Bisnis.com, JAKARTA – Mi instan adalah salah satu makanan yang sudah dikenal hampir di seluruh dunia saat ini. Namun, siapakah penemu makanan populer ini?
Dia adalah Momofuku Ando, yang lahir di Taiwan pada 5 Maret 1910 ketika negara ini masih menjadi bagian dari Kekaisaran Jepang.
Dia adalah pengusaha Jepang kelahiran Taiwan yang mendirikan Nissin Food Products dan menciptakan mi instan pertama di dunia.
Ando terlahir dengan nama Go Pek-Hok dan keluarganya berasal dari Hokkian. Setelah kehilangan kedua orang tuanya di usia muda, dia tinggal bersama kakeknya di toko tekstil dan kemudian menggunakan warisan ayahnya untuk memulai bisnisnya sendiri.
Setelah Perang Dunia II, Ando harus memilih antara menjadi warga negara Republik Tiongkok atau kewarganegaraan Jepang. Pada akhirnya dia mengambil kewarganegaraan Republik Tiongkok.
Baru setelah menikah dengan istri keduanya, dia menggunakan nama Ando yang mengikuti nama istrinya. Melalui pernikahan itu pula dia kemudian menjadi warga negara Jepang.
Baca Juga
Penemuan Ramen Instan/Mi Instan
Setelah Perang Dunia II, Ando melihat ransum yang diberikan kepada orang Jepang yang kelaparan adalah ransum berisi roti. Namun, dia percaya bahwa orang-orang akan lebih kenyang dengan makanan tradisional Jepang seperti mi.
Kemudian Ando terinspirasi untuk membuat ramen instan hingga pada 25 Agustus 1958, Ando (48 tahun) meluncurkan produk mi instan yang diberi nama Chicken Ramen. Kuah mi dibuat dari sup kaldu ayam sehingga disebut Chicken Ramen.
Mi ini hanya perlu diletakkan di dalam mangkuk dan disiram air panas sebelum dapat dimakan. Harga Chicken Ramen ini pun masih terbilang mahal untuk saat itu. Namun karena kepraktisannya sebagai makanan instan, produk mi buatannya kemudian menjadi populer.
Dia mendapatkan inspirasi saat melihat istrinya menggoreng tempura dan memutuskan untuk menggunakan teknik yang sama untuk mi. Setelah penemuan ini, dia mengubah nama perusahaannya menjadi Nissin Foods dan berfokus pada produksi makanan.
Pada 1963, saham Nissin Foods akhirnya mulai diperjualkan di Bursa Saham Tokyo dan Bursa Saham Osaka.
Pemasaran Mi Instan ke Amerika Serikat
Untuk memasarkan produk mi instannya ke seluruh Asia tidaklah suit, karena masakan dan budaya di seluruh Asia yang cukup mirip. Namun, Ando mengalami kesulitan ketika dia mencoba untuk memasarkan produknya di pasar Amerika Serikat.
Hal ini dikarenakan orang Amerika tidak memiliki kebiasaan makan mi, karena asupan karbohidrat utama mereka adalah kentang dan roti. Selain itu, orang Amerika menggunakan piring untuk makan, bukan mangkuk.
Untuk mengatasi masalah ini, Ando melihat bahwa kopi instan dalam cangkir styrofoam sedang naik daun kala itu, sehingga dia memutuskan untuk menempatkan mienya dalam cangkir styrofoam dengan semua mi dan bubuk perasa yang sudah ada di dalamnya.
Karena dia tahu bahwa orang Amerika tidak memiliki kebiasaan merebus air, maka petunjuk pada "mie gelas" itu tertulis untuk menambahkan air dingin dan memasukkannya ke dalam microwave selama 3-5 menit. Hal terakhir yang dia lakukan adalah memendekkan mi agar lebih mudah dimakan menggunakan garpu.
Pabrik Nissin pertama di luar negeri didirikan di California pada tahun 1970. Kemudian pada 18 September 1971, Nissin meluncurkan produk Cup Noodles sebagai mi instan dalam gelas polistirena yang pertama di dunia. Setelah mulai diterima di Amerika Serikat, penjualan Cup Noodles kemudian diperluas ke seluruh dunia.
Meninggal dunia
Momofuku Ando menutup usia ketika dia berumur 96 tahun di sebuah rumah sakit di Osaka, Jepang karena gagal jantung. Ando meninggalkan seorang istri bernama Masako, dua anak laki-laki dan seorang anak perempuan.
Pada hari dimuatnya berita kematian Ando, surat kabar The New York Times edisi 9 Januari 2007 memuat tajuk rencana berjudul Appreciations Mr. Noodle yang berisi pujian atas penemuannya, "Mi instan telah meletakkan Ando di tempat yang abadi dalam sejarah kemajuan umat manusia".
Upacara pemakaman dilangsungkan di Kyocera Dome Osaka, 27 Februari 2007. Upacara pemakaman ini dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Yasuhiro Nakasone dan dihadiri 6.500 orang pelayat dari kalangan industri dan politik, termasuk mantan Perdana Menteri Junichiro Koizumi.