Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pujian CEO Apple untuk China di Tengah Perseteruan AS-China

CEO Apple dan CEO TikTok menghadapi perlakuan yang berbeda di tengah konflik AS dan China soal pelarangan TikTok
CEO Apple Tim Cook/apple.com
CEO Apple Tim Cook/apple.com

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah memanasnya hubungan China dan AS soal pelarangan TikTok. Justru, Apple, perusahaan teknologi raksasa Amerika memperlihatkan sikap positif terhadap kerja samanya dengan banyak pemasok di China.

CEO Apple Tim Cook memuji industri manufaktur negara tersebut atas inovasinya yang cepat sembari menyoroti soal kontrak jangka panjang dengan pembuat iPhone AS ini. 

“Kami memiliki rantai pasokan yang sangat besar di Tiongkok. Kami juga memiliki App Store yang berkembang pesat,” katanya dalam sambutan China Development Forum dilansir dari China Daily, Sabtu (26/3/2023). 

Dirinya mengungkapkan sangat senang bisa kembali ke China setelah pemerintah mencabut kebijakan nol-Covid pada 7 Desember 2022. 

Kunjungan Cook tentu membuat heran beberapa kalangan. Selain saat ini AS dan China sedang terlibat pertarungan teknologi. Sebelumnya, Apple memutuskan untuk mengalihkan basis produksi perangkatnya yang selama ini dilakukan di China ke India. 

Sebagai informasi, Foxconn Technology Group mitra terbesar Apple dan produsen komponen iPhone mengumumkan rencana investasinya sekitar US$700 juta atau setara dengan Rp10,6 triliun untuk pabrik baru Apple di India pada Jumat (3/3/2023). 

Keputusan ini sekaligus menjadi peralihan manufaktur dari China, akibat ketegangan antara Washington dan Beijing yang meningkat serta Apple telah melihat ke India sebagai basis produksi alternatif yang potensial.

Ini jelas kontras dengan unggahan media China Weibo, di mana Cook terlihat ceria ketika berswafoto bersama sejumlah pelanggan dan staf di toko Apple di distrik perbelanjaan Sanlitun pada Jumat (24/3/2023). 

Unggahan itu hanya muncul sehari setelah CEO TikTok Shou Zi Chew menghadapi kritik tajam anggota parlemen Amerika Serikat (AS) di sidang kongres AS pada Kamis (23/3/2023)

Media pemerintah China Global Times dengan cepat menangkap perbedaan yang tampak antara pengalaman kedua CEO tersebut.

“CEO TikTok dikepung di sidang AS, sementara CEO Apple disambut dengan antusias oleh orang-orang di toko andalannya di China. Ini menunjukkan China adalah negara yang benar-benar mempraktikkan perdagangan yang adil dan bebas,” tulis Global Times yang dikelola negara dengan mengutip komentar seorang netizen.

Sejauh ini, pemerintahan Biden memang telah menuntut agar pemilik TikTok di China melepaskan saham mereka di aplikasi video populer itu atau menghadapi kemungkinan adanya larangan AS pada 15 Maret 2023. 

Pasalnya, TikTok dituduh mengancam keamanan nasional karena bisa membagikan data pengguna ke pemerintah China

Tindakan ini pun ditolak tegas oleh Kementerian perdagangan China yang mengatakan adanya penjualan paksa TikTok akan "sangat merusak" kepercayaan investor global di Amerika Serikat.

Pasar iPhone di China 

Sementara itu, Apple dilaporkan telah memikirkan kembali sejauh mana hubungannya dengan China.

Rantai pasokan perusahaan itu sempat terganggu oleh aturan pembatasan yang ketat akibat Covid-19 sehingga menimbulkan protes keras atas upah di pabrik perakitan iPhone terbesar di dunia di kampus Foxconn di provinsi Henan, China.

Di tengah masalah ini, dan ketidaksepakatan perdagangan yang lebih luas antara Washington dan Beijing, Apple dilaporkan telah melihat India sebagai pusat manufaktur alternatif potensial untuk iPhone 14.

Namun, banyak analis mengatakan bahwa meskipun Apple dapat menambah keragaman pada basis pasokannya, Apple kemungkinan akan terus bergantung pada China untuk waktu yang lama.

Meski begitu, Cook mengatakan India adalah pasar yang sangat menarik dan fokus utama untuk Apple yang mencatat dua digit sangat kuat dari tahun ke tahun menunjukkan minat yang tinggi untuk memperluas produksi di negara Asia Selatan.

Sementara itu  ketegangan AS-Tiongkok yang terus meningkat ternyata berbanding lur dengan kondisi perdagangan barang bilateral antara kedua negara naik menjadi US$690,6 miliar 2022. 

Menurut Biro Analisis Ekonomi AS, ekspor ke China meningkat sebesar US$2,4 miliar menjadi US$153,8 miliar, sementara impor produk China naik sebesar US$31,8 miliar menjadi US$536,8 miliar.

Ahli berpendapat, itu artinya gagasan untuk memisahkan ekonomi (decoupling) AS dan China sejak 2019 hanyalah wacana yang tidak terwujud dalam realitas perdagangan di lapangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper