Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Shinta Nurfauzia, Lulusan Hukum yang jadi Suksesor 'Lemonilo' Mi Instan Sehat Terbaik di Asia Pasifik

Shinta Nurfauzia sukses memimpin brand mie instan ‘Lemonilo’ yang masuk ke Top 100 Ranking dengan pertumbuhan tertinggi di Asia Pasifik.
Shinta Nurfauzia/Instagram
Shinta Nurfauzia/Instagram

Bisnis.com, JAKARTA - Shinta Nurfauzia menjadi pemimpin wanita yang berhasil mengantarkan perusahaan rintisannya, yakni Lemonilo masuk ke dalam jajaran 100 perusahaan teratas di wilayah Asia Pasifik. 

Berkat tangan dingin dari pengusaha wanita, kinerja Lemonilo berhasil masuk ke dalam penilaian yang disusun oleh EY (Ernst & Young), di mana pihaknya berada di posisi ke-86 dalam jajaran 100 perusahaan terbaik dengan pertumbuhan bisnis yang cepat. 

Sebagai founder dan juga CEO dari Lemonilo, dirinya memang muncul sebagai pembeda dari ketatnya persaingan bisnis mi instan di pasaran. Melalui PT Lemonilo Indonesia Sehat, dirinya berusaha mengimbangi pasar dengan menyajikan pilihan mie dengan citra produk yang menyehatkan.

Lantas, seperti apa sosoknya? 

Shinta yang menjadi salah satu pendiri Lemonilo, lahir pada tanggal 13 Juni 1988. Sebagai anak yang berasal dari keluarga dengan pemikiran yang liberal, terutama ibunya yang memainkan peran penting dalam membentuk pilihan hidup Shinta. 

“Saya itu SD sampai SMA di Jakarta. Saya tipikal achievement oriented. Ibu saya itu lulusan hukum yang jadi pengusaha,” ujarnya dalam kanal Youtube Endgame yang dikutip pada Senin (22/5/2023). 

Melansir dari Linkedin, dirinya merupakan lulusan hukum dari Universitas Indonesia dan master di Harvard Law School. 

Seolah mengikuti jejak sang Ibu yang juga merupakan pengusaha, membuat jiwa bisnisnya telah terasah sedari kecil. Terbukti, bagaimana dirinya memulai bisnis pertama pada usia 14 tahun dengan berjualan pancake. 

“Bahkan, setelah saya selesai S1, saya mulai merintis karier sebagai pengacara, Sementara, di S2 hampir jadi konsultan di World Bank,” ujarnya. 

Hal tersebut kian berlanjut saat dirinya bergelut dengan profesi pengacara. “Selama lima tahun, saya tetap memiliki bisnis sampingan,” ujarnya. 

Perjalanan kewirausahaan Shinta benar-benar dimulai ketika ia menjadi salah satu pendiri Konsula, sebuah startup med-tech.

“Jadi saya bertemu dengan Johannes Ardiant itu di lomba skala kampus Harvard lomba startup. Sementara Ronald Wijaya itu rekan yang sebelumnya dikenalkan oleh teman saya,” ungkapnya. 

Shinta yang saat itu berada di Amerika, akhirnya memutuskan kembali ke Indonesia pada tanggal 26 Agustus 2015, dengan tujuan untuk menciptakan startup di sektor kesehatan yang bernama Konsula, sebuah direktori dokter. 

“Kita melihat saat itu jumlah dokter timpang. Tapi, sepertinya usaha itu tidak menemukan pasar dan berakhir gagal,” ujarnya. 

Meski dengan merintis Konsula, mereka bertiga mengalami kegagalan. Ternyata, titik itulah yang menjadi cikal bakal dari e-commerce makanan kesehatan. 

Memiliki kesamaan visi, misi, dan tujuan, Shinta bersama Johannes dan Ronald pun lantas mengubah arah bisnis atau yang sering disebut dengan pivot dengan nama 'Lemonilo'

“Pemilihan nama ini dimulai dengan kita melakukan survei sederhana menggunakan Google Form dengan melibatkan 300 responden. Sampai akhirnya dapat nama itu,” ujar wanita mantan pengaara tersebut. 

Shinta Nurfauzia lemonilo
Shinta Nurfauzia lemonilo

Jatuh Bangun dalam Merintis Bisnis Mi Instan

Tiap bisnis tentu mengalami tantangan, begitu pula Shinta dan Lemonilo. Awalnya, mereka memang ingin menjual produk dari UMKM tersebut melalui platform mereka. Namun, mereka menghadapi kendala ketika berkomitmen untuk bekerja dengan pemasok produsen asli. 

Di mana, pabrikan tersebut terus menolak kerjasama, padahal pasar masih membutuhkan produk yang diinginkan oleh konsumen.

Tak hanya itu, sejumlah pihak bahkan meremehkan. Hal tersebut lantaran, untuk membangun bisnis mi intan dan bisa menembus pasar Indonesia, haruslah lewat pabrik besar. 

"Ya dulu sekedar modal mesin aja kita enggak ada. Jadi aku bersama founders lain nempelin stiker satu-satu. Banyak yang bilang ini enggak sukses, tapi kita buktikan," ujarnya. 

Sampai akhirnya, dari sejumlah penolakan dan cemoohan yang mereka hadapi, Shinta sekan merasa ditantang untuk bisa menciptakan dan memperbaiki produknya tersebut.

“Jadi kita kembangkan produk alami yang full baked itu berdasarkan feedback itu baru di 2017. Artinya satu tahun ya,” ungkapnya. 

Pepatah usaha tak mengkhianati hasil, sepertinya berlaku untuk Shinta dan kedua rekannya. Pasalnya, pada tahun pertama, kurang lebih dari sebulan, pesanan bisa habis hingga kurang lebih 1.000 bungkus. 

Bisnisnya pun kian mengalami pertumbuhan. Dari sana, Shinta kian optimistis untuk bisa mengembangkannya ke skala yang lebih besar. 

Melansir dari Bisnis  Unifam yang kini juga bermitra dengan PT Lemonilo Indonesia Sehat pun mulai membidik negara tujuan ekspor meliputi 20 negara di berbagai benua, seperti seperti Amerika, Afrika serta Asia-Pasifik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper