bisnis belum lama ini.
Tidak hanya merajai pasar dalam negeri, Hangry juga memiliki rencana untuk ekspansi ke luar negeri. “Misi kita ingin menjadi bagian kehidupan sehari-hari masyarakat global. Semoga 2030 bisa beroperasi di mancanegara bukan di Indonesia saja,” tutur Resha optimis.
Dia menerangkan tentu saja dalam mencapai target tersebut, tantangan besar akan dihadapi mengingat situasi pandemi Covid-19 yang naik turun dan belum jelas kapan berakhirnya. Pembatasan aktivitas masyarakat membuat ekspansi besar-besaran ini tersendat karena sebelum membuka outlet, banyak hal yang perlu dipersiapkan matang seperti survei lokasi, konstruksi, hingga pelatihan terhadap calon staf.
Belum lagi upaya untuk mengantisipasi penularan virus di lapangan yang memerlukan alokasi biaya khusus. “Bujetnya lumayan signifikan. Ini bukan sesuatu yang kita hemat karena keselamatan dan keamanan karyawan juga pelanggan nomor satu,” sebut Resha.
Sementara itu, target 1.000 outlet pada 2025 ini juga tidak lepas dari sistem kemitraan yang ditawarkan. Hangry, menawarkan kemitraan ‘autopilot’ alias usaha sepenuhnya dijalankan manajemen. Mitra hanya perlu menyetorkan modal awal dan tinggal duduk manis menerima hasil penjualan.
Baca Juga
“Biaya kemitraan mulai dari Rp900 juta. Setelah itu kita yang akan menjalankan bisnis, mulai dari pemilihan lokasi, konstruksi, supply chain, operasional, nanti mitra tinggal menikmati net revenue,” tutur Resha.
Resha menjelaskan dalam bisnis F&B, yang paling sulit adalah mengurus kegiatan operasional. Bahan makanan harus terjaga dengan baik, pengawasan staf di lapangan juga ketat terlebih di tengah pandemi Covid-19, pelanggan sangat mengutamakan kebersihan dan keamanan.
Kesalahan kecil pun harus segera ditangani. Tentu semua kegiatan ini cukup memakan tenaga, waktu, dan biaya yang cukup tinggi bagi pelaku usaha, apalagi para pebisnis pemula. “Di Hangry semua kami take over. Mitra enggak usah pusing akhir tahun suplai daging ayam susah. Suplai bahan baku selalu ada, kita selalu jualan, tinggal terima hasilnya saja. Kami yang lakukan pekerjaan beratnya,” tegas Resha.
Keuntungan lain yang ditawarkan yakni mitra tidak usah pusing memikirkan menu baru. Resha menyebut pihaknya memiliki tim untuk memikirkan hal ini dan terbukti, setiap bulan ada saja menu baru yang dikeluarkan Hangry. Termasuk tim untuk mengembangkan bisnis F&B ini.
Dengan membayar biaya di awal, mitra juga mendapat akses untuk semua brand Hangry. Adapun brand kuliner yang berada di bawah payung Hangry antara lain San Gyu, Moon Chicken, Dari Pada, dan Ayam Koplo. Rencananya dalam waktu dekat, multi-brand virtual restaurant ini akan meluncurkan brand baru yang diklaim lebih unik dan berbeda dari sebelumnya.
“Mitra bisa dapat akses ke brand baru, tetapi kalau ada penambahan fasilitas, kita akan konsultasi dengan mitra,” sebut Resha.