Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan basis pengusaha perempuan terbesar di dunia.
Diketahui, berdasarkan laporan dari data Kementerian Keuangan, pada sektor UMKM, perempuan mendominasi sebesar 53,76%. Sementara, untuk kontribusinya tercatat mencapai 61% terhadap peningkatan perekonomian Indonesia.
Melihat hal tersebut, jika lebih dari separuh UMKM dimiliki oleh perempuan, artinya perempuan punya peranan penting dalam menggerakan roda perekonomian nasional dan terdapat potensi yang dapat digali untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi mereka.
Sayangnya, tidak bisa dipungkiri bahwa terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh perempuan dalam mengembangkan bisnis yang mereka jalani, mulai dari kekerasan dan diskriminasi.
Sehingga, salah satu cara untuk memerangi bias ini adalah dengan mempertimbangkan bisnis yang dimiliki perempuan sebagai supplier atau dengan kata lain pemasok dan lebih banyak terlibat dalam rantai pasokan perusahaan hingga memperoleh manfaat dari kegiatan usaha tersebut.
Aksi afirmatif ini sangat penting, karena seringkali perempuan berangkat dari starting point yang berbeda, sehingga dukungan dari perusahaan ini bisa berdampak besar untuk mengembangkan usaha, dan memperbaiki penghidupan para perempuan wirausaha.
Baca Juga
Maka, dengan adanya supplier diversity (keragaman pemasok) menjadi satu hal yang penting bahkan membawa keunggulan kompetitif saat mengintegrasikan ke dalam proses produksi dan operasional perusahaan.
Lantas apa saja alasan yang membuat supplier diversity (keberagaman supplier) menjadi hal yang penting?
Simak ulasan Bisnis selengkapnya terkait pentingnya Supplier Diversity Bagi Perusahaan
1. Supplier diversity dorong promosi ke beragam channel
Annisa Darojati selaku Director of Purchases P&G Indonesia menyampaikan, “Memberikan peluang kepada bisnis UMKM tidak hanya menguntungkan pelaku usaha. Sudah terbukti bahwa mendorong keragaman pada rantai pasokan dapat memberikan P&G akses yang lebih besar kepada inovasi serta penawaran dan ide yang lebih beragam yang lebih mewakili konsumen kami,” ujar Annisa.
Selain itu Annisa pun menegaskan dari sisi perusahaan, bahwa pelanggan akan menjadi lebih beragam di setiap waktunya. Sehingga, perusahaan harus terus mengadaptasi ide-ide dan inovasi-inovasi terbaru yang muncul baik dalam lingkungan internal maupun eksternal.
Adanya keragaman pemasok ini otomatis akan memberikan kontribusi berupa ide untuk pertumbuhan bisnis yang menguntungkan, dan secara otomatis mempromosikan semua channel pembelian barang dan jasa dimana barang dan jasa tersebut dibeli
2. Supplier diversity dapat jadi peluang ekspansi bisnis
Keberagaman pemasok berbanding lurus dengan keberagaman pasar. Sebab, mereka langsung terhubung kepada permintaan pasar dengan skala paling kecil.
Artinya, perusahaan tidak tidak hanya menjual, namun juga membeli dari beragam komunitas akan mencapai nilai profit yang tinggi jika dilakukan dengan baik.
“Keragaman pemasok dapat membantu mempercepat pertumbuhan bisnis bagi para pelaku usaha perempuan serta memberdayakan mereka dalam mendorong kemajuan di masyarakat sekitarnya yang seringkali kurang terwakili secara ekonomi, dan memberikan kesempatan yang sama kepada kami perusahaan dan mereka untuk berkembang,” jelas Annisa.
3. Supplier diversity dapat menjaring pangsa pasar lebih luas dan profitable.
Bukan hanya perusahaan besar dengan profit yang tinggi, namun bisnis atau perusahaan minoritas pun juga tak kalah pentingnya. Melakukan investasi dalam bisnis minoritas ini akan menciptakan loyalitas brand dari mereka yang secara langsung menghasilkan manfaat dari pekerjaan maupun keuntungan yang diciptakan dari investasi dalam keberagaman supplier.
4. Supplier diversity dapat memberikan kesadaran sosial pada masyarakat
Perusahaan dengan praktik bisnis sosial yang bertanggung jawab akan mampu menarik minat pelanggan dalam mendukung mereka membuat perbedaan.
Selanjutnya, sejauh mana perusahaan berinvestasi dalam program supplier diversity mencerminkan komitmen perusahaan menjadi bisnis yang bertanggung jawab secara progresif dalam menciptakan suatu tatanan sosial pada aksi yang inklusi.
Dengan perusahaan menempatkan perhatian yang sama antara urusan sosial dan lingkup bisnis, maka kesadaran sosial masyarakat akan tercipta dan menarik minat pelanggan dan memberikan penilaian tinggi terhadap suatu perusahaan.
Sebagai perusahaan di industri FMCG Indonesia yang mendukung terhadap pemberdayaan perempuan Indonesia.
Berkomitmen Hilangkan Kesenjangan Gender dan Ekonomi Perempuan
Selain mengimplementasikan strategi di atas, P&G yang berkomitmen untuk memastikan bisnis milik wanita menjadi bagian yang berkembang dari ekosistem mitra eksternal perusahan pun berkolaborasi dengan WEConnect International.
"Program ini merupakan cara yang konkret bagi kami di P&G untuk mewujudkan misi perusahaan kami sebagai force for good and force for growth," jelas Annisa.
Sejalan dengan hal tersebut, Khalya Karamina Siregar, Indonesia Market Lead WEConnect International mengungkapkan Dengan memanfaatkan keunggulan yang dimiliki pelaku usaha perempuan, maka ide, produk, dan layanan baru dapat dihasilkan ke pasar global.
"Telah terbukti di berbagai negara bahwa usaha milik perempuan adalah sumber inovasi yang signifikan dan menjanjikan dalam global value chains (GVC). Lewat program ANJANI, kami optimis bermitra dengan P&G untuk memberdayakan lebih banyak pelaku usaha perempuan di Indonesia, serta menghapus kesenjangan gender yang masih terjadi, khususnya di sektor bisnis dan ekonomi,” jelasnya melalui webinar “How to Do Business”, Kamis (11/8/2022).
Terkait program yang berjalan, Rika Agusmelda pun membagikan pengalamannya.
“Salah satu tantangan saya adalah bagaimana mengakselerasi bisnis saya dengan cara masuk ke dalam rantai pasokan perusahaan yang lebih besar," ungkap anggota WEConnect yang juga alumni dari ANJANI itu.
Sebagai Managing Director di CMM Translation, Rika mengakui mendapat begitu banyak keahlian dan pengetahuan yang membantu dirinya memahami kualifikasi bisnis seperti apa yang dibutuhkan di industri, hingga bisa terkoneksi dan berbisnis dengan perusahaan yang lebih besar.
Terakhir, Rika berharap, agar semakin banyak perusahaan seperti P&G yang secara aktif mendukung pemberdayaan perempuan dengan menerapkan keragaman pemasok pada bisnisnya.