Bisnis.com, JAKARTA - Industri penerbangan adalah salah satu industri yang menarik bagi para konglomerat.
Di tengah pulihnya industri penerbangan, sejumlah pengusaha maskapai berbondong-bondong menambah jumlah armada pesawat, untuk menambah frekuensi penerbangan dalam negeri.
Hal ini kian membuktikan bahwa sejumlah maskapai masih mampu bertahan di tengah pemulihan ekonomi dalam negeri.
Di Indonesia, ada sejumlah maskapai dikelola oleh konglomerat tajir Tanah Air.
Berikut daftar konglomerat pemilik maskapai di Indonesia:
1. Rusdi Kirana dan Kusnan Kirana – Lion Air Group
Rusdi dan sang kakak Kusnan Kirana dikenal sebagai pendiri Lion Air , maskapai penerbangan bertarif murah yang beroperasi sejak 1999. Adapun, sumber kekayaannya berasal dari sejumlah maskapai yang berada di bawah Lion Air Group, mulai dari Lion Air, Batik Air, Wings Air, Malindo Air hingga Thai Lion Air.
Jangkauan penerbangannya pun tak hanya di kota-kota domestik melainkan sampai ke negeri jiran seperti Singapura, Penang, Kuala Lumpur, Ho Chi Minh, dan Seoul.
Baca Juga
Teranyar, keluarga Kirana juga santer dikabarkan punya andil dalam pendirian maskapai penerbangan baru, Super Air Jet.
Untuk terus memperluas jaringan usahanya, Lion Air Group pun memiliki bisnis ekspedisi yang bernama Lion Parcel yang didirikan sejak 14 Februari 2013 guna melayani first, middle, dan last mile baik untuk pengiriman domestik maupun internasional serta bisnis perhotelan Lion Hotel & Plaza yang berlokasi di Manado.
Tak heran, apabila pada 2019 hingga 2020, nama Rusdi Kirana dan kakaknya yakni Kusnan Kirana, menduduki peringkat ke-38 dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes, dimana harta kekayaannya per 2019 mencapai US$835 atau setara dengan Rp12,6 triliun.
2. Susi Pudiastuti – Susi Air
Susi Pudiastuti merupakan pemilik dari Susi Air. Sebelum diangkat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi merupakan pengusaha di bidang penerbangan lewat PT ASI Pudjiastuti Aviation (Susi Air.
Didirikan pada tahun 2004, Susi Air mulai beroperasi dengan 2 pesawat pada bulan Desember 2004 di Medan sebagai tanggapan atas gempa bumi dan tsunami yang menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut.
Sejak saat itu, pada tahun 2006 Susi Air mulai mengembangkan rute terjadwal yang berbasis di Medan, Banda Aceh, Padang, Dabo, Bengkulu, Jakarta, Pangandaran, Palangkaraya, Samarinda, Tarakan, Malinau, Kupang, Masamba, Manokwari, Biak, Nabire, Timika, Jayapura, Wamena, dan Merauke.
3. Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim – Sriwijaya Air Group
Melansir dari situs resminya, PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 10 November 2003.
“Ini adalah perusahaan keluarga, di dalamnya ada kakak saya, Hendry Lie, dan adik-adik saya Andi Halim serta Fandy Lingga. Jadi, berkat dorongan dan dukungan merekalah, saya bisa mencapai seperti saat ini. Dan yang tidak boleh saya lupakan adalah para founding father perusahaan ini. Selain kami bersaudara, juga ada Pak Sunaryo, Pak Johannes, dan beberapa orang lain,” kata Chandra Lie dikutip dari Bisnis, Rabu (08/2/2023).
Sriwijaya Air memulai bisnis dengan satu Boeing 737-200. Beberapa tenaga ahli yang turut merintis berdirinya Sriwijaya Air adalah Supardi, Capt. Kusnadi, Capt. Adil W, Capt. Harwick L, Gabriella, Suwarsono dan Joko Widodo.
Chandra Lie juga resmi memperkenalkan NAM Air kepada publik pada 26 September 2013. Maskapai ini merupakan bagian dari Sriwijaya Air Group yang melayani penerbangan untuk wilayah terbang yang lebih kecil sebagai pengumpan (feeder).
4. BUMN
Garuda Indonesia menjadi salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Adapun, PT Citilink Indonesia adalah anak perusahaan Garuda Indonesia, didirikan berdasarkan Akta Notaris Natakusumah No. 01 tanggal 6 Januari 2009.
Saat ini Garuda Indonesia Group mengoperasikan sebanyak 169 pesawat yang menerbangi 76 rute domestik dan internasional dengan lebih 600 frekuensi penerbangan setiap harinya. Sebagai anggota aliansi SkyTeam, Garuda Indonesia juga terhubung dengan sistem 19 maskapai anggota lainnya yang dapat melayani penumpang untuk terbang ke lebih dari 1052 destinasi di 177 negara.
Tidak hanya itu, Pelita Air Service atau biasa disingkat menjadi PAS, adalah anak usaha dari Pertamina yang juga BUMN dengan mengambil cerbuk bisnis di bidang penerbangan.
5. China Aircraft Leasing Group Holdings Limited – TransNusa
PT TransNusa Aviation Mandiri, biasa disingkat TransNusa, adalah maskapai penerbangan domestik Indonesia yang melayani wilayah timur Indonesia, terutama Nusa Tenggara dan Sulawesi bagian selatan.
Basis utamanya adalah Bandara El Tari, Kupang. Diluncurkan pada Agustus 2005 melayani berbagai tujuan dari Kupang, Timor, menggunakan pesawat carteran dari Pelita Air dan Trigana Air Service.
Dilansir dari Aviacionline, Rabu (08/2/2023). Saat ini, China Aircraft Leasing Group Holdings Limited (CALC), anak perusahaan dari China Everbright Group mengendalikan maskapai dengan 49 persen kepemilikan saham.