Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menggali Potensi Limbah Kresek Jadi Produk Kreatif

Pada 2016 lalu, Halmi berinisiatif untuk memanfaatkan waktu luangnya dengan belajar kepada temannya, tentang bagaimana mengolah limbah yang bertebaran di lingkungan sekitar tempat tinggal di Dumai.
Halmi pelaku usaha pengolahan limbah sampah kresek
Halmi pelaku usaha pengolahan limbah sampah kresek

Bisnis.com, PEKANBARU - Limbah sampah yang bertebaran di jalanan, ternyata berhasil menarik Halmi untuk kemudian diolah menjadi produk kreatif dan punya nilai jual ekonomis.

Hasilnya dia meraih beragam penghargaan pemda, hingga dukungan usaha dari perbankan.

Pada 2016 lalu, Halmi berinisiatif untuk memanfaatkan waktu luangnya dengan belajar kepada temannya, tentang bagaimana mengolah limbah yang bertebaran di lingkungan sekitar tempat tinggal di Dumai.

"Tempat tinggal lama saya di sana ada banyak sampah plastik kresek, jadi saya berinisiatif untuk bertanya dan belajar ke teman bagaimana mendaur ulang sampah ini," ujarnya Rabu (16/3/2022).

Ternyata oleh temannya tidak hanya diajarkan mengolah sampah plastik, tetapi juga bagaimana mengolah kain perca dan membuat bros baju. Selanjutnya Halmi mulai membuat tas dan dompet dari limbah kresek, dan hasilnya kemudian dikenal oleh berbagai pihak.

Lalu karena ingin terus berkembang, dia mendatangi Dinas Perindustrian Perdagangan Dumai dan Dinas Koperasi Dumai, hasilnya dia diajak untuk ikut pelatihan mengolah daun panda di Yogyakarta.

Karena sudah punya bekal ilmu dan pengalaman yang memadai, Halmi mengajukan dukungan pembiayaan ke Bank BRI dan disetujui beberapa kali. Selain itu dia juga diikutkan beragam pelatihan dan sertifikasi, hingga sudah berhasil meraih sertifikat kompetensi sebagai pelaku ekonomi kreatif.

Dengan kerja keras dan konsisten, Halmi sudah mengantongi sejumlah penghargaan dari pemerintah dan perusahaan peduli UMKM. Seperti 2019 sebagai Juara 1 Lomba Citra Mata Dumai, lalu Juara 3 Lomba Adikriya Gubernur Riau.

"Tapi sejak 2020 saya merasakan dampaknya yaitu pemesanan kerajinan olahan limbah ini menurun sekali. Sebelumnya bisa belasan juta rupiah pemesanan tapi sekarang bisa dibilang jauh berkurang," ujarnya.

Untuk membuat tas dan dompet dari olahan limbah ini, Halmi menggunakan mesin cetakan ukuran sedang, yang dibelinya secara pribadi. Rencananya untuk pengembangan usaha, dia akan membuat tas dan sepatu namun terkendala kebutuhan mesin cetakan ukuran besar, yang biayanya tidak murah.

Pihaknya berharap pemerintah dan perusahaan terkait bisa membantunya memiliki mesin tersebut, sehingga usaha olahan sampah dan limbah ini bisa terus berkembang. Karena tidak hanya menguntungkan bagi pihaknya sebagai perajin, tapi juga kelestarian lingkungan yang ikut terbantu dengan berkurangnya limbah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arif Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper