Bisnis.com, BANDUNG — Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Barat I menggelar acara Gebyar Apresiasi Pajak 2023 di Trans Luxury Hotel, Bandung, Senin (20/3/2023) malam.
Kepala Kanwil DJP Jawa Barat I Erna Sulistyowati mengatakan, Gebyar Apresiasi Pajak digelar sebagai apresiasi atas pencapaian-pencapaian yang didukung oleh berbagai pihak.
Setidaknya ada 5 sektor yang memberikan kontribusi pajak terbesar pada 2022 lalu diantaranya Industri Pengolahan 27,45%, Perdagangan Besar dan Eceran 23,61%, Kegiatan Jasa Lainnya 10,54%, Administrasi Pemerintahan dan Jaminan Sosial Wajib 12,69%, dan Jasa Keuangan dan Asuransi 5,03% dengan total kontribusi sebesar 79,29% dengan pertumbuhan 42,14%.
Ada pula penghargaan pada 10 wajib pajak perseorangan yang didominasi oleh sosok tajir di Jawa Barat. Penghargaan ini diberikan kepada mereka yang taat pajak sebagai bentuk apresiasi. Siapakah mereka?
Berikut daftar 10 konglomerat di Jawa Barat yang tercatat taat pajak:
1. Junus Jen Suherman
Junus adalah salah satu pendiri Bank Fama. Namanya mulai dibicarakan media saat saham terbesarnya di Bank Fama dilego pada Elang Media Visitama (EMV), Singtle dan Grab. Fama kini berubah menjadi bank digital bernama Super Bank pada awal 2023.
Baca Juga
Dari informasi yang dihimpun Bisnis, Junus merupakan alumni jurusan Business Administration dari perguruan tinggi di California, Amerika, yang resmi mendapat gelarnya pada 1981.
Sebelum duduk sebagai Komisaris Utama Bank Fama yang berdiri 1993, dia sempat menduduki kursi presiden direktur di dua perusahaan berbeda, yakni PT Famatex dan PT Bandung Sakura Textile Mills (BSTM).
2. Widjaja Trisna
Widjaja Trisna merupakan salah satu pemegang saham terbesar raksasa tekstil PT Kahatex.
Perusahaan yang didirikan oleh Liang Hua Song pada 1979 ini, kini memiliki tiga pabrik yakni Cijerah, Cimahi; Rancaekek, Sumedang; dan Solokan Jeruk, Majalaya. Total pekerja yang dimiliki perusahaan sedikitnya mencapai 48.000 orang.
3. Song Wen Shyang
Sama seperti Widjaja, Wen Shyang adalah pemegang saham terbesar di PT Kahatex yang memiliki pasar ekspor di lebih dari 80 negara.
4. Ninik Sunarya
Ninik Sunarya adalah pemilik PT Farin Industri Nusantara (PT FIN). Usahanya bergerak dalam pemenuhan peralatan untuk Polri seperti helm pengaman, rompi anti peluru, hingga tameng.
Produk perusahaan yang pabriknya berada di Kabupaten Bandung Barat ini sudah menembus ke sejumlah negara.
Dikutip dari laman KKIP, Rompi anti peluru dan helm anti peluru buatan FIN sudah dipakai di Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei, dan Vietnam.
5. Huang Kuenjeng
Huang masih bagian dari raksasa Kahatex. Di Kahatex Huang adalah salah satu pemilik saham
6. Jahja Santoso
Jahja Santoso merupakan pengusaha farmasi dari Sanbe Farma. Melansir dari situs resminya, Sanbe Farma berdiri pada tahun 1974 di Jawa Barat.
Beberapa produk yang berhasil dipasarkan dan mendapat kesuksesan besar di pasaran adalah Sanaflu, Neosanmag dan Otede.
7. Sabana Prawira Widjaja
Sabana adalah anak dari Ahmad Prawirawidjaja, pendiri dan pemilik perusahaan Ultrajaya.
Dia kini menjadi pemegang saham tertinggi perusahaan yang sukses dengan produk Teh Kotak hingga Susu Ultra ini.
8. Dewi Janti
Dewi Janti juga merupakan salah satu pemegang saham Bank Fama sebelum dilego ke Emtek. Ia adalah pemilik saham terbesar setelah Junus Jen Suherman
9. Edi Susanto
Edi Susanto adalah pemilik 1.704.285.876 lembar saham Bank Fama yang juga dijual ke Emtek. Edi, merupakan pemegang saham kedua terbesar Bank yang kini menjadi Super Bank tersebut.
10. Simon Koshan
Simon merupakan pengusaha tekstil. Pabriknya PT Sinar Mandiri Texindo di Kabupaten Bandung memproduksi kain interior skala ekspor.