Bisnis.com, JAKARTA - Selama masa pandemi Covid-19, tak sedikit masyarakat yang mulai mengeksplorasi berbagai hobi. Berkebun atau bercocok tanam dengan memanfaatkan pekarangan rumah secara urban farming adalah salah satunya.
Tak ingin tinggal diam, kondisi tersebut lantas dimanfaatkan oleh I Dewa Gede Agung Wiradipta atau Dewa. Naiknya tren berkebun kala itu ia lihat sebagai peluang untuk menawarkan berbagai benih dan bibit tanaman, serta perlengkapan dan peralatan berkebun.
Berbekal minat dan semangat, Dewa yang sebelumnya merupakan petani jagung dan padi di Desa Puntir, Pasuruan ini pun merintis usaha bernama Infarm (Indonesian Farming).
“Saat pandemi mulai meningkat tahun 2020, makin banyak masyarakat yang makin berminat bercocok tanam sehingga saya pun melihat adanya peluang untuk menjual bibit dan perlengkapan tanaman,” ujar pria yang tinggal di Surabaya ini kepada Bisnis.
Dalam penuturannya, di samping memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menyalurkan minat dan hobinya dalam berkebun, kehadiran Infarm dimaksudkan membantu melestarikan alam dan mengajak masyarakat memanfaatkan pekarangan rumah untuk mulai bercocok tanam bersama.
“Secara ideal 30 persen hingga 40 persen luas kawasan perkotaan semestinya berupa ruang terbuka hijau. Namun, sebagian besar kota-kota di negara kita sekarang ini justru mengalami defisit ruang terbuka hijau. Kondisi ini yang mendorong kami di Infarm untuk terus berkomitmen memasyarakatkan kegiatan berkebun dan bercocok tanam,” jelasnya.
Baca Juga
Ia meyakini upaya sekecil apapun untuk melestarikan bumi akan memberi dampak positif dalam jangka panjang. Dengan semangat itu pula, Dewa mendedikasikan infarm menjadi usaha yang memiliki nilai lebih karena bisa memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan alam secara sekaligus.
Sementara itu, adapun bibit tanaman yang ditawakan Infarm, antara lain benih bibit biji sayur kangkung, selada hijau, cabai cabe rawit, sawi pakcoy, stroberi, daun seledri, tomat buah, dan terong dengan range harga mulai Rp6.000.
Dalam memasarkan produknya, Dewa memulai dengan berjualan tanaman dan bibit dari kebun kecil di rumahnya. Selain itu, dia juga memanfaatkan penjualan secara online melalui beberapa e-commerce.
Awalnya, ia mengaku, hanya mampu mendapatkan pesanan 1-2 pesanan per hari. Namun, lambat laun terus bertumbuh hingga menjadi sekitar 200 pesanan, bahkan bisa naik 3-5 kali lipat pada hari tertentu, seperti Harbolnas.
Kini, Dewa pun telah mempekerjakan hingga 20 orang karyawan dan Infarm telah memiliki tiga cabang, yakni di Surabaya, Sidoarjo, dan Jakarta.
Diakui olehnya, peningkatan tersebut tak lepas dari usahanya untuk terus berinovasi dalam menghadirkan produk yang berkualitas, serta terus meningkatkan layanannya. Dewa bahkan membuat komunitas infarm untuk saling membagi kiat dan ilmu tentang lingkungan dan pemeliharaan tanaman di rumah.