Bisnis.com, JAKARTA-- Bisnis waralaba, lisensi, dan kemitraan mampu membuktikan kelihaiannya untuk melewati masa pandemi. Sempat terdampak pada masa awal pandemi Covid 19, kini para pelaku usaha tersebut kian adaptif sehingga bisnis yang mereka kembangkan makin menggeliat.
Tri Raharjo, Ketua Umum Perhimpunan Waralaba & Lisensi Indonesia (WALI) mengatakan sejak pandemi mulai melandai, permintaan masyarakat terhadap produk barang dan jasa kian melonjak. Kondisi ini ditangkap sebagai peluang bagi para investor untuk menawarkan bisnis waralaba, lisensi, dan kemitraan.
Tentu saja ketika bisnis ini makin menggeliat maka akan memberikan multiplier effect yang besar di berbagai sektor ekonomi.
Berdasarkan data dari Perhimpunan Waralaba & Lisensi Indonesia (Wali), pada awal pandemi tercatat ada 983 (17 persen) dari 5.621 gerai yang dimiliki oleh 30 brand waralaba, lisensi, dan kemitraan harus menutup usaha mereka secara sementara atau permanen.
Melihat kondisi tersebut, sejumlah asosiasi waralaba terus berupaya mencari solusi dengan memberikan edukasi kepada pelaku usaha dalam bentuk webinar edukasi menyiasati dampak pandemi. Webinar edukasi dengan berbagai tema adaptasi dalam situasi pandemi tersebut digelar sepanjang tahun pertama pandemi, sejak April hingga Desember 2020.
Selanjutnya di tahun 2021, diketahui terdapat sebanyak 25 persen pebisnis telah pulih kembali 100 persen, dan sisanya 75 persen mampu beradaptasi secara bisnis. Kini, di tahun 2022, WALI menemukan bahwa bisnis franchise, lisensi dan kemitraan terus menggeliat apalagi saat ini kasus pandemi terus melandai.
Bahkan di sepanjang Maret hingga Mei 2022, tercatat telah ada sekitar 566 bisnis franchise, Lisensi dan Kemitraan yang memiliki jumlah gerai sebanyak 116.960 outlet, baik outlet milik franchisor maupun milik franchisee atau mitra.
“Dengan jumlah gerai yang saat ini mencapai lebih dari 110 ribu gerai, memiliki kontribusi nyata terhadap ekonomi indonesia, penyerapan tenaga kerja, penyewaan atau pembelian properti, penggunaan bahan baku, dan masyarakat dimudahkan untuk memenuhi kebutuhan akan produk atau jasa yang ditawarkan dari bisnis waralaba, lisensi dan kemitraan,” jelasnya.
Dia kemudian merinci dari 116.960 outlet waralaba, lisensi dan kemitraan. Minimarket menempati urutan pertama dengan jumlah gerai terbanyak yakni sebesar 37.622 outlet atau 32,16 persen. Kemudian disusul dengan Jasa Kurir 16.405 outlet (14,02 persen) dan Fried Chicken, baik dalam bentuk Booth maupun Container yakni sebanyak 6.244 outlet (5,33 persen).
Sementara itu, untuk besaran investasi yang masih diminati oleh masyarakat adalah bisnis dengan nilai investasi di bawah Rp100 Juta yaitu sebanyak 218 Bisnis (38,52 persen), lalu bisnis dengan investasi Rp100 juta hingga Rp250 Juta dengan 113 Bisnis (19,96 persen), serta bisnis dengan investasi Rp250 juta hingga Rp500 Juta terdapat 95 Bisnis (16,78 persen).
Dilihat data perkembangan ekonomi dan survei ke pelaku bisnis, Tri optimistis bisnis waralaba, lisensi dan kemitraan akan terus ekspansif dan makin bergairah tahun ini. “Alasannya, status pandemi yang akan menuju endemi dan 87 persen pengusaha franchise, lisensi dan kemitraan menyatakan siap melakukan ekspansi tahun 2022,” ucapnya.
Sebagai organisasi yang bersentuhan langsung dengan para pengusaha waralaba di seluruh Indonesia dan regional, pihaknya juga siap membantu memajukan dan mempromosikan waralaba lokal ke seantero nusantara dan dunia.
Kunci Keberhasilan Franchise
Namun, sambungnya, untuk dapat bersaing, ada beberapa hal yang menjadi kunci keberhasilan bisnis franchise, lisensi dan kemitraan. Pertama, memiliki produk yang berkualitas. Kedua, mampu membangun brand yang kuat. Ketiga harus membuat sistem dan SOP yang kuat.
Keempat memberikan training dan pelatihan yang tepat sesuai SOP kepada para mitra, Kelima adanya Support yang solid. Keenam memiliki tim manajemen yang kuat, serta ketujuh terus melakukan monitoring dan kontrol kepada para mitra.
“Para franchisor juga harus meletakan mindset yang tepat dalam pengelolaan bisnis jangan hanya mengejar ekspansi tanpa memperhatikan kesuksesan mitranya. Mereka harus bisa memastikan keberhasilan mitra atau franchise. Sebab, keberhasilan franchisee adalah juga keberhasilan franchisor,” ungkapnya.