Bisnis.com, JAKARTA - Namanya berbisnis pasti pernah ada dalam posisi untung maupun rugi. Namun, bagaimana jika rugi ketika terlalu banyak melakukan ekspansi?
Hal ini yang dialami perusahaan pemegang hak waralaba restoran Pizza Hut, PT Sarimelati Kencana Tbk yang membukukan kerugian pada semester I/2023 hingga Rp45,12 miliar atau melejit 691 persen daripada periode yang sama tahun sebelumnya.
Salah satu yang menjadi penyebab rugi yang membengkak adalah oleh beban pembukaan gerai baru 2022 yang mencapai 82 unit.
Oleh karena itu, emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham PZZA ini mengerem ekspansinya tahun ini dengan baru membuka 3 gerai baru pada semester I/2023, masing-masing berlokasi di Bandung, Pangkalan Bun, dan di Tangerang.
Sejarah Pizza Hut
Sebagai rantai restoran yang berbasis di Amerika, Pizza Hut pertama kali didirikan di Wichita Kansas oleh kakak beradik Dan dan Frank Carney pada 1958 dengan modal US$600 yang dipinjam dari ibunya.
Karena disukai banyak orang, restoran pizza ini begitu terkenal di Amerika Serikat hingga dengan cepat membuka banyak cabang setelah dibuka. Dalam enam bulan beroperasi, Pizza Hut sudah langung punya enam cabang.
Baca Juga
Dari sejak awal beroperasi hingga saat ini Pizza Hut sudah resmi menjadi perusahaan pizza terbesar di dunia dengan memiliki lebih dari 19.000 cabang yang tersebar di lebih dari 100 negara.
Walaupun sudah menjadi yang terbesar di dunia, tak juga menjamin bisnisnya selalu lancar. Pada 2020, Pizza Hut sempat mengumumkan menutup sekitar 300 restorannya karena salah satu mitranya NPC International mengalami bangkrut.
Pizza Hut Indonesia
Pizza Hut pertama kali muncul di Indonesia pada 1984 di gedung Djakarta Theater. Restoran pizza ini pertama kali berdiri di Indonesia di bawah PT Sarimelati Kencana Tbk.
Perusahaan ini mengelola merek Pizza Hut di Indonesia atas kerja sama dengan waralaba Yum! Asia Franchise, yang merupakan grup pemilik waralaba sejumlah merek restoran cepat saji terkemuka, seperti KFC dan Taco Bell.
Dalam waktu singkat Pizza Hut Indonesia sudah menyebar, dan hingga kini punya lebih dari 500 outlet di seluruh Indonesia. Setelah berdiri 20 tahun, pada 2004 perusahaan Sarimelati Kencana diakuisisi oleh PT Sriboga Raturaya, salah satu produsen tepung terigu raksasa di Indonesia.
Sosok di Balik Sriboga Raturaya, Pemilik Pizza Hut Indonesia
Di belakang suksesnya perkembangan Pizza Hut Indonesia, ada pemilik perusahaan PT Sriboga Raturaya yang mengakuisisi Sarimelati Kencana hingga membawanya menjadi perusahaan publik.
Pada 2004, nama Alwin Arifin membeli merek Pizza Hut Indonesia. Alwin Arifin merupakan seorang pengusaha dan merupakan pemilik Daniprisma Group bersama saudara-saudaranya. Perusahaan tersebut merupakan konglomerasi di bidang perdagangan tepung terigu, properti, makanan, dan peternakan.
Alwin Arifin merupakan anak dari Bustanil Arifin dan R.Ay. Suhardani. Ayahnya pernah menjabat sebagai Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia pada masa Orde Baru. Sedangkan ibunya seorang ibu rumah tangga yang juga mengembangkan usaha peternakan sapi.
Alwin mengenyam pendidikan tinggi di Pepperdine University, Amerika Serikat. Dia kemudian memulai karirnya bidang drilling minyak pada 1986. Namun, tak lama bekerja di bidang tersebut, Alwin memutuskan terjun ke bisnis penjualan tepung terigu produksi Bogasari hingga kemudian mendirikan pabrik sendiri.
Setelah usahanya berkembang, dia didapuk sang ayah untuk membentuk holding perusahaan keluarga di bawah Daniprisma Group, PT Sriboga Raturaya. Hingga saaat ini dia menjabat sebagai direktur utama PT Sriboga Raturaya yang membawahi salah satu produsen terigu di Indonesia, Sriboga Flour Mill.
Selain berbisnis di bidang produksi terigu, Alwin kemudian juga mengembangkan bisnisnya ke industri makanan, seperti menjadi pemilik waralaba Pizza Hut di Indonesia. Pada 2004, saat krisis moneter, Alwin memutuskan membeli Pizza Hut dari uang yang harusnya digunakan untuk bayar cicilan bisnis lainnya ke bank, namun bank tujuannya mengalami pembekuan.
Tak hanya menjadi pemilik Pizza Hut Indonesia, Alwin juga turut memegang sejumlah merek restoran ternama seperti Marugame, dan produsen roti Sriboga Bakeries Integra.
Di bawah perusahaan milik Alwin, Pizza Hut bisa terus berkembang hingga pada 2007 Pizza Hut Indonesia melebarkan sayap dengan mengeluarkan Pizza Hut Delivery (PHD), yang khusus untuk melayani pesan antar dan pesanan dibawa pulang.
Atas kesuksesannya, Sarimelati Kencana kemudian resmi melantai di bursa pada 23 Mei 2018 dengan memiliki kode saham PZZA.
PZZA melaksanakan IPO dengan menawarkan 604,38 juta saham dengan harga Rp1.100 per saham dan berhasil mengumpulkan dana Rp664,8 miliar. Setelah IPO tersebut, perusahaan Alwin Sriboga Raturaya menggenggam saham Sarimelati Kencana sebanyak 64,79 persen.