Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis di kategori makanan dan minuman (F&B) tetap menarik bagi banyak pengusaha pemula, terutama dengan adanya tren pasca covid-19.
Para pengusaha muda kini cenderung menciptakan produk F&B yang lebih inovatif dan kreatif, baik dalam kemasan maupun format restoran.
Menurut Dewan Komisioner DSC Season 14 Helmy Yahya lebih dari 40 persen bisnis F&B menjadi pilihan bagi masyarakat yang ingin berwirausaha.
“Pascacovid ini justru membuka banyak peluang ya. Misalnya, masyarakat kini mulai suka dengan makanan organik, sehat. Bahkan, urusan climate change mulai dielaborasi oleh F&B,” ujarnya.
CEO MAKA Group Andanu Prasetyo sepakat soal bagaimana banyaknya pengusaha baru yang memilih untuk memulai bisnis di kategori F&B karena model bisnisnya yang mudah dipahami dari awal hingga akhir.
Dia juga setuju dengan semakin banyaknya pengusaha baru di sektor F&B, ukuran pasar bisnis ini juga semakin besar.
Baca Juga
“Munculnya lebih banyak pengusaha baru di industri F&B, jumlah produk dan layanan yang ditawarkan juga meningkat. Hal ini menciptakan variasi yang lebih besar dalam pilihan konsumen dan berkontribusi pada pertumbuhan pasar secara keseluruhan,” jelasnya.
Pria yang kerap disapa Tyo itu juga menekankan pentingnya mencari diferensiasi produk, membangun merek yang kuat, dan memiliki narasi yang kuat dalam bisnis F&B.
Dalam persaingan yang semakin ketat, faktor-faktor ini menjadi kunci untuk menarik perhatian konsumen, membedakan diri dari pesaing, dan berhasil di pasar yang semakin besar.
“Sekarang tuh orang mulai bertanya seperti apa sih asal usul minuman gue. Nah, jadi itu storytelling juga menjadi salah satu unsur ya,” tutur pria tersebut yang juga merupakan Founder Toko Kopi Tuku.
Sektor Bisnis yang Mengalami Penurunan
Sementara itu, saat disinggung soal bisnis apa yang mengalami penurunan, Helmy menyatakan bisnis startup mengalami penurunan dan banyak yang mulai gulung tikar sejak 2022.
Baginya, sejumlah bisnis rintisan atau startup mengalami kesulitan dan tidak mampu bertahan dalam persaingan bisnis.
Penurunan bisnis startup bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti persaingan yang sengit di pasar, kurangnya pendanaan yang memadai, kegagalan dalam mengembangkan model bisnis yang berkelanjutan, atau kurangnya penerimaan pasar terhadap produk atau layanan yang ditawarkan oleh startup.
“Meski beberapa ada yang terus jalan, seperti salah satu edutech. Tapi, kan porsian keberhasilan itu sedikit. Maka penting apabila berbisnis itu memperhatikan visi misi dan sistem operasinya. Jangan latah,” tutur Helmy.
Pemberian Hibah hingga Rp2,5 Miliar
Sebagai informasi, Diplomat Success Challenge (DSC) yang hadir sebagai Ekosistem dan kompetisi wirausaha terbesar di Indonesia ini memang terus menjadi ‘rumah’ bagi para challengers yang berhasil mendapatkan hibah modal usaha.
Kali ini, DSC Season 14 menambah hibah modal usaha sebesar Rp2,5 miliar, sehingga dapat mendukung perkembangan bisnis para wirausaha muda dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Founding Father dan Ketua Dekom DSC, Surjanto Yasaputera dalam acara kick-off sekaligus peluncuran resmi movement DS menyampaikan selain fokus pada karya untuk Indonesia, DSC Season 14 juga memberikan perhatian pada pemanfaatan bahan-bahan lokal.
Melalui inovasi, generasi muda diharapkan mampu memberikan nilai tambah bagi produknya, juga berkomitmen kuat terhadap keberlanjutan.
“Setelah mendapatkan dana hibah, nantinya para pengusaha pemula ini mendapat pendampingan selama dua tahun dari para mentor DSC,” tutupnya.