Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi menjadi tantangan bagi semua bisnis, seperti bisnis kuliner. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, para UMKM dapat melakukan ekspansi ke ranah digital untuk tetap bertahan.
Dalam menghadapi permasalahan ini, Founder Kebab Mama Rafi menolak untuk diam. Menurutnya para pelaku bisnis perlu adaptif dan inovatif terhadap perubahan.
Untuk itu, Nilam kemudian membawa bisnisnya ke dalam tren ghost kitchen atau cloud kitchen.
Menurutnya ekspansi ini dapat membantu meminimalisir fixed cost serta meminimalisir tiga faktor yang memberatkan pelaku bisnis kuliner yang meliputi biaya sewa tempat, karyawan dan operasional.
“Sebetulnya konsep cloud kitchen ini sudah kami terapkan pada 2019 sebelum pandemi tetapi makin menjanjikan di saat pandemi ini karena tren masyarakat yang saat ini suka membeli makanan secara online,” Ujar Nilam.
Perlu diketahui bahwa berdasarkan data dari ESB Restaurant Technology, pada tahun 2021 sedikitnya baru 15 juta dari 64 juta pelaku UMKM Indonesia telah menginjak ranah digital.
Baca Juga
Padahal, berdasarkan testimoni dan data ESB, menunjukkan adanya dampak positif pada UMKM yang telah menggunakan teknologi mereka.
Berdasarkan dari data ESB, menunjukkan bahwa mitra dan merchant terkait mencatat kenaikan penjualan sebesar lebih dari 45 persen.
Kemudian, angka jumlah pemesan juga meningkat diatas 15 persen.
Selain mengenai cloud kitchen, para pelaku bisnis kuliner juga dapat memanfaatkan pemasaran digital atau digital marketing.
Nanas media, agensi digital marketing untuk UMKM mengatakan bahwa strategi digital marketing tidak selalu membutuhkan modal yang banyak.
Dijelaskan bahwa pelaku UMKM pun bisa mengaplikasikan strategi digital marketing berbiaya minimum dengan hasil maksimum. Peran dari para pelaku bisnis juga penting untuk mencapai kesuksesan strategi yang dipraktikkan.
Nanas media menjelaskan strategi atau tahapan yang dapat dilakukan dari para pelaku bisnis adalah sebagai berikut.
1. Pelaku bisnis perlu memiliki rasa bangga dan percaya diri
Hal ini perlu dimiliki para pelaku bisnis terutama terhadap produk yang dijual.
Menurut Swan Kumarga, pemilik Dapur Solo, hal ini penting untuk menjaga konsistensi akan jenis produk yang dijual ke depannya.
Pastikan juga ada standarisasi produk untuk menjaga kualitas produk yang dijual.
2. Pemilihan nama serta aset merek
Dalam tahap ini, pelaku bisnis dapat mempertimbangkan keterlibatan pihak tambahan seperti dari agensi digital marketing.
Perlu diketahui bahwa branding menjadi salah satu tahapan krusial dalam pembuatan bisnis. Contohnya menggunakan nama unik yang mudah diingat yang disertai dengan logo yang dapat memberikan nilai plus.
Selain itu, Anda juga dapat mendaftarkan nama dan aset merek, agar terhindari dari permasalahan terkait hak cipta.
3. Menentukan platform dan pemasarannya
Tahapan terakhir adalah menentukan platform e-commerce serta mempromosikan bisnis lewat media sosial yang sesuai dengan target market.
Dengan strategi tersebut, maka para pelaku bisnis tidak harus tergabung pada semua platform atau media sosial yang ada.